Si Bunga Langka
Panggung menggambarkan suasana ruang pameran flora di sebuah Mall besar di pusat kota, terlihat beberapa orang mengerumuni sebuah tanaman langka, yang di taruh di sebuah pot bunga besar dari porselin mahal bergambar bunga-bunga tulip kecil berwarna merah cerah dan putih. Di kiri kanan dua orang penjaga stand berpakaian serba merah mendampingi ”Si Bunga Langka”. Di samping kanan terlihat beberapa bunga pula yang menghiasi ruang pamer tersebut.
Ibu 1 : ”Oh... bunga yang indah!”
Ibu 2 : ”Alangkah menakjubkannya tanaman ini!”
Ibu 3 : ”Lihatlah warnanya memancarkan cahaya berkilauan”
Ibu 4 : ” Seandainya bisa kumiliki”
Ibu 5 : ”Rumahku akan semarak dengan hadirnya bunga langka ini”
Ibu 6 : ” Ai... kelopaknya seputih salju dari Paris”
Ibu 7 : ” Batangnya yang hijau kokoh mengajak kita untuk terpana!”
Ibu 8 : ”Wahai.... bagaimana ini hati berdebar-debar memandangnya!”
Ibu 2 : ” Aku harus tanya berapa harganya?”
Ibu 5 : ” Aku bayar lebih mahal dari siapapun”
Ibu 3 : ”Hati ini tidakkan rela bila dibeli oleh siapapun juga!”
Ibu 4 : ” Hanya aku yang berhak memiliki!”
Ibu 8 : ” Aku tak boleh mati tanpa memilikinya”
Ibu 1 : ” Indahnya tak tergantikan oleh seluruh isi pameran”
Ibu 6 : ” Snow White Kau harus ikut denganku!”
Tiba-tiba anak dalam gendongan ibu 5 dan ibu 7 lepas dan saling berkejaran hingga menjatuhkan pot bunga porselin tersebut, ”Bunga Langka” akhirnya terinjak-injak oleh kaki- kaki mungin bocah usia lima tahun yang saling berkejaran tersebut. Semua pengunjung hanya menjerit ”Ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo!”
Dan membubarkan diri dari kerumunan, selanjutnya berkerumun di sebuah stand bunga Abturium yang besarnya mencapai langit-langit rumah.
Ibu 1 : ”Oh... bunga yang tinggi!”
Ibu 2 : ”Alangkah menakjubkannya tanaman ini!”
Ibu 3 : ”Lihatlah warnanya memancarkan cahaya berkilauan”
Ibu 4 : ” Seandainya bisa kumiliki”
Ibu 5 : ”Rumahku akan semarak dengan hadirnya bunga tinggi ini”
Ibu 6 : ” Ai... kelopaknya seputih salju dari Paris”
Ibu 7 : ” Batangnya yang hijau kokoh mengajak kita untuk terpana!”
Ibu 8 : ”Wahai.... bagaimana ini hati berdebar-debar memandangnya!”
Ibu 2 : ” Aku harus tanya berapa harganya?”
Ibu 5 : ” Aku bayar lebih mahal dari siapapun”
Ibu 3 : ”Hati ini tidakkan rela bila dibeli oleh siapapun juga!”
Ibu 4 : ” Hanya aku yang berhak memiliki!”
Ibu 8 : ” Aku tak boleh mati tanpa memilikinya”
Ibu 1 : ” Indahnya tak tergantikan oleh seluruh isi pameran”
Ibu 6 : ” Snow White Kau harus ikut denganku!”
(Karya Seni Asiati by Bunda NaRa)