Thursday, April 22, 2010

UNSUR INTRINSIK PUISI

Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah usur yang secara organik membangun karya sastra dari dalam. Unsur tersebut jalin-menjalin secara struktural sehingga terwujud sebuah karya sastra
1. TEMA
Tema ialah persoalan pokok yang hendak disampaikan oleh penyair.
Contoh tema :
• Tema diri: berdasarkan pengalaman diri.
• Tema cinta: cinta akan kekasih, ibu bapa, tanah air, bangsa dan negara.
• Tema masyarakat: memaparkan simpati dan nasib masyarakatnya di samping saranan penyajak tentang langkah-langkah mengatasinya.
• Tema alam: gambaran alam seperti keindahan dan pencemaran alam.
• Tema semangat perjuangan / nasionalisme: semangat pahlawan negara
• Tema ketuhanan & keagamaan: soal kesedihan, kematian, kesedaran dan sebagainya.
2. NADA
Nada ialah alunan lembut, keras, rendah atau tinggi yang terhasil daripada pelbagai jenis bunyi dalam sesebuah sajak yang berhubung erat dengan perasaan, pemikiran dan sikap penyair yang diungkapkan dalam puisinya.
Nada juga berhubung rapat dengan tema, persoalan, rima, jenis dan bentuk sesebuah puisi itu.
Macam-macam nada dalam puisi:
• Nada melankolik: nada murung yang menggambarkan suasana hati yang sedih. Tekanan suara lebih rendah dan perlahan serta sesuai untuk puisi yang bertemakan penderitaan, kehampaan dan kerinduan.
• Nada romantik: menggambarkan suasana hati yang tenang dan menyenangkan. Tekanan suara agak tinggi dan diselangi oleh tekanan suara rendah dan perlahan. Sesuai untuk puisi yang bertemakan peristiwa indah dan menggembirakan.
• Nada patriotik: menggambarkan suasana hati yang penuh bersemangat. Tekanan suara lebih tinggi, pantas atau cepat. Sesuai untuk puisi yang bertemakan perjuangan, bercita-cita tinggi, besar dan mulia.
• Nada sinis: menggambarkan suasana hati yang kurang senang. Tekanan suara agak rendah dan perlahan, iaitu bersesuaian dengan puisi yang bertemakan hal yang tidak disukai atau kurang dipersetujui.
• Nada protes: menggambarkan suasana hati yang penuh pertentangan atau pemberontakan. Tekanan suara lebih tinggi dan pantas. Sesuai untuk puisi yang bertemakan ketidakadilan dan ketajaman.
nada dan suasana terkait dengan makna dan pilihan kata-kata yang digunakan penyair.
Perhatikan puisi di bawah ini !
Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melengkung
Padang-padang ilalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suatu calung
Bandingkan dengan rima dan irama puisi berikut

Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembs kulitku
aku tetap meradang menerjang

dari contoh puisi di atas terasa pebedaan rima dan irama, serta nada dan suasana yang dibangun oleh penyair. Pada puisi pertama tersirat suasana santai dan tenang, sedangkan pada puisi kedua terdapat nada keras dan penuh semangat.
Pilihan kata : sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Akan melahirkan nada dan suasana yang berbeda dengan pilihan kata : Biar peluru menembus kulitku, Aku tetap meradang menerjang
3. BUNYI (Rima dan Irama)
Keindahannya terlaksana melalui kata atau rangkai kata yang dipilih, teratur dan berfungsi dalam keseluruhan sajak tersebut.
Irama: alunan lembut dan keras bunyi yang berulang secara teratur, imbangan kata dalam baris, dan panjang pendek baris sebuah sajak yang baik.
Rima: menambah kerapian bentuk dan memperkaya kesan muzik bahasa. Pengulangan bunyi vokal dalam baris yang sama dikenali sebagai asonansi. Pengulangan bunyi konsonan dalam satu baris pula dikenali sebagai aliterasi.
4. SIMBOL (KIASAN)
Ialah kata-kata tertentu yang digunakan untuk menyatakan sesuatu di luar erti kata-kata itu sendiri.

5. GAYA BAHAS
Bahasa digunakan untuk memindahkan perasaan dan pemikiran penyair.Bahasa yang ekonomis datang daripada pembentukan baris-baris yang ringkas dan penggunaan kata yang terbatas, tetapi padat mendukung makna.
Bahasa puisi bersifat konotasi, iaitu mempunyai makna kebih daripada satu, kaya, jauh dan luas pengertiannya. Bahasa denotasi pula mempunyai makna yang khusus seperti di dalam kamus.
Bahasa yang digunakan dalam puisi sangat khas. Untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya, penyair menggunakan kata, frasa, bermakna kias dan bermajas. Kata kias dan gaya bahasa digunakan untuk memperjelas atau menghidupkan puisi.
Perhatikan kutipan puisi berikut !
Gerimis telah menangis
Di atas bumi yang letih
Di atas jasad yang pedih (“Siluet”)

Setiap perjuangan yang akan menang
selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
dan para jagoan kesiangan (“Memang Selalu Demikian Hadi”)
TYPOGRAFI
Adalah susunan baris atau bait puisi serta penulisan huruf

ENJABEMEN
Adalah pemotongan kalimat atau frasa akhir baris dan potongan lainnya diletakkan kembali pada baris berikutnya
Nada dan Suasana Nada dan suasana adalah keadaan yang dibangun oleh penyair dalam membangun puisinya

Menentukan Tema dan Makna dalam sebuah puisi

Tema puisi adalah gagasan utama atau gagasan pokok yang disampaikan penyair kepada pembacanya.
Tema dalam sebuah puisi tidak bersifat tunggal.
Tema dalam karya satra diungkapkan dalm beberapa pernyataan
Makna puisi dapat dipahami melalui pemahaman kata-kata (kata kias atau lambang) yang digunakan.
Isi puisi tidak dapat diketahui dengan cara mengartikan kata perkata, karena puisi merupakan kesatuan

DIKSI DALAM PUISI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)". Seorang pengarang pastilah akrab dengan hal ini, lebih-lebih seorang pengarang puisi atau penyair. Puisi menuntut seorang penyair untuk dapat mengungkapkan gagasan kreatifnya secara ringkas namun berdaya guna menghasilkan efek tertentu pada pembaca. Dalam hal puisi, tentu saja, efek yang dimaksud tersebut akan sangat bergantung kepada daya apresiasi pembaca atas karya puisi dimaksud
Diksi tentu tak bisa dilepaskan dari kosa kata. Agar seorang penyair mampu mengolah diksi, ia dituntut memiliki perbendaharaan kata yang cukup kaya serta upaya yang tekun dan tak kenal menyerah untuk mencari kemungkinan-kemungkinan bentukan komposisi kata yang unik, segar, dan menyarankan kebaruan pada kadar tertentu

PUISI BARU

DISTIKON
adalah puisi dua seuntai, dalam bait terdapat dua untai atau dua larik dalam tiap bait puisi.
Contoh distikon :
KUCARI JAWAB

Di mana air, di dasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam

Di kawan awan kian ke mari
Di situ juga jawabnya kucari

Di warna bunga yang kembang
Kubaca jawab, penghilang bimbang

(J.E.Tatengkeng)

TERSINA, adalah puisi tiga seuntai

Contoh tersina :

DAMAI
(Rona Uli)

Selalu kulihat peperangan
Selalu kulihat pertikaian
Dimana kudapat kesenangan
Semua orang cinta damai
Tetapi mengapa ada keributan
Masih ada silang sngketa di hati
Dimanakah hati mereka
Yang rela melukai saudaranya
Melemahkan jiwa raga

QUATRAIN, adalah puisi empat seuntai

BERPISAH
(Rizki Amelia)
Berat rasanya untuk melangkah
Menghindar dari kenyataan ini
Yang kulalui bersamamu
Hanyalah sebuah cerita dan kisah

Rasa ini menyesak di dada
Perlahan-lahan kumelangkah
Berjalan, berlari-lari
Itupun hanya akan membuatku luka

Tak ingin kuberpisah darimu
Namun apa dayaku melakukannya
Kita adalah manusia
Yang suatu saat akan berpisah


QUINT, adalah puisi lima seuntai
TINGGALLAH
karya :Gilang Ramadhan
Entah, bagaimana akan kukatakan nanti
Darah semua sudah gersang
Tak ada sbatang rumput yang tumbuh disitu
Di luar pawai kematian terus bersambungan
Oh…insan, jangan datang lagi kemari

Daerah sudah kering semat, tugu
Jangan bicara lagi pada jabat penghabisan
Lari-larilah kependakian
Ini daerah kematian
Tinggalkanlah, cepat, tinggalkan

Aku tak ingin seperti ini
Ada orang bertangisan
Ada tersimpan duka di dada
Ada rasa tertinggal yang dalam



SEKTET, adalah puisi enam seuntai
Contoh Sektet
Gemuruh di hati
(Dwi Supriati)

Gemuruh di hatiku
Merada sendirinya
Langit menjadi cerah
Dan udara tak lagi menyesakkan dada
Mungkin karena telah kutemukan
Definisi lain dari cinta

Makna tak lagi berasal dari pertemuan
Dan rasa rindu yang membuatku bahagia
Merasuk dalam jiwa yang gelisah
Merapat dekat di hati
Selalu bersemanyam dan tertata di dunia
Untuk selama-lamanya

SEPTIMA, adalah puisi tujuh seuntai
Contoh Septima

Bintang
(Jamaludin)

Kau terangi malamku
Disaat aku membutuhkanmu
Kau isi hari gelapku
Kau beri cahayamu
Dan kau hantarkan keindahanmu
Berikan cahayamu
Terimakasih untukmu

OKTAV, adalah puisi delapan seuntai
Contoh aktavo :

Warna hutanku
(Bunda NaRa)

Ada asap membungkus hutanku
Ada kemuraman disetiap nafas bangsaku
Tak lagi indah tanahku
Tak lagi hijau atap rumahku
Kalau ada rasa yang punah
Adalah kebisuan pemegang janji
Kalau ada resah
Adalah kami penduduk negeri

SONETA

Adalah bentuk puisi baru yang berasal dari italia. Kata soneta berarti suara atau Tatin Sono. Makna pengertian Soneta adalah syair bersuara.
Syarat-syarat soneta :
a. jumlah barisnya ada 14 buah, yang terbagi menjadi dua kutrain yang merupakan oktav dan dua tersina yang merupakan sektet.
b. Bersajak abba//abba//cdc//dcd. Jadi merupakan saja peluk.
c. Ada peralihan buah pikiran atau pernyataaan dalamnya yang dimulai pada sekstet dan disebut volta.
d. Buah pikiran yang terdapat di dalam oktav merupakan persoalan, buah pikiran yang terdapat dalam sekstet merupakan jawab.
Biasanya oktav melukiskan keindahan alam, yang digunakan semacam sampiran dalam pantun sebagai gambaran yang akan ditegaskan dalam sekstet,
Bila dengan 14 baris itu uraian penulis belum selesai, boleh ditambah dengan coda (tambahan), jumlah barisnya genap dari 2 sampai 14.

RESENSI

RESENSI

Apa itu Resensi?
Singkatnya, Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Resensi berasal dari bahasa Belanda, recensie. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Kata tersebut sendiri berasal dari kata Latin ‘revidere’ dan ‘resence’, artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Di negeri kita, resensi sering diistilahkan dengan timbangan, tinjauan, atau bedah buku, dll. Sedangkan menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah “a critical evaluation of a book” Karena pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku; baik kelebihan ataupun kekurangannya. Jadi resensi bukanlah tulisan yang menjual buku. Tidak ada pesan sponsor bagi resensi buku; karena itu resensi yang baik hanya mengungkafkan apa yang dibaca oleh presensi secara kritis.
Tujuan Resensi
• Membantu pembaca menentukan perlu tidaknya membaca karya tersebut
• Membantu pembaca perlu tidaknya membeli karya tersebut
• Membantu pengarang dan penerbit memperkenalkan karya-karya terbaru mereka
Unsur-unsur resensi
1. Identitas buku
mendeskripsikan bukuyang diresensi. Terdiri atas:
judul buku :
pengarang :
Penerbit :
tahun terbit :
jumlah halaman :
jenis kertas :
gambar sampul :
cetakan :
2. Permasalahan dan pemecahan
bagian ini menyajikan permasalahan yang relevan dengan buku
3. Isi buku
bagian ini berisi ulasan isi buku secara garis besarnya. Penyajiannya diupayakan menarik agar pembaca tertarik membaca buku yang diresensi
4. Kelemahan dan kelebihan
bagian ini menyajikan kelemahandan kelebihan isi buku dilihat dari unsur intinsik karya, serta pendapat resensator tentang isi buku
6. Kelayakan buku untuk diperkenalkan
bagian ini menyajikan pendapat resensator terhadap karya untuk diperkenalkan pada masyarakat

Contoh Resensi

Judul : Atas Nama Malam
Pengarang : Seno Gumira Ajidarma
Tebal : 167 halaman
Terbit : januari 1999

Sebagian besar cerita dalam buku ini berkisah tentang orang-orang malam: kehidupan dan percintaan yang berlangsung di malam hari. Apakah hidup memang menjadi lain pada waktu malam? Apakah malam hanya berarti gelap, atau merupakan suatu makna? Buku ini tidak hanya berkisah tentang cinta, tetapi tentang sisi gelap dalam kehidupan manusia yang selalu mempunyai rahasia. Gelap tidak selalu berarti jahat, gelap adalah gelap, di mana segala sesuatu hanya nampak remang-remang.
Ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma, penulis cerita pendek yang mendapat South East Asia (SEA) Write Award 1997 dari Kerajaan Thailand, Penghargaan Penulisan Karya Sastra 1997 (Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi), dan Hadiah Sastra 1997 (Negeri Kabut). Bukunya Saksi Mata diterjemahkan Jan Lingard sebagai Eyewitness, mendapat Dinny O'Hearn Prize for Literary Translation 1997 di Australia.
Kumpulan cerpen lain dari penerbit buku ini, Sebuah Pertanyaan untuk Cinta, disambut baik dan mengalami cetak ulang.

SASTRA LAMA

DONGENG

Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi. terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran, dari kebanyakan sastrawan dan penerbit lalu dimodifikasi menjadi dongeng ala moderen. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam, sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya di ambil sebagin-sebagian, kemudian di modifikasi dan ditambah, bahkan ada yang di diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya. sekarang kisah aslinya seakan telah ditelan oleh usia zaman dan waktu.
Macam-macam dongeng
1. Mythe
Mythe berasal dari kata Yunani, Mythos yaitu dongeng yang menceritakan kehidupan makhluk halus atau hantu, seperti jin, kuntilanak, setan, dan lain sebagainya.
Misalnya:
Setan Penanggalah
Hantu Wewe Gombel
2. Fabel atau Dongeng Binatang
Ialah dongeng yang menceritakan binatang yang hidup sebagai manusia, berbuat dan berbicara seperti manusia. Pada umumnya fabel mempunyai pesan pendidikan.
Misalnya:
Pelanduk yang Jenaka
Harimau dengan Manusia
3. Legenda
Ialah dongeng yang berisi tentang terjadinya nama-nama tempat: gunung, sungai, danau, dan sebagainya.
Misalnya :
Terajadinya Danau Toba
Banyuwangi
4. Dongeng jenaka atau orang Pandir
Dongeng ini sengaja mengemukakan kebodohan seseorang. Apa yang dikemuannya serba salah sehingga menimbulkan kejenakaan. Setipa daerah di Indonesia mempunyai tokoh ini.
Misalnya :
Pak Pandir, Pak Kadok, Lebai Malang (dari Melayu)
Joko Kendil, Joko Bodo (dari Jawa)
Ni Pandir, Simamora Nakotok (dari Batak)
Sempader, Aram Jadah (dari Gayo)
Si Kabayan, Bapa Leco, Aki Bolong (dari Sunda)
5. Sage
Ialah dongeng yang mengandung sejarah
Misalnya:
Hang Tuah
Joko Tingkir

HIKAYAT

Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Tokoh utama dalam hikayat ialah raja, permaisuru, putra raja yang gagah berani.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
SEJARAH
Penulis sejarah dalam prosa lama ialah pegawai istana yang hanya menulis hal yang baik tentang asal usul raja dan kaum bangsawan serta kejadian-kejadian penting. Yaitu tentang
Contoh sejarah:
Sejarah Melayu – dituis oleh Tun Sri Lanang
Silsilah Bugis

SASTRA INDONESIA

BENTUK KESUSATRAAN

    1. Prosa
Adalah bentuk sastra yang dinyatakan bebas. Cara ini tidak memiliki ikatan yang luar biasa. Kata prosa diambil dari bahasa Latin orates provorsa, yang berarti ucapan langsung
Bntuk Prosa:
(1) Prosa Lama
a.       Dongeng
b.      Hikayat
c.       Sejarah
(2) Prosa Baru
      a. Roman
      b. Novel
      c. Cerita Pendek
      d. Drama
      e. Resensi
      f. biografi dan otobiografi

                  B. Puisi
 Adalah bentuk sastra yang treikat dengan aturan bait, rima, irama,bait, dan larik.
Bentuk Puisi :
(1)   Puisi Lama
a.       Mantera
b.      Bidal
c.       Pantun Kilat /Karmina
d.      Pantun
e.       Pantun Berkait
f.       Talibun
g.       Seloka
h.      Gurindam
i.        Syair
(2)   Puisi Baru
a.       Distikon
b.      Terzina
c.       Quatrain
d.      Quint
e.       Sektet
f.       Septime
g.       Oktavo/Stanza
h.      Soneta

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...