Wednesday, March 11, 2009

PELAJARAN SASTRA INDONESIA




AKSARA ARAB MELAYU
Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA menempati mata pelajaran sendiri pada program Bahasa.Pelajaran bahasa Indonesia sendiri dikenalkan pada siswa mulai siswa duduk di bangku SD, dilanjutkan pada jenjang SMP. Pada dua jenjang ini sastra Indonesia menempati porsi yang sedikit sekitar 10%. Materi yang diajarkan lebih banyak mengenai sastra yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Karena kurangnya materi berimbas pada keenganan siswa pada bacaan sastra.Nilai moral yang diajarkan dalam sastra menjadi kurang tergali. Pada jenjang SMA dibukanya program Bahasa pembelajaran Sastra Indonesia menempati porsi 100% untuk diajarkan pada siswa. Perbedaannya terletak pada kompetensi yang harus dicapai siswa. Analisis lebih mendalam dan lebih detai mengenai sastra Indonesia. Pada setiap kompetensi siswa dituntut untuk dapat menaganalisis dan berpikir kritis, logis, dan cermat terhadap bacaan sastra. Selain itu ada materi baru yang disematkan pada pelajaran Sastra Indonesia yaitu aksara Arab Melayu, yang biasa kita sebut Armel. Untuk guru mata pelajaran bahasa Indonesia, sarjana dari Fakulatas Bahasa dan Seni seperti saya bahkan mungkin seluruh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak ada mata kuliah Aksara Arab Melayu. Jadi ketika saya diberi tugas untuk mengajar mata pelajaran Sastra Indonesia di kelas program bahasa, harus ekstra mau belajar mengenal aksara Arab Melayu. Mulanya saya masih buta sama sekali mengajarkan Aksara Arab Melayu apalagi referensi atau buku pelajaran Sastra Indonesia tidak tersedia di toko buku manapun. Apa tidak layakkah buku pelajaran Sastra Indonesia berdiri sendiri tidak menyelip di buku pelajaran Bahasa Indonesia?. Untungnya saya mendapat bantuan dari Melayu Online, pengasuh Melayu online membantu saya dengan mengirimi saya CD mengajarkan aksara Arab Melayu.

PEMBELAJARAN AKSARA ARAB MELAYU

Aksara Arab banyak terdapat dalam naskah sastra lama. Naskah-naskah tersebut tersimpan di Museum Nasional. Pada saat ini huruf Arab Melayu sudah hampir punah. Padahal huruf tersebut pernah dipakai sebagai huruf di Indonesia. Naskah-naskah yang bertuliskan aksara Arab Melayu itu jumlahnya banyak sekali. Beberapa naskah yang dimaksudkan itu antara lain :
1. Hikayat Bayan Budiman
2. Hikayat Gulam
3. Hikayat Seribu Satu Malam
4. Hikayat Indra Maulana
5. Hikayat Hang Tuah
6. Hikayat pujangga Indra Majendra

Aksara Arab Melayu masih bisa kita jumpai dalam kitab-kitab yang diajarkan mengenai sebuah cerita rakyat. Biasanya pengasuh pondok pesantren memasukkan pelajaran ini untuk mengajarkan sastra lama, biasanya yang berlagu.
Pelestarian aksara Arab Melayu dengan pembelajaran mata pelajaran Sastra Indonesia perlu ditingkatkan. Salah satu cara yang paling tepat adalah membuka jurusan atau program bahasa pada jenjang SMA. Sayang untuk wilayah Jakarta Utara saja SMA yang membuka Program Bahasa hanya ada 5 sekolah, selain itu siswa yang berminat untuk masuk program ini terbilang sedikit. Selama tiga tahun semenjak program Bahasa dibuka di SMA Yappenda yang berminat masuk berkisar 20 - 25 orang. tahun ini saja lumayan banyak ada 26 siswa dan siswa-siswa saya memang benar-benar ingin belajar Sastra Indonesia dengan senang bukan terpaksa.
Pembelajaran Dasar Aksara Melayu
Ketika guru mulai mengajarkan Aksara Arab Melayu, terlebih dahulu siswa disiapkan untuk mengenal aksara Arab. Modal utama tersebut akan memudahkan siswa untuk mengenal aksara tambahan dalam aksara Arab Melayu.
Pelambangan Bunyi atau Fonem. Kesemuanya terdapat 37 huruf; yaitu 30 huruf tulisan Arab klasik dan tujuh yang disesuaikan bentuknya huruf Arab
Aksara tambahan tersebut adalah fonem nya (ث), fonem c (ج) penambahan pada titik di atas menjadi tiga. Nah akrena keterbatasan atau belum adanya komputer yang bisa membuat penambahan titik tersebut, biasanya saya menambahkan sendiri setelah jadi print out.Fonem ng (غ) juga dengan penambahan titik menjadi tiga di atasnya, terakhir fonem g (خ).
Untuk menuliskan vokal dipakai huruf saksi.Huruf Saksi huruf saksi yaitu huruf yang dapat dipakai untuk melambangkan vokal. Huruf saksi itu diperlukan agar aksara Arab Melayu itu tidak sukar untuk dibaca. Tanpa huruf saksi tulisan Arab Melayu kadang-kadang tidak dapat dibaca. Huruf yang dapat dipakai sebagai vokal adalah huruf (ا) untuk huruf (a), huruf
(ي), untuk vokal (i), dan huruf (و) untuk vokal (u)
Huruf saksi dipakai pada suku kata terbuka, terutama suku kedua dari belakang.

Huruf Saksi di Awal Kata
Huruf saksi juga dipakai dalam menuliskan kata yang diawali dengan huruf vokal. Dalam menulis vokal pada posisi awal kata, dipakai huruf saksi sebagai berikut :
a. untuk melambangkan a, kita harus memakai huruf ( ا ) atau ( ء ) seperti pada kata اكن (akan) dan الم (alam)
b. untuk melambangkan i, kita harus menggunakan huruf ( ا ) dan huruf ( ي ) seperti pada kata اكن ( ikan).
c. untuk melambangkan u, kita harus memakai huruf ( ا ) dan huruf ( و ), seperti pada kata اولر (ular)

Jadi bagimana kalau kita menulis:

1. Orang

2. Arang

3. Barang

4. Borong

Contoh kalimat:

ستاهن سوده ساي بر سكوله

Setahun sudah saya bersekolah.


حر اين اك لحت مباه فرط ترلحت لوس وكت اك تاث كتث اي تدك سكت جاسمن دن رحن كتث اي برفسه دوغان بوروغ فوركوتوتث. مباه فرط حنث سوده تف تيدك كحايلاغان دي حيدفق

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...