Friday, December 25, 2020

Pejuang Covid-19 Harus Gembira

Kegiatan Isolasi untuk Pasien Covid-19

Hari kelima, Sabtu, 26 Desember 2020

Hai, para pembaca dan mungkin ada juga pejuang covid. Hari ini hari kelima aku dan keponakan serta dua temanku dari Kappija 21, isolasi di Wisma Atlet. Banyak cerita yang semestinya bisa dibagikan oleh kami. Kebetulan aku tuh ga bisa diam dan harus terus menulis. Teman-teman di Kappija yang memang tahu keberadaanku dan sakitku, mereka salaing menyemangati bahkan ada yang mengirim makanan. Di sela waktu istirahat yang cukup aku harus menulis agar tidak hilang kisahku menjalani isolasi di Wisma Atlet. Pagi ini ada pengumuman di WAG pasien untuk tensi dan cek oksigen pukul 06.00. Eh, ternyata antre jadi menunggu deh  di kamar dulu, biar ga antre masih trauma kalau di dekat orang banyak.
Alhamdulillah tensi baik-baik saja malah cenderung agak rendah 100/90 dan oksigen 98. Artinya hari ini kami bisa berolah raga tanpa takut kehabisan oksigen dan pusing.





Berikut rutinitas yang akhirnya bisa berdamai denganku selama isolasi mandiri. Mungkin setiap pasien tidak sama tapi inilah yang aku lakukan.

  1. Tiap pagi  Pukul 06.00 WIB, sebelum makan aku minum madu satu sendok makan (lumayan biar manis hidup kita hehehehe).Ambil Sarapan yang disediakan oleh Wisma Atlet. Bentuknya nasi kotak dan sudah lengkap nasi+lauk+ buah pokoknya mantappppp.
  2. Terus minum 5 obat dari RSDC yang disediakan. Kalau pagi lebih banyak ada 5 obat yang harus diminum. 
  3. Setelah 10 menit minum obat dari RSDC aku minum obat yang aku bawa dari rumah sebenarnya rekomendasi teman-teman kebanyakan vitamin aja. ini yah: Halofit (ini rekomendasi dari halodoc katanya sudah cukup vitamin C, D, dan zinc bentuknya kaplet ada urutan hari jadi ga salah kalau mau minum), Lin Hua Qingwen katanya Lianhua Qingwen merupakan salah satu dari enam obat herbal Cina atau Traditional Chinese Medicines (TCM) yang dilaporkan efektif untuk melawan virus corona.Lianhua Qingwen merupakan obat herbal Cina yang sangat terkenal. Obat dengan kandungan 13 bahan herbal ini telah banyak digunakan untuk mengatasi pilek dan flu. Lianhua Qingwen dilaporkan memiliki efek memulihkan pada pasien dengan gejala ringan, terutama dalam meredakan demam, batuk, dan kelelahan. Tak sampai di situ, Lianhua Qingwen juga disebutkan membantu mengurangi perburukan kondisi pasien. Nah, karena rekomendasi itu aku belilah. Aku beli di toko online Shopie. setiap hari aku minum 3 x 2 kaplet. Disuruhnya sih 4 kaplet tapi aku kurangi takut sama ginjal juga harus mengolah begitu banyak obat dan vitamin yang harus aku minum. selanjutnya, aku minum Ester C (ini vitamin yang biasa aku minum sehari-hari sih), karena masih batuk waktu konsul ke dokter aku disarankan minum obat batuk Sanadril karena masih ada dahak. Hari kelima ini dahakku sudah tidak ada tapi batuk masih. Kalau ini sih gegara makan lengkeng hampir satu kilogram hahahahaha keenakan.
  4. Pukul 08.00 WIB turun ke lobi dan ke lapangan untuk keliling  wisma 5 putaran (ini yang biasa, hari ini putarannya tambah 2x jadi hari ini aku dan Seli keliling 7 putaran).
  5. Jam 9.30 jemur dan minum susu beruang + Yakult + air putih 1 botol selama keliling. Nah, selama keliling minuman ini + HP dibawa-bawa ikut juga keliling. 
  6. Pukul 10.10 selesai jemur naik ke kamar makan Snack dan minum madu lagi sama buah.
  7. Pukul 12.00 makan siang dan minum obat kemudian sholat dan istirahat.
Nah,rutinitas yang aku lakukan semoga dapat meningkatkan imun dan juga menumbuhkan perasaan gembira berharap virus ini pergi dari tubuh kami.
πŸ’ͺ🏿πŸ’ͺ🏿πŸ’ͺ🏿πŸ’ͺ🏿❤️❤️❤️❤️


Apapun yang aku lakukan sebisa mungkin harus dengan perasaan gembira. Makanan yang diberikan memang sesuai standar gizi dan itu harus kami makan agar gizi tercukupi. Perawat-perawatnya ramah dan penuh perhatian. Hal ini juga dapat menumbuhkan motivasi untuk sehat.
                                            Kesempatan foto dengan dokter yang akan istirahat. 

Ini obat-obatnan dan vitamin yang aku minum

    
                                            Makan pagi saja tercukupi gizinya luar biasa

    
                                            Terima kasih ya Dok kalian memang luar biasa.

Pulang dari olah raga biasanya habis berjemur dulu sekitar pukul 10.10. Kali ini lebih siang pukul 10.30  karena matahari masih malu-malu kataya habis hujan tadi pagi jadi matahari enggan cepat muncul. Aku biasakan kalau habis keluar dari kamar apalagi bertemu orang banyak yang semuanya adalah pasien Covid, aku selalu ganti baju dan cuci baju yang tadi dikenakan. Jadi kalau keluar kamar dua kali pagi dan sore jadi baju habis dipakai yah dicuci. Untungnya di Wisma Atlet ada shower air panas jadi pakaian yang basah denga keringat maupun yang tadi habis turun ke lobi ambil kiriman aku rendam air panas dulu pakai pembersih disinfektan. Setelah itu di rendam pakai rinso cair. Lumayan cape sih tapi ini semua demi kebaikan aku dan keponakanku. Awalnya Seli agak malas, tapi aku edukasi bahwa di sekitar kita sekarang ini semua adalah pembawa virus dan kita sudah merasakan ga enaknya demam dan sesak napas. jadilah dia mengerti dan selalu mencuci pakaiannya sendiri.

Wisma Atlet ini memang luar biasa untuk isolasi pasien Covid. Oh, ya di WAG Kappija dibicarakan juga siapa pengagas Wisma Atlet yang bekas tempat menginap atlet Asian Games jadi Rumas Sakit Darurat Covid. ini perbicangan di WAG.
Ini info dari Bang Affan Pasaribu di WAG
Teringatnya tentang Wisma Atlit, pengusul pertama gedung tersebut digunakan sebagai tempat isolasi penanganan covid-19 oleh Yayat Supriyatna ahli perkotaan, membandingkannya dengan penanganan covid di wuhan - china.
Yayat itu teman sekolah aku smp di medan, dan masih tetap komunikasi sampai sekarang πŸ˜„

Ini dari Bang Afdal yang alumnus ITB
Kang Yayat Sarjana Fisip Unpad dan S2 Planologi di ITB.
Cucok la bicara Tata Kelolal Kota dan Perkotaan..πŸ‘

Siapapun yang merekomendasikan Wisma Atlet menjadi tempat isolasi para pasien pastinya sudah memikirkan supaya tidak semakin banyak menyebarkan virus. Coba kalau isoman di rumah pasti gatel mau keluar rumah katanya sebentar, tapi ada tetangga ajak ngobrol jadi ikutan. Belum lagi kalau ada tukang sayur lewat trus beli ini itu dan ngobrol. Duh betapa susah untuk menjalankan prokes yah guys. 
Banyak pencerahan yang aku dapatkan semenjak isolasi di Wisma Atlet mengenai penanganan Covid ini. Mungkin ke depannya virus ini jadi biasa dan kita membiasakan untuk perilaku sehat dengan konsumsi vitamin dan rajin berolah raga.

Virus Covid-19 dan Cara Isolasi Diri yang Happy

Happy dan Gembira Isolasi Diri di Wisma Atlet


Jumat, 25 Desember 2020

Hari keempat aku dan keponakanku isolasi di Wisma Atlet. Rasanya kok waktu lama sekali yah baru hari keempat. Semakin dirasa lama semakin bete ntar pikiran. Jadwal sudah enak kami buat. Katanya harus tensi pukul 06.00, ternyata ruangan poli klinik tidak ada perawat. Sarapan juga belum ada jadi balik lagi ke kamar. Pukul 07.00 balik lagi niat mau tensi lagi biar ga dicari-cari perawat, eh kata perawat nanti saja siang. Untungnya sarapan pagi sudah tersedia. Oh, ya untuk yang memiliki keluhan hipertensi kotak makanannya berbeda. Tutup kotak warnanya hijau dan ada namanya jadi dibedakan. Biasanya perbedaan ada di rasa yang dikurangi garam juga sayur ada kuahnya. Aku memang minta kuah sayur dan juga tensi masih tinggi.
Menu sarapan hari keempat

Habis sarapan masih pagi untuk turun karena matahari yang baik untuk berjemur itu pukul 10.00 katanya sih. Iseng-iseng menghibur diri ikutan nyanyi di Tik tok hahahaha suara pas-pasan duet dasyat dengan Raisa yang penting Happy saja. 


Kali aja pulang dari Wisma Atlet bisa jadi penyanyi bukan narasumber lagi. Pukul 08.00 aku dan Selli yang setia menemani ya iyalah kalau ga setia mau sama siapa dia hihihi untungnya ada anak itu jadi ada teman untuk keliling Wisma Atlet. Dari kemarin setiap lewat IGD dan keliling wisma banyak anak-anak yang masih kecil ikutan di isolasi. Aku ga tahu apa karena orang tuanya positif dan anaknya tidak ada yang merawat makanya jadi ikutan isolasi juga. Kalau sudah begitu aku bersyukur karena kedua anakku negatif dan tidak ikutan dirawat walaupun mereka sudah besar. Aku tinggalkan pun tak payah untuk mengurus karena mereka sudah bisa mengurus diri sendiri. Namun dmeikian mereka tetap harus isolasi mandiri di rumah karena saran dokter masa inkubasi belum lewat dan mereka kontak dengan aku selama ini. Yah, aku tahu anak-anakku pasti bisa menjaga dirinya.
Sepatu sudah dikenakan. Sepatu pink dengan baju kaos pink juga siap menemani olah raga hari keemapt. Seperti biasa lift lama nunggu. Lift hanya satu dan manusia di Tower 6 ini banyak loh jadi begitulah harus sabar. Daripada menunggu isi dengan video deh lumayan rekaman untuk dokumentasi pribadi.

Turun di lobi menengok keadaan sudah banyak pasien yang berolah raga. Ada pemandangan mengharukan ketika aku melihat para petugas kesehatan yang beristirahat terlihat kelelahan, karena setiap hari bukan berkurang pasien covid justru bertambah. Kasihan yah mereka mungkin edukasi untuk protokol kesehatan yang masih kurang sehingga bertambah terus pasien.

Hari ini rupanya hari Natal, bahkan petugas medis yang Nasrani saja harus merayakannya di RS Darurat Covid. Coba bayangkan pakai hazmat dan merayakan di tengah virus yang mematikan. Semoga imun mereka tidak ikutan turun sehingga tetap ada buat kami. terima kasih yang tak terhingga yah. Kalian memang luar biasa. Allah yang akan membalas kalian semua untuk kami para pasien yang masih saja bandel. 


Puas melihat sekeliling kami mulai star dari tanda di Tower 6 dan cuzzzzzz jalan santai 5 putaran. Banyak juga yang sekadar berjalan atau menghabiskan waktu dengan berolah raga. Ada yang bermain voli ada yang duduk-duduk menunggu matahari. Pokoknya kegiatan yang tidak hanya di kamar saja. Sepanjang kami berjalan ambulance keluar masuk ke Wisma suara sirenenya terdengar terus. Ya Tuhan terus saja bertambah. Entah sampai kapan ini akan berakhir. Ada juga beberapa yang membawa koper karena sudah 14 hari diisolasi. Pulang 1 datang 10 begitu terus. Panas matahari sudah mulai membakar. Kaos pink yang aku kenakan sudah mulai basah dengan keringat. Sebelumnya aku dan Selli berbekal air mineral yang banyak bisa didapatkan di Wisma pokoknya kita ga akan kekurangan air mineral apalagi makanan.
Wisma Atlet juga bersolek merayakan Natal. Beberapa banner ucapan Natal dipasang di berbagai sudut. Aku tahu maksudnya agar para pasien yang Nasrani tetap semangat walaupun ber Natal di tengah isolasi di Wisma Atlet. Setelah aku hitung-hitung sepertinya aku dan Selli akan bertahun baru di Wisma Atlet. Hari ini keluhanku hanya batuk sedikit, perut sudah tidak panas.



Lima putaran sudah kami lakukan, waktunya cari posisi yang pas untuk berjemur. Sudah ada Immah yang berjemur. Semoga kami yang "Klaster Karumbie"  tidak bertambah lagi. Tetapi pagi ini mendengar kabar Bang Joned juga POSITIF. Duh, kasihan anak-anaknya masih kecil, semoga istri dan anak-anaknya tidak terpapar. Belum dengar apa dia ikut isolasi di Wisma Atlet atau tidak. Beberapa yang ikut ke Karumbie NEGATIF. Alhamdulillah semoga tidak bertambah banyak Klaster Karumbie.



Happy bertemu walau pagi saja

Hari ini berjemur diniatkan sampai pukul 10.10 seperti biasa. Namanya usaha mumpung sinar matahari gratis ga bayar juga berjemur ga ada yang larang dan ga ada yang tanya. Coba kalau di rumah pasti banyak tetangga yang bingung "Kok tumben Bu Seni jemur lama banget" hahahahahaha. Pokoknya dengan isolasi di Wisma Atlet jadi ikut merasakan dan bebas untuk membersihkan virus dengan sinar matahari yang luar biasa.
Pulang dari berjemur masih antre juga di lift, duh kapan yah ga antre. Sebenarnya lift ada 4 tetapi yang berfungsi hanya ada 1 dan itu dipakai oleh ratusa pasien yang menempati tower 6 sampai lantai 24. Kalau dihitung pastinya ratusannya. Sempat intip-intip IGD yang masih banyak pasien Covid dengan tingkat gejala yang lumayan berat. Bersyukur aku dan Selli hanya diberi demam dan sedikit batuk. Semoga imun kami bisa kuat dan menghilangkan virus.
Sampai di kamar tidak teras sudah pukul 11. Lumayan juga kegiatan sepagi ini sampai siang. Sudah ada snack yang disediakan. Luar biasa deh sampai snack juga dipikirkan oleh pemerintah. Yang pasti jika imun tidak naik yah pastinya makanan dan snacknya ga dimakan tuh sama pasien. Ayo, semangat habis makan snack ntar pukul 12.00 WIB kita makan siang terus sholat dan tidur deh hehehehe. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan.

Sore, Pukul 17.30 WIB

Tidur cukup dan hari ini janjian sama Bang Ano dan Kak Immah untuk menikmati senja di Rooftop Tower 5 di lantai 32. Pukul 17.30. Japri mereka berdua ternyata Kak Immah sudah ada di bawah. Seperti biasa menunggu lift yang hanya beroperasi satu jadi lama juga. Lapangan sudah penuh dengan manusia atau tepatnya pasien Covid. Ada yang sekadar duduk atau bercengkerama dengan teman. Ada juga yang olahraga jalan kaki dan main voli. Pokoknya yang membuat gembira perlu dilakukan oleh pasien covid biar imun tidak turun. Kak Imah mengajak buat lihat bang Joned di IGD. Salah satu klaster Karumbie datang lagi ke Wisma Atlet. Pasien Covid yang datang di IGD banyak sekali sampai IGD penuh sesak ga bisa jalan. Imah mengambil titipan dulu di depan tempat penitipan. Kulihat banyak para pasien yang pesan makanan antar mungkin bosan dengan makanan dari Wisma. Kalau aku sih menunggu anak-anak yang membawa makanan. Bersyukur mereka pasti akan membawakan jika mamahnya minta dibawakan makanan. Tetapi baru sekali selama empat hari aku di Wisma Atlet. Lebih  ingin makan yang berkuah jadi minta dibawakan bakso yang banyak kuah. 
Bang Joned ternyata lagi ada tindakan pasang oksigen, untungnya kami berempat yang duluan di Wisma Atlet tidak perlu bantuan oksigen. Jadi kami masih terbilang pasien yang aman saja hanya perlu isolasi dan beristirahat. Sebelum naik ke Rooftop mejeng dulu sama immah di pembatas tower.


Naik ke lantai 32 di Tower 5 enak banyak lift jadi ga usah menunggu lama sudah sampai deh lantai 32. Tidak banyak yang menghabiskan senja di Rooftop, mungkin tidak tahu atau malas karena angin di rooftop lumayan kencang. Kalau aku sih lebih pada menikmati senja yang tidak biasa. Kalau bukan pasien covid mana bisa kita sampai di rooftop. Pemandangan dari Roof top apalagi kalau senja dan lampu-lampu mulai menyala rasanya tuh ahhhh mantappp.

Aku bawa tiramisu yang kemarin dikirimkan Imut dan bang Affan biar bisa dinikmati juga oleh immah dan Bang Ano. Memandang Jakarta dari sini memang berbeda. gedung-gedung yang ada di bawahnya terlihat kecil dan beragam kendaraan yang memenuhi Jakarta juga kecil yang besar hanya nyali kami yang bebas memandang ke bawah.
















Tuh indah-indahkan pemandangannya. Cobalah sesekali melihat dari ketinggian pastinya kita akan berdecak kagum karena begitu indah Jakarta kita ini. Puas menikmati senja dan angin juga mulai bertiup kencang pertemuan para pejuang Covid Karumbie disudahi kembali ke kamar masing-masing. Alhamdulillah selalu ada kegembiraan di tengah kegalauan. Kita bertemu hari kelima yah dan selalu tetap semangat.


Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...