MENULIS CERPEN DENGAN SUDUT PANDANG PENCERITAAN ORANG KETIGA BERDASARKAN IDENTIFIKASI ‘POCETOK’ DALAM SYAIR LAGU
Diajukan untuk
LOMBA KREATIVITAS ILMIAH GURU XVI TAHUN 2008 Ditulis oleh
Dra. Seni Asiati
Guru SMA Yappenda Jakarta Utara
Mata pelajaran : Sastra Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan.
Karya tulis ini dibuat dalam rangka ikut berpartisipasi dalam “Lomba Kreativitas Ilmiah Guru XVI Tahun 2008 yang diselenggarakanan oleh LIPI.
Karya tulis ini dapat terselesaikan karena uluran tangan dan bantuan yang menyertai pembuatan karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kepala Sekolah SMA Yappenda Drs. H. M. Bakri Siknun, M.M yang telah memotivasi penulis agar selalu menggali potensi diri,
2. Rekan-rekan guru
3. Para siswa SMA Yappenda, khususnya untuk siswa kelas XI Bahasa
4. Suami tercinta dan buah hati yang selalu menjadi inspirasi
5. Semua pihak yang membantu terselesaikannya karya sederhana ini.
Semoga semua kebaikan tersebut dibalas oleh Allah SWT.
Tentu saja karya tulis ini banyak kekurangannya, oleh sebab itu saran dan kritik selalu diharapkan. Akhirul kalam semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Jakarta , Mei 2008
Penulis
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Masalah 2
1.3 Konsep Pemecahan Masalah 2
1.4 Pembatasan Masalah 3
1.5 Tujuan Pembelajaran 3
1.6 Manfaat Penelitian 4
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Subjek Penelitian dan tempat penelitian 5
2.1.1 Subjek Penelitian 5
2.1.2 Tempat Penelitian 5
2.2 Input 5
2.3 Penyusunan Program Pembelajaran 6
2.3.1 Perumusan Tujuan Pembelajaran 6
2.3.2 Perumusan Materi Ajar 7
2.3.3 Metode Pembelajaran 7
2.3.4 Syair lagu sebagai media 7
2.3.5 Instrumen Penilaian 7
BAB III LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN MENULIS CERPEN DENGAN SUDUT PANDANG PENCERITAAN ORANG KETIGA BERDASARKAN IDENTIFIKASI POKOK-POKOK CERITA DAN TOKOH DALAM SYAIR LAGU
3.1 Menulis Cerpen berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dalam
syair lagu 9
3.2 Unsur-Unsur Dalam Cerpen 9
3.3 Pelaksanaan Pembelajaran 10
3.3.1 Kegiatan Awal 10
3.3.2 Kegiatan Inti 10
3.3.3 Kegiatan Penutup 13
3.4 Penilaian Hasil Belajar 13
3.4.1 Penilian Proses belajar 13
3.4.2 Penilaian Hasil Belajar 14
BAB IV LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN
4.1 Hasil Pembelajaran
4.1.1 Penilaian Proses (afektif) 17
4.1.2 Penilaian Hasil Karya 17
4.2 Analisis Hasil Pembelajaran 18
4.2.1 Analisis Penilaian Proses 18
4.2.2 Analisis Penilaian Hasil Belajar 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 20
5.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
RIWAYAT HIDUP PENULIS 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANTOLOGI CERPEN PILIHAN
ABSTRAK
MENULIS CERPEN BERDASARKAN SUDUT PANDANG PENCERITAAN ORANG KETIGA BERDASARKAN IDENTIFIKASI ‘POCETOK’ DALAM SYAIR LAGU. Dra. Seni Asiati, Guru Mata Pelajaran Sastra Indonesia di SMA Yappenda Jakarta Utara
Karya tulis ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam keterampilan menulis cerita pendek.. Subjek penelitian karya tulis ini adalah siswa kelas XI Program Bahasa di SMA Yappenda Jakarta Jakarta.Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan selama proses pembelajaran maupun penilaian terhadap hasil skor yang diperoleh siswa.
Penelitian ini bertujuan agar siswa mampu menulis puisi dengan baik, berani tampil, berekspresi melalui rasa, raga, dan karsa di depan umum. Memahami perbedaan sudut pandang penceritaan dalam menulis cerpen. Selain itu mengajarkan siswa untuk bertindak bijak dalam berkomentar, memberikan kritik, dan belajar menyunting kaya orang lain. Guru dapat mencapai kompetensi dasar mata pelajaran yang diharapkan dan dapat mengembangkan media lain untuk memotivasi siswa dalam berkreativitas menulis sastra dalam hal ini penggunaan media syair lagu.
Pada dasarnya suatu penelitian dikatakan berhasil apabila didapat hasil yang memuaskan dari penelitian tersebut. Media syair lagu yang dipakai dalam penelitian ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hasil karya siswa berupa kumpulan cerpen menjadi referensi di sekolah dan dipublikasikan. Rasa ingin tahu dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di kelas lebih baik dan lebih antusias mengikuti pelajaran. Rasa bersaing untuk berkreasi terasa baik dan termotivasi
Kata kunci: Cerpen, Sudut Pandang, Identifikasi, Pokok Cerita, Tokoh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerpen merupakan sebuah dialog, kontemplasi, serta reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Pembelajaran menulis cerpen dapat membawa siswa ke dalam kehidupan dan lingkungan kehidupan mereka. Hal ini dapat dijadikan sarana yang tepat untuk melatih kepekaan siswa terhadap masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan siswa menjadi manusia yang berbudaya, manusia yang responsif terhadap hal-hal yang ada dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran menulis cerpen, khususnya di SMA YAPPENDA Jakarta Utara Program Bahasa, mata pelajaran Sastra Indonesia, belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Kualitas karya siswa masih rendah. Masih jarang karya siswa yang berhasil dimuat di media massa. Hal ini disebabkan metode yang digunakan belum mampu mengembangkan kreativitas siswa. Sampai saat ini, ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen, seperti metode ceramah, tanya jawab, penugasan, kerja kelompok, dan metode lain yang bersifat umum. Metode-metode tersebut belum secara spesifik memberikan kiat bagaimana siswa menulis cerpen. Akibatnya, permasalahan yang dialami siswa dalam menulis cerpen belum dapat teratasi.
Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab yang dominan cenderung mengkondisikan pembelajaran menulis cerpen bersifat teoretis. Metode penugasan memang dapat mengkondisikan siswa lebih aktif, tetapi siswa tidak mendapat bimbingan yang memadahi. Menulis cerpen dengan berkolaborasi atau secara kelompok tidak dapat mewakili ekspresi pikiran dan perasaan masing-masing siswa. Kondisi ini tidak berarti bahwa metode-metode tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi, tetapi untuk menggali secara efektif kemampuan siswa dalam menulis cerpen dibutuhkan metode lain yang inovatif.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis ungkapkan di atas dan temuan di lapangan pada saat kegaiatan belajar mengajar di kelas penulis mengidentifikasikan berbagai permasalahan dalam pembelajaran menulis cerpen.yaitu:
1) Belum semua siswa antusias dalam pembelajaran menulis cerpen.
2) Siswa kesulitan untuk memulai menulis cerpen
3) Siswa kesulian mengembangkan tokoh dan permasalahan
4) Siswa belum mampu membedakan antara menulis cerpen dengan dengan sudut penceritaan orang ketiga dan dengan sudut penceritaan orang pertama
5) materi cerita yang didapat masih kurang digali oleh siswa
1.3 Konsep Pemecahan Masalah
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang inovatif untuk memberikan solusi cara mengajarkan menulis cerpen pada siswa jkelas XI program Bahasa..
Antusias siswa yang rendah dapat dibangkitkan melalui pemberian motivasi. Siswa perlu dijelaskan berbagai keuntungan yang didapat jika siswa mampu menulis cerpen dengan baik. Kisah-kisah para pengarang yang telah sukses dalam berkarya dapat dijadikan sebuah teladan bagi siswa. Perlu dikemukakan juga pentingnya menulis cerpen sebagai wadahdalam mengekspresikan pikiran dan perasaan. Di samping itu, metode pembelajaran harus mampu menciptakan nuansa pembelajaran yang menarik. Siswa akan merasa tertarik apabila kehidupan siswa, pengalaman siswa, dan lingkungan kehidupan siswa dilibatkan sehingga sangat dimungkinkan tumbuhnya antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Kesulitan siswa untuk mendapatkan gagasan cerita dapat disebabkan oleh kebebasan penuh yang diberikan guru kepada siswa dalam pemilihan materi. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung menjiplak cerita yang telah ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan ilustrasi problematis untuk mengawali pembelajaran. Ilustrasi tersebut akan menjadi pijakan bagi siswa untuk mengembangkan ceritanya sekaligus memudahkan siswa untuk memperoleh inspirasi.
Siswa kelas XI program bahasa adalah siswa yang diarahkan dan dimotivasi untuk lebih mencintai sastra dan mengembangkan potensi yang dimilik.Agar siswa dapat memilih, mengemas, sekaligus membedakan antara menulis cerpen dengan menulis pengalaman pribadi guru perlu memberikan suatu contoh konkret dari sebuah pengalaman pribadi dikemas ke dalam bentuk cerita dengan metode bertanya jawab. Siswa diposisikan sebagai pihak yang mengalami pengalaman tersebut. Siswa seolah-olah memiliki tanggung jawab untuk mereaksi, mengambil sikap dan tindakan karena terjadi pada dirinya. Apabila siswa telah memposisikan dirinya sebagai pihak yang mengalami peristiwa, siswa akan tersentral dalam membangun cerita pada tokoh tersebut. Dengan demikian, perbedaan antara cerpen dan pengalaman pribadi akan lebih terasa.
Untuk mengatasi materi cerita yang belum tergali dengan baik oleh siswa, kiranya perlu adanya stimulus dari luar diri siswa. Rangsangan yang datang dari luar diri siswa kiranya dapat membantu siswa menguraikan materi cerita dengan baik. Syair lagu bagi siswa SMA menjadi sesuatu yang menarik dan siswa lebih cepat memahami media dengan syair lagu alam bercerita dengan sudut pandang orang ketiga.
Beberapa konsep tersebut di atas dapat dikemas dalam sebuah metode pocetok (pokok cerita dan tokoh) dalam syair dalam menulis sebuah cerpen dengan sudut penceritaan orang ketiga.
1.4 Pembatasan Masalah
Pembelajaran kontekstual menginginkan kita agar menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyata. Kita diharapkan dapat mengaitkan antara pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa baik ketika berada di ruang kelas maupun di luar kelas, seperti mengadakan observasi. Apakah pembelajaran menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga dengan pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI ?
1.5 Tujuan Pembelajaran
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gagasan kepada guru, bahwa ketika menyusun program pengajaran atau praktik pada materi tertentu dapat terintegrasi dengan merancang rencana pembelajaran bersama lintas bidang studi. Kelas dapat dijadikan lingkungan belajar yang lebih kontekstual, sebab dalam pembelajaran salah satu mata pelajaran dapat menunjang untuk mata pelajaran yang lain. Dengan demikian diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna.
Tujuan pembelajaran menulis cerpen dengan penceritaan orang ketiga berdasarkan pokok-pokok cerita dalam puisi adalah:
1.5.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen
1.5.2 Tujuan Khusus
Untuk siswa :
1) Mengajarkan siswa dalam menulis cerpen dengan sudut penceritaan orang ketiga berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu
2) Mengatasi hambatan siswa dalam proses belajar mengajar menulis cerpen.
Untuk guru :
1) Salah satu alternatif guru mata pelajaran Sastra Indonesia dalam mengajarkan menulis cerpen
2) Memperkenalkan materi pembelajaran yang berpihak kepada siswa yaitu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan dan minat siswa..
1.6 Manfaat Penelitian
Ibarat sapu lidi, sesuatu yang dikerjakan bersama tentu akan terasa lebih ringan. Sesuatu yang dikerjakan dengan sarana dan prasarana yang membantu proses pembelajaran menjadikan kegiatan belajar mengajar terasa menyenangkan. Secara khusus bagi guru dan siswa diharapkan memberi manfaat:
1.6.1 Bagi guru:
• Guru mempunyai metode yang baru dalam mengajarkan menulis cerpen pada siswa.
• Guru dapat menganekaragamkan tugas-tugas berdasarkan ide bersama sehingga siswa merasa tertantang untuk menemukan pemecahannya.
• Guru dapat bersama-sama memotivasi siswa dalam bentuk tugas yang kreatif.
1.6.2 Bagi siswa:
• Siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan.
• Siswa merasa mampu menyelesaikan tugas mandiri yang memotivasi siswa untuk berkreasi
• Siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang bervariasi.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Subjek Penelitian dan tempat penelitian
2.1.1 Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil subjek kelas XI Program Bahasa, yang penulis ajarkan di SMA Yappenda Program Bahasa di kelas XI hanya ada satu kelas dengan jumlah siswa 26 orang . Terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
2.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Yappenda yang beralamat di Jalan Swasembada Timur V/ 10 Jakarta Utara. Siswa-siswa yang bersekolah di SMA Yappenda adalah siswa-siswa yang menempatkan SMA Yappenda sebagai pilihan cadangan, setelah mereka tidak diterima di sekolah negeri. Kreatifitas dan kemampuan berpikir bagi siswa-siswa di SMA Yappenda masih jauh dari rata-rata. Diberlakukannya kurikulum KTSP yang pada awal-awalnya mengalami kesulitan, namun setelah para guru yang berjumlah 43 orang dan jumlah siswa untuk tahun ajaran 2007-2008 ini berjumlah 620 orang, membuat berbagai terobosan baru dalam melaksanakan kurikulum KTSP, kegiatan belajar mengajar menjadi terasa lebih menyenangkan. Selain itu upaya pemerintah untuk terus melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru di sekolah, dapat membantu terwujudnya belajar mengajr yang lebih kondusif.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2007-2008, yaitu pada awal bulan Januari sampai bulan Februari dengan melihat jadwal tatap muka guru mata pelajaran Sastra Indonesia di kelas.
2.2 Input
Kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI RATA-RATA
1. syair lagu dengan pokok cerita dan tokoh
60.0
2. Kesesuaian dan konsistensi sudut pandang 58.0
3. Pengembangan cerita 60.00
4 Ejaan 67.0
5 Diksi 50.0
6 Kerapihan 55.0
56.6
2.3 Penyusunan Program Pembelajaran
2.3.1 Perumusan Tujuan Pembelajaran (Kompetensi yang Diharapkan)
Setelah guru memamahami materi yang diajarkan langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai oleh guru dan siswa dalam materi ini harus dirumuskan dengan sebaik-baiknya.
Dalam Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditentukan dalam silabus. Adapun tujuan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syai lagu dikembangkan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator berikut ini.
Mata Pelajaran : Sastra Indonesia
Kelas/Program : XI/ Bahasa
Semester : Ganjil / I
Standar Kompetensi : 3. Memahami cerita pendek, novel, dan hikayat
Kompetensi Dasar : 3.3 Menulis cerita pendek berkenaan dengan kehidupan seseorang dengan sudut penceritaan orang ketiga
Indikator : 1) Mengamati objek (seseorang) yang akan ditulis dalam cerpen
2) Menulis cerpen berdasarkan pengamatan dengan memper-hatikan adanya penokohan, alur, latar, dan sudut pandang orang ketiga
3) Mendiskusikan dan menyunting cerpen yang ditulis
4) Mempublikasikan cerpen yang telah ditulis
2.3.2 Perumusan Materi Ajar
Merumuskn materi ajar yang akan disampaikan pada siswa haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini:
a) tingkat kemampuan siswa,
b) perkembangan jiwa siswa, dan
c) minat siswa.
2.3.3 Metode Pembelajaran
2.3.3.1 Metode Diskusi Kelompok
Berdasarkan tujuan yang diharapkan pada pembelajaran ini diharapkan siswa menghasilkan karya yang siap untuk dipublikasikan. Untuk itu pada pelaksanaan kerja individual yang dilakukan siswa dan hasil karya yang telah dihasilkan, maka diskusi kelompok diperlukan dalam proses penyuntingan cerpen yang sudah ditulis siswa
Dengan metode ini, diharapkan dapat (1) membantu siswa belajar menjadi editor naskah dalam hal ini penggunaan EYD; (2) membantu siswa mengevaluasi kesalahan dalam menempatkan sudut pandang penceritaan; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dn logis terhadap suatu masalah dan hasil karya orang lain; (4) membantu siswa menyadari akan pentingnya media sebagai perangsang dalam menungkan ide dan gagasan dalam hal ini syair lagu; (5) membantu siswa untuk lebih menghargai karya cipta orang lain dan (6) mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik .
2.3.4 Syair lagu sebagai media
Untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran, diperlukan alat/bahan/ sumber belajar. Alat/bahan/ sumber belajar yang diperlukan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga adalah , syair lagu berupa bahan cetak dan kaset/ CD berisi lagu.
Syair lagu yang akan dibuat diupayakan dibebaskan kepada siswa untuk memilih dengan memperhatikan beberapa hal yaitu:
1) siswa.menyenangi lagu tersebut
2) Siswa mengerti dan memahami isi yang terkandung dalam syair lagu tersebut
3) Mengandung suatu pesan/amanat
2.3.5 Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian berupa penilaian kelas secara individu melalui skor perolehan yang didapat siswa dan sesuai kriteria ketuntasan minimal atau KKM.
KKM mata pelajaran Sastra Indonesia pada Satandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah dirumuskan di SMA Yappenda berdasarkan hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran adalah 65.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.
Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Rubrik Penilaian Individual
Instrumen penilaian individu berbentuk skor perolehan siswa yang diakumulasikan menjadi nilai akhir yang diperoleh siswa. Penilaian siswa dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam berkreasi dalam hal ini menulis cerpen.
2) Rubrik Penilaian Sikap (afektif)
Instrumen ini dibutuhkan untuk mengetahui sikap setiap siswa selama pembelajaran berlangsung yang meliputi keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, kesungguhan mengerjakan tugas individu , kemauan siswa berpartisipasi mengerjakan tugasnya dalam kelompok/ di kelas.
3) Rubrik Penilaian diskusi kelompok
Penelitian pembelajaran ini menggunakan metode diskusi kelompok, maka dibutuhkan lembar tugas diskusi kelompok. Lembar tugas diskusi kelompok digunakan siswa untuk melaporkan hasil diskusinya dalam hal penyuntingan karya siswa. Dengan lembaran ini hasil kerja kelompok dapat diketahui sekaligus dapat dinilai.
Yang dinilai dalam pembelajaran ini tidak hanya menilai hasil kerja, tetapi juga menilai sikap siswa dalam bekerjasama untuk menyunting kembali karya siswa lainnya. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dalam diri siswa akan tumbuh sikap kritis dan menghargai karya orang lain.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN MENULIS CERPEN DENGAN SUDUT PANDANG PENCERITAAN ORANG KETIGA BERDASARKAN IDENTIFIKASI POKOK-POKOK CERITA DAN TOKOH DALAM SYAIR LAGU
3.1 Menulis Cerpen berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dalam syair lagu
Genre sastra menurut Sumardjo dan Saini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : Sastra Imajinatif dan non imajinatif. Sastra imajinatif terdiri dari puisi, prosa dan drama, sedangkan sastra non imajinatif terdiri dari essai, kritik, biografi, catatan dan surat-surat ( 1991 : 17 ).
Cerpen dalah singkatan dari cerita pendek, cerpen adalah cerita yang berbentuk proses yang relatif pendek. Pengertian pendek sungguh tidak begitu jelas ukurannya ( Sumardjo dan Saini, 1991 : 30 ).
Ada yang mengartikan pendek dapat dibaca selagi duduk dengan waktu yang kurang dari satu jam. Ada yang melihat dari jumlah kata yang terdapat didalamnya ( Notosusanto dalam Tarigan, 1984 : 1974 dan jassin 1991 : 69 ), menulis yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan adanya unsur-unsur instrinsiktertentu yang tidak kompleks. Dengan kata lain, cerpen memiliki karakter, plot dan latar yang terbatas.
Seringkas atau sependek apapun, dalam sebuah cerpen pasti ada cerita. Cukup banyak batasan, definisi, dan pengertian cerpen yang dikemukakan para pakar sastrawan, sampai sekarang definisi cerpen masih sering diperbincangkan dan diperdebatkan.
Identifikasi pokok-pokok cerita dalam syair lagu adalah suatu media untuk merangsang siswa dalam menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga.
3.2 Unsur-Unsur Dalam Cerpen
Cerpen sebagai salah satu karya rekaan (fiksi), merupakan satu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur itu saling berkaitan, tidak terpisahkan satu sama lain, dan secara bersama-sama membentuk cerita (Rusyana, 1982 : 65 ). Unsur-unsur yang membentuk cerpen terdiri dari unsur eksntrinsik dan intrinsik. Unsur eksntrinsik adalah isi suatu karya sastra yang berkaitan dengan kenyataan- kenyataan di luar karya sastra itu (Sukada, 1993 :63 ). Sedang unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya satra itu sendiri yang menyebabkan karya itu hadir ( Nurgiyantoro,1998 : 23). Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, penokohan, latar, setting, gaya bercerita,sudut pandang, amanat, dan lain-lain.
Karya sastra adalah karya estetis yang memiliki fungsi menghibur, memberikan kenikmatan emosional, dan intelektual kepada pembacanya. Untuk mampu berperan seperti itu, karya sastra harus memiliki kapaduan yang utuh diantara semua unsur penyusunnya.
Lagu dibangun oleh beberapa unsur pendukung di antaranya nada, lirik lagu, dan musik. Lirik lagu merupakan kesatuan bahasa yang digunakan pengarangnya untuk menyampaikan ide, gagasan, dan perasaannya.
Sudut pandang merupakan unsur intrinsik yang merupakan cara pengarang bercerita. Sudut pandang penceritaan terbagi dua yaitu :
1) sudut pandang orang pertama, dengan menggunkan kata ganti aku dalam bercerita dan,
2) sudut pandang orang ketiga, dengan menggunkan kata ganti ia, dia dan nama orang dalam bercerita
3.3 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran berlangsung selama 4 x 45 menit yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
3.3.1 Kegiatan Awal
Langkah-langkah kegiatan awal dalam pembelajaranini dapat dideskripsikan berikut ini:
1) Guru menyiapkan siswa untuk menerima pelajaran.
2) Guru menyampaikan tujuan dan indikator ketercapaian pembelajaran yang diharapkan .
3) Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai syair lagu yang diketahui siswa misalnya syair lagu Iwan Fals (Umar Bakri)
5) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan cerpen
6) Guru mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan pokok-pokok cerita dalam syair lagu yang dipahami siswa.
3.3.2 Kegiatan Inti
Langkah-langkah kegiatan awal dalam pembelajaranini dapat dideskripsikan berikut ini:
1) Siswa menentukan satu syair lagu yang disukai
Misalnya lagu Ayat-ayat Cinta (Rossa)
desir pasir di padang tandus
segersang pemikiran hati
terkisah ku di antara cinta yang rumit
bila keyakinanku datang
kasih bukan sekadar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan
reff:
maafkan bila ku tak sempurna
cinta ini tak mungkin ku cegah
ayat-ayat cinta bercerita
cintaku padamu
bila bahagia mulai menyentuh
seakan ku bisa hidup lebih lama
namun harus ku tinggalkan cinta
ketika ku bersujud
bila keyakinanku datang
kasih bukan sekedar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan
repeat reff
ketika ku bersujud
2) Membaca secara cermat syair lagu yang telah dipilih
3) Siswa mengidentifikasikan pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu yang telah dipahami isinya
Guru memberikan bimbingan bagaimana menentukan pokok-pokok cerita yang terdapat dalam syair lagu, siswa mencermati peristiw yang terjadi dalam setiap syair lagu yang dibacanya, sebelumnya dicontohkan satu syair lagu dan secara bersama-sama menentukan pokok-pokok cerita serta tokoh yang ada dalam syair lagu
Contoh Pokok-pokok cerita dari syair lagu Ayat-ayat cinta
• Seorang wanita yang mencintai seorang pria dengan tulus (tahap perkenalan, tokoh = seorang wanita dan seorang pria)
• Pria yang dicintai mencintai wanita lain (tahap konfliks tokoh)
• Karena rasa cinta ia rela untuk meninggalkan si pria (tahap klonplikasi dan konfliks cerita)
• Wanita tersebut mengabdikan hidupnya untuk anak yatim di sebuah desa terpencil ( tahap peleraian cerita)
4) Siswa menempatkan dirinya sebagai pencerita atau menggunakan tokoh dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga.
5) Setelah mampu mengidentifikasikan pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu sudah sudah mendapatkan sebuah kerangka dasar dalam menulis cerpen.
6) Kerangka dasar cerpen siap untuk ditulis secara utuh. Siswa menulis cerpen dengan memperhatikan kaidah penulisan cerpen dan penggunaan ejaan yang baik dan benar.
7) Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Tahap ini dilakukan penilaian individual oleh guru dengan menggunakan rubrik penilaian.
8) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, dalam satu kelompok terdapat 5 orang siswa, karena jumlah siswa dalam kelas bahasa ada 35 orang. Kegiatan selanjutnya adalah menyunting hasil kerja. Setiap kelompok mendapat 5 hasil karya siswa. Hal-hal yang disunting meliputi sudut pandang penceritaan orang ketiga yang harus konsisten, penulisan ejaan, penggambaran pokok-pokok cerita dan tokoh yang menarik, dan kejelasan hubungan cerita dengan syair lagu.
Jika dilakukan secara objektif, kegiatan ini mampu menumbuhkan sikap bekerja sama antarsiswa antarkelompok.
9) Setelah cerpen disunting, dikumpulkan kepada guru untuk dilihat hasil penyuntingan dan kesalahan yang dilaporkan oleh tiap kelompok dalam lembar penyuntingan.
10) Memperbaiki hasil pekerjaan dengan mengetik rapih cerpen yang telah diperbaiki.
11) Mempublikasikan hasil karya dalam majalah sekolah yang terbit dan di majalah dinding OSIS. Publikasi dilakukan bergiliran karya terbaik disiapkan untuk diikutkan lomba penulisan cerpen.
Publikasi juga dilakukan dengan dibuatkan antologi cerpen pilihan, untuk lingkungan sekolah dan sebagai bahan referensi sekolah.
12) Memilih karya terbaik
Siswa dan guru menentukan karya terbaik berdasarkan hasil individu dan hasil penyuntingan dari siswa yang tidak banyak memerlukan penyuntingan mendalam. Kegiatan dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap bersaing untuk lebih maju lagi berkarya.
13) Memberikan penghargaan
Karya terbaik yang telah ditetapkan berhak diberikan penghargaan dengan pujian atau hadiah khusu berupa pengikutsertaan karya tersebut dalam lomba di tingkat kodya amupun provinsi.. Kegiatan ini sangat penting karena selain mampu membangkitkan motivasi
3. 2.3 Kegiatan Penutup
Langkah-langkah kegiatan awal dalam pembelajaranini dapat dideskripsikan berikut ini:
1) Merangkum dan menyimpulkan cara menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu.
2) Merefleksi.
3) Memberi tugas pengayaan.
4) Menutup kegiatan belajar dengan merangkum hasil pembelajaran yang telah dicapai dalam pertemuan yang telah berlangsung.
3.4 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan ketercapaian siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Ada dua penilaian yang digunakan yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar.
3.4.1 Penilaian Proses Belajar
Penilaian ini dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung yang meliputi penilaian afektif yaitu kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Aspek penilaian afektif meliputi :
Aspek Skor 1 Skor 2 Skor 3
Keseriusan mengikuti pembelajaran Kurang serius, sering bercanda, mengganggu teman Masih melakukan aktivitas di luar pembelajaran Mengikuti pembelajaran dengan tertib
Kerjasama dalam diskusi kelompok Masih memerlukan bimbingan guru secara intensif Tanpa bimbingan intensif Sudah dapat membimbing teman
Waktu Waktu yang tersedia tidak cukup Selesai sesuai waktu yang tersedia Selesai sebelum waktu berakhir
Skor maksimal yang harus diperoleh siswa adalah 9
Penghitungan skor dengan rumus sebagai berikut :
Skor perolehan X 100 = Nilai Akhir
Skor Maksimal
Misalnya : Natasha
Skor perolehannya 25 maka nilai akhir Natasha:
8 X 100 = 88,8
9
3.4.2 Penilaian Hasil Belajar
Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini adalah:
1) Kesesuaian syair lagu dengan pokok cerita dan tokoh
2) Kesesuaian dan konsistensi sudut pandang yang digunakan
3) Pengembangan cerita
4) Ejaan yang digunakan
5) Diksi, penggunakan bahasa
6) kerapihan dalam penulisan
BAB IV
LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN
4.1 Hasil Pembelajaran
Kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan sudut penceritaan orang ketiga berdasarkan identifikasi pokok-pokok cerita dan tokoh dalam syair lagu menampakkan kemajuan lebih dari 10 persen. Pada proses pembelajaran siswa sudah dapat bekerja secara mandiri dan dapat menuangkan ide serta gagasannya dalam menulis cerpen.
Media syair lagu sebagai rangasangan untuk menulis membantu siswa dalam mengembangkan pokok-pokok cerita menjadi suatu cerita pendek yang utuh. Proses pembelajaran setiap aspek dapat dilalui siswa dengan baik , lebih jauh penulis deskripsikan sebagai berikut:
4.1.1 Penilaian Proses (afektif)
1) Keseriusan mengikuti pelajaran , siswa sudah mampu mengikuti pelajaran dengan tertib dan konsentrasi pada materi
2) Diskusi kelompok,dalam diskusi kelompok untuk menyunting hasil pekerjaan temannya siswa sudah dapat berkerjasama dalam kelompok dengan mandiri
3) Waktu yang tersedia dengan media syair lagu dan menentukan pokok-pokok cerita serta tokoh dapat digunakan siswa dengan baik.
4.1.2 Penilaian hasil karya
1) Syair lagu dengan pokok cerita dan tokoh
Siswa sudah dapat menyesuaikan syair lagu dengan pokok cerita dan tokoh dengan baik. Keragaman pokok-pokok cerita dan penggambaran tokoh yang kuat menjadikan cerpen karya siswa menjadi bervariasi. Walaupun syair lagu yang diambil lebih banyak syair lagu yang bertema cinta
2) Kesesuaian dan konsistensi sudut pandang
Siswa sudah mampu secara konsisten bercerita dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga dari awal hingga akhir cerita.
3) Pengembangan cerita
Cerita dikembangan dengan menarik, konflik yang dikemukakan lebih baik dan pengembangan cerita terasa gaya remaja siswa.
4) Ejaan
Sebagian siswa sudah dapat menggunakan ejaan yang sesuai dengan kaidah, penggunaan tanda baca, pemenggalan dialog dan penggunaan huruf kapital sudah dapat ditulis siswa dengan benar.
5) Diksi
Pilihan kata atau diksi yang digunakan siswa dalam karyanya cenderung menggunakan bahasa-bahasa yang digunakan para remaja dalam pergaulannya. Penggunaan ungkapan baru dan ungkapan yang menarik sudah banyak digunakan siswa dalam karyanya. Namun, siswa juga masih menggunakan bahasa yang digunakan di kalangan remaja pada umumnya. Selama digunakan dalam konteks (situasi, tempat, dan penutur) yang tepat, hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Namun, ada sebagian karya siswa yang sudah mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat. Siswa sudah mampu menggunakan kata-kata baku tanpa mengurangi keefektifan dan kekomunikatifan dialog. Keberhasilan siswa dalam penggunaan pilihan kata yang tepat ini tidak terlepas dari pemilihan materi ajar yang disajikan guru yaitu sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat siswa.
6) Kerapian
Walaupun tidak begitu mendasar, kerapian dalam menulis cerpen harus diperhatikan karena ini akan menyangkut kelancaran pada saat naskah tersebut dipublikasikan. Kekurangrapian dalam penulisan, misalnya tidak terbaca, atau banyaknya coretan dapat mengaburkan penyuntingan yang dilakukan oleh rekannya. Kerapian berhubungan dengan cara seseorang menempatkan hasil pekerjaan sebagai maha karya.
4.2 Analisis Hasil Pembelajaran
4.2.1 Analisis Penilaian Proses
Aspek penilian proses yang merupakan penilian awal guru dalam ranah afektif, dalam pembelajaran kali ini didapat hasil sebagai berikut berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh :
Keseriusan mengikuti pembelajaran
3 siswa = 11,6 %
4 siswa = 15,4 %
19 siswa = 73, %
Kerjasama dalam diskusi kelompok
4 siswa = 15,4 %
2 siswa = 7,6 %
20 siswa = 77 %
Waktu
4 siswa = 15,4 %
3 siswa = 11,6 %
19 siswa = 73 %
Nilai rata-rata siswa dalam penilaian afektif ini adalah 86,75. Pada aspek afektif ini siswa sudah baik perolehan nilainya.
4.3 Analisis Penilaian Hasil Belajar
Hasil pembelajaran menulis cerpen dengan identifikasi pokok-pokok cerita dalam puisi cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakan identifikasi pokok-pokok cerita dalam syair lagu.
Tabel Perbandingan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen sebelum dan sesudah Menggunakan identifikasi pokok-pokok cerita dalam syair lagu
ASPEK YANG DINILAI PERSENTASE KEBERHASILAN
Sebelum Sesudah Peningkatan
Tema syair lagu dengan pokok cerita dan tokoh
Kesesuaian dan konsistensi sudut pandang
Pengembangan cerita 60 % 73 % 14 %
Ejaan 67 % 76 % 18 %
Diksi 50 % 73,% 28 %
Kerapian 55 % 76 % 20 %
Rata-rata kemampuan 58,3 % 76,3 % 18 %
Nilai rata-rata siswa dalam penilaian afektif ini adalah 80,3.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian, baik hasil pada proses penilaian aspek afektif maupun pada hasil karya siswa, pembelajaran menulis cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga berdasarkan indentifikasi pocetok dalam syair lagu dapat digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran Sastra Indonesia.
Hal ini dimungkinkan karena :
1) mudah dilaksanaka oleh setiap guru Bahasa Indonesia di SMA karena alat bantunya mudah diperoleh dan mudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
2) Materi ajar yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan siswa sehingga siswa sangat meminati pembelajaran ini.
3) Kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa sehingga siswa dapat menemukan jawaban sendiri (inkuiri) terhadap permasalahan yang didiskusikan. Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya.
4) Sangat efektif untuk mengembangkan kreativitas imajinatif siswa karena dalam kegiatan pembelajaran ini siswa dituntut untuk menentukan isi syair lagu, menentukan pokok-pokok cerita dalam syair lagu dan tokoh
5) Mengembangkan pokok-pokok cerita dan tokoh menjadi sebuah cerpen dengan sudut pandang penceritaan orang ketiga
6) Sangat efektif untuk menumbuhkan sikap demokratis, kompetitif, dan sportif karena dalam kegiatan pemebelajaran ini siswa berdiskusi kelompok, menilai karya temannya, dan memberikan penghargaan kepada teman yang dinilai menghasilkan karya terbaik.
7) Sangat efektif untuk menumbuhkembangkan sikap bekerja sama, berinisiatif, perhatian, dan bekerja sistematis karena dalam pembelajaran ini menekankan pada kemampuan siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
8) Sangat efektif dalam memunculkan ide kreatif siswa dengan sesuatu yang disukainya dalam hal ini lagu.
5.2 Saran
Identifikasi pokok-pokok cerita dalam syair lagu cukup efektif dalam dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga diharapkan para guru berkenan menggunakan media dan metode ini. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, sebaiknya siswa dilatih berkali-kali. Tugas mandiri perlu diberikan kepada siswa. Dalam waktu tertentu perlu diadakan lomba menulis cerpen sehingga siswa termotivasi untuk menulis. Metode dan media syair lagu hanyalah salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tetap dimungkinkan menggunakan metode dan media lain yang menarik, inovatif, dan elevan.
Penelitian ini kiranya dapat berguna dalam melatih kemahiran dan keterampilan berbahasa sastra siswa. Khususnya siswa SMA Yappenda Jakarta Utara untuk lebih mencintai sastra sebagai pelajaran yang banyak mengajarkan nilai-nilai luhur tentang hidup dan kehidupan.
Pembelajaran yang menyenangkan tentang sastra akan memunculkan cerpenis-cerpenis dari tangan guru-guru yang mau memulai sesuatu yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1984. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : Gramedia
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
_________ 2001. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
_________.2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Prinsip dan Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas
De Porter, Bobbi, Reardon, Mark, dan Singer-Nourie, Sarah. 2000. Quantum Teaching. Jakarta: Kaifa.
Esten, Mursal 1984. kesusastraan : Pengantar tori dan sejarah Bandung : Angkasa
Hernowo.2004. Bu Slim & Pak Bil: Menggagas-Kembali Pendidikan Berbasiskan Buku. Bandung : Mizan Learning Center
_______. 2005. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung: Mizan Learning Center
Jumadi. 2007. Menggagas Pembelajaran Bahasa Indonesia. www.wordpres.com
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Natawidjaya, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung : IKIP Bandung
Parera, Jos Daniel. 1996. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Landas Pikir dan Landas Teori. Jakarta: Grasindo
Sawali. 2007. Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor Sebagai Inovasi Metode Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa SMP dalam Menanggapi Pembacaan Cerpen. www. wordpres.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: SIC.
_______. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Grasindo
Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD