Hari kedelapan di Wisma Atlet
Selasa, 29 Desember 2020
Hari ini sudah memasuki hari kedelapan kami di Wisma Atlet. Rutinitas yang sama dan berulang sepanjang hari membuat kebosanan melanda. Padahal kalau di rumah yah sama saja sih tetapi bisa berkumpul dengan keluarga tercinta itu yang utama. Pagi-pagi seperti biasa sesendok madu sudah masuk ke tengorokan agar memaniskan hidup selama di isolasi, eaaaaaaa... manisnya hidup kita yang tentukan.Kalimat bijak yang bisa diterapkan selama isolasi di Wisma Atlet. Pagi ini seperti baisa makana pagi sudah siap. Walau kata sebagian pasien makanannya ga bikin selera, bagiku makanan itulah yang mengantarkan aku utuk sembuh dari Covid. Gegara covid ini beragam jadwalku berantakan. Boro-boro mau libuaran, mau ikut kegiatan dengan teman-teman saja jadi terlepas semua.
Pagi-pagi ada telepon dari Halodoc tetapi dokter itu menyapa keponakanku Prita. Yah, karena kemarin waktu PCR Selli pakai nomorku untuk daftar. Biasalah menanyakan apakah Seli isolasi mandiri dan berbagai pesan yang menguatkan. Sarapan yang berulang walaupun nasi hanya separuh masuk, tetapi sayuran aku habiskan. Obat ada 5 macam dan semua sudah aman masuk ke mulut. Selain obat dari RSDC aku juga konsumsi Lin Hua dan ester C yah, hitung-hitung prepare sendiri biar imun bertambah.
Siap untuk lari pagi. Yuk kita mulai dengan sepatu olah raga yang akan membawa kita menyusuri jalan.
Seger deh si eneng dengan pink semoga pinki bisa mengantarku keliling 10 putaran deh. Yo ayo yo semangat untuk kita biar sehat. Turun dari lift di taman sudah banyak manusia. Walah kok angin ga bersahabat yah. Angin bertiup lumayan kencang, kaki jadi berat untuk melangkah. Matahari malah masih malu-malu padahal sudah pukul 08.30 atau hampir meninggi. Niat jalan keliling Wisma tetap kami lakukan setelah kemarin ga sempat keliling wisma. Kaki melangkah di mulai dari penanta tower 6. Angin yang kencang membuat jalan kami jadi berat. Putaran kelima aku ajak Selli untuk istirahatkan kaki dulu.Lumayanlah biar ga pegal.
Lanjut lagi niatnya yah bisa 8 putaran sekalian menunggu matahari yang amsih malu-malu, mungkin kesal dengan angin yang juga ikut eksis. Sepertinya boleh juga deh mejeng daripada berat melangkah gegara angin yang kencang, Aku minta Selli foto aku di sudut-sudut tanaman.
Bagaimana posenya lumayankan biarpun bukan foto model. Kenangan aku ga mau balik ke sini lagi.
Puas keliling walau hanya dapat 7 putaran aku naik Ke lantai 3. Janjian sebenarnya dengan Imah, Bang Ano, dan Bang Joned. Eh, yang ada di lanati 3 hanya ada bang Ano bang Joned masih diinfis, imah ga sabar dengan matahari. Untungnya ada ibu muda yang instruktur senam jadilah ikutan senam dengannya lumayan tambah keringat.
Lumayan juga ikutan senam gratis lagi. Ah, makasihlah yah Bu udah ikutan senam. Lanjut istirahat berjemur sudah pukul 10 lumayanlah ada panas yang menyengat juga. Susu beruang juga siap masuk ke tengorokan.
Pukul 10.30 penjemuran usai sudah siap kembali ke kamar istirahat, mandi cuci-cuci baju deh. Semoga apa yang dilakukan pagi ini bisa berguna dan membuat imut terus meningkat. Oh, yah teman-teman Kappija yang dimotori bang Afdal seperti biasa pagi-pagi menyapa. Alhamdulillah menjadi penyemangat buat kami serasa terus dijaga dalam persahabatan.
Istirahat di kamar dan makan siang yang menunya masih seperti kemarin sayur wortel, ayam, ikan, dan tahu. Sore janjian mau bertemu semua pasien Covid Kappija. Siang ada kiriman kopi gula aren dan roti garlic dari anak dan adikku. Lumayan rotinya bikin kenyang dan kopi gulennya makyus karena dibuat dengan cinta.
Sore bertemu pasien covid Kappija di lantai 12. Bang Joned sudah datang dan duduk dengan tiang infusnya. Ga lama bang Ano dan imah. Lengkap sudah deh CK. Tak lama teman-teman Kappija ikutan tvideo call. Cerita sana sini dan kami bubar pas azan magrib. Selamat istirahat.
Menikmati senja bersama pasien Klaster Karumbie. Sejarah mencatat aku dan ketiga kawanku berjuang untuk mengusir Covid yang membuat kami harus kehilangan kebersamaan di akhir tahun bersama keluarga.
Akhir di tahun 2020 yang akan menjadi kenangan Allah menegur agar kami peduli atas kesehatan sendiri.