Tuesday, January 27, 2009

" LIBURAN- HOLIDAY"











KEMBALI KE YOGYAKARTA

Liburan kali ini aku dan anakku diajak sahabatku Hajjah Muslimah berkunjung ke rumah yang baru dibangunnya di Yogyakarta. Tepatnya di desa Manis Renggo Kendal Jawa Tengah. Loh...loh jadi nggak ke Yogya dong. Yah walaupu rumah sahabatku itu di daerah Jawa Tengah, namun untuk ke kota Yogya hanya membutuhkan waktu sebentar hanya 30 menit. Karena jarak antara daerah Yogya dan Jawa Tengah walau beda propinsi namun tidak jauh. Lagi pula rumah sahabatku ini ada di belakang kawasan candi Prambanan. Jadi kalau keluar untuk bepergian kami akan melewati candi Prambanan.
Kami berangkat tepat di hari umat Kristiani merayakan Natal, yah Kamis, 25 Desember 2008. akhir tahun yang mengesankan. Aku bersama anakku Raynaldi dan sahabatku Hajjah Muslimah, bersama suaminya Haji Dombie, supir pribadinya, dan keponakan Hajjah Muslimah, Ai. Kami berangkat menggunakan mobil sahabatku Chevrolet Optima yang lumayan nyaman dan adem bener.
Sepanjang perjalanan menuju Yogya terasa liburannya. Kota Jakarta kami tinggalkan tepat ukul 06.00 Wib. Memasuki tol Cikampek jalan masih mulus dan lancar. Namun, keluar pintu tol Cikampek Kopo, jalan mulai tersendat, kendaraan macet total. Melihat hal itu kami putar haluan lewat Subang dan keluar Pemanukan namun, perjuangan kami untuk terjebak macet masih terus berlanjut hingga Brebes.
Sampai di Yogya pukul 24.00 Wib, benar-benar hari yang melelahkan. Malam itu mulailah kami merasakan hawa daerah Jawa Tengah . Rumah yang asri dan benar-benar mewah untuk ukuran orang kampung, gaya Betawi mewarnai teras depan rumah. Parkir yang luas untuk lima mobil. Ruang tamu yang lebar, kamar tidur ada tiga. Kamar utama yang bisa menampung dua tempat tidur besar, sertadapur yang benar-benar lapang. Sayang yah kalau tidak ditingali.
Hari kedua atau hari Jumat 26 Desember, kami mengunjungi Candi terbesar di dunia yaitu Candi Borobudur. Wah... setelah 5 tahun tidak mengunjungi Yogya, baru kali ini lagi aku mengunjungi Candi Borobudur, tetap megah dan bebar-benar LUAR BIASA. Tiket asuk ke areal candi dibedakan, bila wisatawan lokal dikenakan tarip Rp 15.000, untuk wisatawan mancanegara dikenakan harga $ 10 atau setara Rp 110.000 lumayan juga yah. Apa bedanya yah, setelah saya cari tahu ternyata hanya pintu masuk dan guide yang disediakan oleh pengelola untuk mereka. Wisatawan mancanegara itu melewati ruangan yang ber AC dan nyaman. Memasuki adreal candi mulai terasa panas menyengat, dengan uang Rp 2000 aaku menyewa payung, lumayan tidak kepanasan. Rasa penasaran anakku akan Cndi Borobudur tak terbendung, ia dengan semangat naik tangga ke stupa satu persatu. Walau lelah yang amat sangat dan kaki mulai terasa pegal, aku tetap mengikuti kemana anakku melangkah. Bukan apa-apa manusia yang datang pada hari itu lumayan buanyakkk. Benar-benar mengisi liburan.
Hari kedua Sabtu, 27 Desember 2008, kami berkesempatan mengunjungi mall Ambarukmo Plaza. Hampir sama dengan mall yang ada di Jakarta banyak toko-toko pakaian dan juga food court. Kebetulan ada sale buku- di Gramedia, daripada nanti di perjalanan pulang BT aku membeli 5 buah novel.
Sore hari kami mengunjungi Malioboro. Pusatnya wisatawan ini benar-benar padat sekali. Bahkan tidak ada celah untuk berjalan nyaman. Kendaraan yang berseliweran di Malioboro dan daerah Yogya bernomor B atau D. Di Malioboro aku membeli kaos khas Yogya dengan kata-kata lucu dan ironis. Harga kaos yang standar dengan bahan seadanya bukan katun Rp 15.000 untuk segala ukuran. Kaos dengan bahan katun dan bermerek Semar harganya lebih mahal Rp 25.000, selain bahan juga kantung tempat kaos tersebut, dikemas dalam wadah tas kertas yang unik. Tak banyak yang berubah hanya semakin banyaknya pengamen jalan yang mangkal dan pedagang kaki lima yang hampir menutupi jalan.
Hari ketiga Minggu, 28 Desember 2008 kota Solo menjadi tujuan kami, selain mengunjungi keramat sahabatku yang meninggal dunia, kami berbelanja di pasar Klewer Solo. Niatnya ingin tahu harga baju batik dan motif batik di pasar yang terkenal ini. Di pasar Klewer pula aku mendapatkan baju batik yang unik dan sebuah daster untuk ibuku. Dari pasar Klewer kami berkeliling kota Solo yang kebetulan hari itu sedang mempersiapkan upacara Malam Satu Suro, jadi di mana-mana terlihat janur menghiasi sudut-sudut kota Solo. Wah .... meriah sekali kota Solo yah. Oh. Yah di Pasar Klewer ini juga kami makan bakso Solo, ternyata masih enak yang di Jakarta padahal harganya sama loh Rp 5000 perporsi dengan 4 bakso yang bulat.
Hari terakhir di kota Yogya Senin, 29 Desember 2008, kami kembali ke Malioboro tapi kali ini pagi hari pukul 10.00 kami sudah ada di Malioboro, dengan harapan masih pagi pasti masih sepi. Tapi... wah... hebat yah daya tarik Malioboro ini masih pagi tapi ramainya sudah luar biasa. Katanya sih karena bertepatan dengan liburan jadi yah begini deh. Aku jadi tidak sempat menikmati nasi pecel di depan pasar Bring Harjo. Karena tempat duduk yang kurang nyaman jadi nasi pecel yang menerbitkan air liur kami bungkus. Kali ini juga aku berbelanja 3 buah tas ransel batik, 3 buah tas sandang bating harganya relatif murah untuk tas ransel Rp 25.000, tas sandang Rp 15.000. kami juga berbelanja makanan khas Yogya, apalagi kalau bukan Bakpia Patuk. Kali ini kami konvoi menggunkan becak tidak tanggung-tanggung 8 becak yang kami sewa dengan sewa perbecak Rp 5000, untuk jarak yang lumayan jauh. Di toko atau pabrik Bakpia Patuk 25 sahabatku Hajjah Imah memborong hampir 50 dus Bakpia. Total harga yang ia keluarkan hampir dua juta rupiah.
Dari toko bakpia kami lanjutkan ke ke Kraton Yogya. Di sini karena tiket yang harus dikeluarkan sama dengan masuk ke Candi Borobudur Rp 15.000, karena rombongan kami ada 10 orang maka hanya anakku, anak hajjah Imah, dan keponakannya Ai yang masuk. Kata anakku di dalam mereka foto-foto dan hanya melihat kursi raja.

Hari Selasa,30 Desember 2008, subuh-subuh kami sudah siap untuk berangkat menuju Jakarta. Ah setelah empat hari di kota pelajar akhirnya waktu untuk pulang. Perjalanan pulang tak ada hambatan, lancar dan aman. Hanya mampir untuk makan pagi di daerah Kebumen.
Sampai Jakarta pukul 18.30. Akhirnya I am Go Home.....


"Jakarta Kebanjira "





Suasana Rumah dan Lingkungan yang sempat aku abadikan menggunakan Handphone. Asyik yah Banjirnya.....
BANJIR LAGI BANJIR LAGI......!

Musim hujan yang mulai datang sepertinya membawa rezeki buat kami. Bagaimana tidak rumah kami yang kami juluki Perumahan “Mewah Sekai” alias Mepet sawah sedikit ke kali harus rela dibersihkan dengan air yang menggenangi. Hari Rabu, 14 Januari minggu ke-2 di awal tahun. Setelah dua hari berturut-turut diguyur hujan rumah kami tergenang air. Mulanya tidak kami sadari karena jalan di depan rumah terlihat tidak masuk ke teras rumah. Tapi rupanya daerah sekitar dapur dan ruang keluarga yang lebih rendah dari jalan mendapat masukan air dari rebesan ubin keramik. Perlahan air mulai banyak masuk dan membasahi semua permukaan ubin keramik. Alhasil kami sibuk mengangkati semua barang-barang yang mudah basah, buku-buku, mesin cuci yang naik pangkat karena harus diganjal batu bata, dan lemari pajangan yang harus rela terendam dan airnya suamiku berkenan mengganjalnya dengan kayu.
Tapi anakku Raynaldi dan kedua keponakanku Selly dan Ilham yang hari itu tidak masuk sekolah berkesempatan mencari ikan dengan saringan kelapa milikku. Ikan-ikan kecil yang di dapat ditampungnya di sebuah ember. Mungkin bangga sekali yah berhasil mendapatkan ikan walaupun kecil-kecil. Namun, perjuangan mendapatkan ikan itu mungkin yang mengasyikkan yah? Baju dan celana yang basah serta tubuh yang kedinginan tidak dirasakannya. Tinggal kami para orangtua yang khawatir kalau-kalau mereka demam.
Tiga hari lamanya kami baru berhasil membersihkan rumah dengan susah payah dan tenaga yang terkuras. Hari Minggu, 18 Januari 2009 kami sudah dapat lega karena rumah sudah bersih. Namun........ ternyata perjuagan kami belum selesai, Senin pagi 19 Januari 2009, hujan turun tidak begitu deras, namun dampaknya terasa di siang harinya. Walau panas matahari menyengat tapi lagi-lagi rumah kami harus dibersihkan lagi oleh air. Kali ini lebih tinggi dari yang kemarin, bahkan ruang tamu nyaris terendam juga. Kali ini air yang datang katanya air kiriman dari Bogor. Jauh juga yah mungkin karena banyak air Bogor membagi-bagi rezeki yah. Kali ini anakku Raynaldi tak aku ijinkan bermain air, karena ia mulai flu dan matanya merah. Subuh-subuh Selasa 20 Januari 2009 pukul 04.00 aku membersihkan teras rumah yang airnya mulai surut. Sampai daun-daun, lumpur, sampah plastik, ilalang, kayu yang hanyut dan terdampar di teras kami aku bersihkan dengan harapan tak akan datang lagi.... yah mudah-mudahan.
Kalau ditanya dan diselidiki, mengapa banjir kerap mendatangi daerah pemukiman kami, yang masih banyak sawah terhampar? Mungkin jawabanya kita harus melihat bagaimana kebiasaan warga sekitar yang membuang sampah ke kali yang melintasi rumah mereka. Makin banyak sampah maka saluran air tersebut tak akan berfungsi. Atau masih ada kemungkinan lain? Entahlah ... yang pasti ayo kita jaga kebersihan jangan membuang sampah ke kali ! OKE

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...