Thursday, November 28, 2013

PEMBELAJARAN EKONOMI SYARIAH PADA SISWA MELALUI KANTIN JUJUR

Kantiku Jujur dan Syar'i
(Seni Asiati)


A.                PENDAHULUAN

Jujur adalah sebuah sikap  yang tentu  mahal harganya. Kejujuran yang ada sekarang ini sungguh susah dicari. Banyaknya kasus-kasus korupsi oleh para pejabat negara mengindikasikan bahwa kejujuran memang sudah melemah. Jujur ternyata sebuah pembelajaran tentang hidup mengekang hawa nafsu dari diri sendiri. Sekolah sebagai wadah pendidikan, dimana anak akan belajar tentang hidup dan kehidupan bisa menjadi lahan memupuk kejujuran.  Awalnya susah mengajarkan siswa di sekolah untuk berbuat  jujur. Contohnya jujur ketika mengerjakan soal tugas bahkan jujur mengerjakan ulangan. Ada saja siswa yang mencontek ada saja kecurangan yang dilakukan siswa ketika mengerjakan tugas. Apalagi dengan berkembangnya teknologi modern, maka kejujuran makin sulit ditemui. Misalnya tugas yang diberikan tidak jarang siswa mencontoh yang ada di internet dengan cara menyalinnya atau istilah  siswa copas atau copi- paste .
Nilai-nilai kejujuran memengaruhi perekonomian kita. Adanya kasus korupsi dengan mengambil uang rakyat dengan mengtasnamakan rakyat. Kantin jujur yang diterapkan di sekolah awalnya bertujuan menanamkan pendidikan karakter yang digadang-gadangkan dalam kurikulum KTSP. Awal mula pelaksanaan kantin jujur ini pada tahun 2009. Pemerintah provinsi DKI Jakarta mengajak siswa untuk jujur pada diri sendiri dengan mengadakan kantin jujur.
Tujuan mengadakan kantin jujur ini tentulah menanamkan pendidikan karakter pada siswa yang mulai luntur. Selain itu pemerintah DKI dalam hal ini dinas pendidikan ingin mengajarkan pada siswa untuk mengelola keuangan atau mengajarkan prinsip-prinsip ekonomi deini mungkin. Beberapa sekolah menengah atas diundang untuk mengikuti pelatihan kantin jujur ini. Pemerintah DKI mengulirkan sejumlah dana sebagai modal awal untuk melaksanakan kantin jujur.
Bulan Oktober 2009 berdirilah kantin-kantin jujur di sejumlah sekolah menengah atas di wilayah DKI Jakarta. Kantin jujur ini menerapkan prinsip berbelanja dan melayani sendiri. Kantin ini menyediakan berbagai keperluan alat tulis siswa dan makanan ringan yang digemari siswa. Selama satu minggu kantin jujur yang menjual barang-barang keperluan siswa seperti pulpen, buku, hapusan, spidol dan alat tulis lainnya ramai pembeli. Selain itu ada juga kantin siswa yang menjual makanan ringan yang digemari siswa seperti permen dan lain sebagainya.
B.       RUMUSAN MASALAH
Banyak permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran ekonomi di sekolah. Pembelajaran yang utama adalah bagaimana mengajarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh sistem ekonomi syariah. Ada beberapa maslah yang ingin penulis uraikan yaitu:
  1. Bagaimanakah mengajarkan siswa untuk jujur dalam bertransaksi?
  2. Bagaimanakah menanamkan sikap jujur pada siswa dalam kehidupan sehari-hari?
  3. Apakah pembelajaran ekonomi syariah dapat diterapkan dalam kantin jujur?
Permasalahan yang ada kiranya dapat dicarikan jalan keluar untuk menanamkan pendidikan karakter dalam hal ini kejujuran dalam melakukan transaksi.
C.      PEMBELAJARAN EKONOMI SYARIAH DI SEKOLAH DENGAN KANTIN JUJUR

Orangtua mengirim anaknya ke sekolah untuk mengajari mereka berpikir. Namun kadang apa yang kita inginkan tidak sesuai harapan. Pembelajaran nilai tentang kehidupan selain diperoleh anak di rumah juga di sekolah melalui interaksi anak dengan teman dan juga guru dalam proses belajar mengajar. Ketika orangtua lebih mengerti cara, kondisi, serta prilaku di mana anak-anak dapat menyerap pembelajaran secara maksimal, dan ketika orangtua mampu menjadikan sekolah sebagai wadah di dalamnya anak-anak dapat memakai serta meningkatkan gaya berpikir dan belajar yang alamiah bagi mereka (John Holt:7). Sekolah kemudian akan menjadikan sebuah tempat di mana semua anak tumbuh, tidak hanya secara fisik ataupun pengetahuan, tetapi juga dalam rasa ingin tahu, keberanian, ketahanan, kesabaran, kompetensi, dan pemahaman akan sesuat.  Pertanyaan yang kini berkembang adalah mengapa nilai kejujuran kini semakin luntur pada diri siswa? Siswa akan memulai kebohongan demi kebohongan mulai dari tugas dan ketidakhadiran di sekolah.
Pembelajaran ekonomi di sekolah dapat dimulai dengan praktik kejujuran dalam transaksi pembelian melalui ‘kantin jujur’. Prinsip ekonomi yang dilakukan mengajarkan siswa untuk jujur bertransaksi sehingga pemasukan yang diterima oleh kantin jujur dapat dibelanjakan lagi. Seperti biasa kantin jujur tersebut layaknya ombak kadang tinggi pemasukan kadang rendah bahkan ada beberapa sekolah yang mati suri alias tutup dengan kerugian yang diderita.
Berdasarkan data yang dihimpun ada 17 sekolah menengah atas negeri dan swasta di wilayah Jakarta Utara yang menerapkan kantin jujur. Beberapa kantin tersebut melakukan transaksi berdasarkan kejujuran siswa. Harga yang tertera adalah harga penjualan tentu saja dengan sedikit keuntungan yang didapat.
Pertanyaannya mengapa bisa kantin jujur dengan niat tulus untuk menanamkan pendidikan karakter siswa justru terpuruk? Apa siswa memang sudah tidak ada yang jujur?
Gerakan kantin jujur dengan suntikan dana dari pemerintah saja sudah menimbulkan konflik. Pertama setelah kantin jujur dilaksanakan siapakah manajemen  yang ditugaskan untuk mengontrol dan mengaudit kantin jujur? Kedua keuntungan yang didapat untuk siapa dan digunakan untuk apa? Ketiga apa peran pemerintah sebagai tindak lanjut dari kantin jujur?
Beberapa siswa  dan guru ekonomi yang ditugaskan mengelola kantin jujur mengatakan modal  awal dari pemerintah DKI digunakan untuk untuk membeli baerang-barang kerluan kantin jujur meliputi juga meja dan lemari kaca.  Awalnya harga yang tertera sudah dinaikkan dari harga pembelian sebanyak 10 % - 15 %. Misalnya kue yang dibeli dipasar Rp 800 maka kantin menjualnya seharga Rp 1000. Keuntungan yang didapat digunakan untuk mendanai kegiatan OSIS dan ada beberapa yang memutar modal tersebut tanpa mengeluarkan untuk keperluan lain selain membeli barang yang akan dijual di kantin jujur.
Kantin jujur mengajarkan siswa belajar ekonomi dengan praktik langsung di lapangan. Selain itu pendidikan moral dan pembangunan karakter manusia Indonesia dapat ditanamkan dengan kantin jujur di sekolah-sekolah. Sejalan dengan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Pihak sekolah dalam hal ini guru ekonomi ingin siswa lebih mengenal tentang ekonomi syariah dalam praktiknya atau secara lebih dekat lagi. Maka kantin jujur bisa mengabungkan prinsip ekonomi syariah dalam pelaksana. Pangeran Charles, dalam sebuah perbincangan dengan media massa, mengatakan ekonomi syariah bisa memberikan jawaban yang tidak bisa dilakukan oleh sistem ekonomi konvensional karena penekanannya pada ekonomi moral.
Kantin Syariah sebagai Pembelajaran pada Siswa
Syariah atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 822) adalah syariat: hukum agama (yang diamalkan menjadi perbuatan-perbuatan, upacara, dsb) yang bertalian dengan agama Islam. Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di sekolah-sekolah ditujukan untuk memberi pengetahuan pada siswa mengenai ekonomi yang berlandaskan Islam dengan segala kelebihan dan kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Sesuai dengan perkembangan ekonomi global dan semakin meningkatnya minat masyarakat dengan ekonomi perbankan secara Islami, ekonomi Islam mendapat tantangan yang sangat besar pula.
Kantin jujur yang sudah berkembang di sekolah-sekolah bisa dijadikan sebuah pembelajaran dengan cara syar’i atau sesuai dengan syariat Islam. Menurut sejumlah ahli ekonomi, ekonomi syariah yang berkembang di Indoensia memiliki beberapa tantangan. Setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi, yaitu: pertama, ujian atas kredibel sistem ekonomi dan keuangannya. Kedua, bagaimana sistem ekonomi Islam dapat meningkatkan dan menjamin atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan seluruh umat, dapat menghapus pengangguran dan kemiskinan di Indonesia ini yang semakin marak, serta dapat memajukan ekonomi dalam negeri yang masih terpuruk dan masih bernilai rendah dibandingkan dengan negara lain. Dan yang ketiga, mengenai perangkat peraturan, hukum dan kebijakan baik dalam skala nasional maupun dalam skala internasional.
Kantin jujur yang semula mengajarkan kejujuran tentu dapat berkembang untuk mengenalkan siswa pembelajaran ekonomi syaria. Tujuan utama kantin jujur selain berniaga atau berdagang adalah menekankan pentingnya nilai kejujuran. Niaga atau disebut dagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli keuntungan (KBBI:229). Niaga sebagai aktivitas ekonomi pada sektor riil menempati posisi penting dalam ekonomi syariah (Amiur Nuruddin: 34).
Ekonomi Islam  adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah perekonomian, sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya, dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktivitasnya.  Pembelajaran ekonomi syariah yang dilakukan di sekolah dapat lebih menananmkan pendidikan karakter dan membentuk generasi yang jujur dalam melakukan transaksi keuangan. Dengan nilai keimanan, apapun bentuk ekonomi yang dilakukan akan  dipandang sebagai bentuk kegiatan ibadah, artinya aktivitas yang diperintahkan dan diridhoi oleh Allah SWT. Pelaku ekonomi akan menempatkan dirinya sebagai hamba dihadapan Allah, perbuatan ekonomi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain akan semakin dihindari. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam ekonomi Islam adalah  adanya unsur  kebenaran dan  dan kebaikan. Dalam pandangan Islam  kebenaran dan  kebaikan  ada yang  mutlak dan ada yang relatif, kebenaran yang  mutlak   hanya  berasal  dari  Allah, al Quran, dan Sunnah  sedangkan yang bersifat relatif  bersumber dari fenomena  alam semesta.
Ekonomi syariah adalah ekonomi yang bertumpu pada  sistem nilai (value) dan etika (akhaq) yang berlandaskan tauhid dan keadilan (Amiur Nuruddi: 105). Pembelajaran ekonomi syariah di sekolah dengan pembelajaran secara langsung dan melibatkan siswa akan semakin bertambah pengetahuan teori maupun praktik pelaksanaan ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat belajar beretika dalam melakukan transaksi.
Niat yang lurus dan kuat yang disandarkan kepada Allah SWT dalam bekerja, akan menjadi motivasi dan ruh kekuatan dalam setiap bentuk tindakan dan pengambilan keputusan. Setiap permasalahan tidak akan disikapi dengan emosional, akan tetapi disikapi secara rasional dan diputuskan secara spiritual.
Kantin yang Jujur dan Syar’i
Kantin jujur yang sudah dilaksanakan dis ekolah-sekolah dan sebagai perwujudan penanaman nilai-nilai budaya karakter bangsa dapat dapat menjadi dasar pembelajaran ekonomi syariah.sistem ekonomi konvensional yang mengedepankan bunga atau keuntungan bagi pelaku ekonomi memicu timbulnya konflik perekonomian yang tidak sehat. Kantin jujur dengan menaikkan harga barang 10 % - 15 % memicu pengurus kantin tidak jujur. Sistem ekonomi syariah yang ditawarkan yaitu sistem bagi hasil. sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalissosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrem. Ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Pertanyaannya bagaimana mengadakan kantin jujur yang syar’i? Kantin jujur yang ada di sejumlah sekolah saja banyak yang tidak jelas atau mati tidak beroperasi lagi. Penanganan yang tidak optimal serta manajemen yang kurang transparan (dalam hal ini tidak jujur) menjadi penyebab kantin jujur harus tutup atau perlahan-lahan tidak jelas keberadaannya.
Siswa SMA sebagai eplaku ekonomi di sekolah pastinya ingin pelayanan yang optimal. Transaksi sendiri yang dilakukan walaupun sebagai pembelajaran kadang membuat kantin hilang kendali. Misalnya: siswa yang membeli pensil atau pulpen seharga Rp 2500, transaksi dilakukan dengan uang pecahan Rp 5000 sementara di kotak uang tidak tersedia pecahan Rp 500. Maka siswa akan mengambil kembalian dengan pecahan yang ada. Kadang kurang Rp 1000 atau bahkan ia sengaja meninggalkan di kotak sisanya dengan tujuan kalau besok berbelanja lagi ia tinggal mengambil. Permasalahannya ada di manajemen, bila penghitungan pemasukan pada hari siswa meninggalkan sisa uang belanja maka uang siswa tersebut akan dihitung sebagai uang masuk. Artinya untuk kemudian hari ia akan mengambil lagi maka kantin akan merugi. Padahal belum tentu kerugian tersebut dilakukan oleh pembeli yang meninggalkan uangnya. Bisa saja kerugian terjadi karena ada siswa yang tidak jujur membeli tanpa membayar. Ini yang sering terjadi dan dialami oleh sejumlah kantin jujur yang dikelola sekolah.
Pembejaran ekonomi dalam Islam pada siswa harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Karena  ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain: Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan (free will), Tanggungjawab (responsibility)
Sistem ekonomi  Islam memiliki  dasar asas yakni kepemilikan pengelolahan kepemilikan dan distribusi kepemilikan ditengah kehidupan manusia. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik. Kedua belah pihak  atau pembeli dan penjual harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

Pembelajaran Ekonomi Syariah di Kantin Jujur

Sebenarnya aturan penjualan dan pembelaian sudah diatur. Pembeli adalah raja, aturan itu sudah disepakati bersama dalam melakukan usaha. Sekolah-sekolah yang menyelenggarakan kantin jujur dapat mengubahnya menjadi usaha dengan prinsip syariah. Cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Barang-barang yang menjadi kebutuhan siswa (alat-alat tulis) harus diperbanyak dengan perbandingan yang proporsional dibandingkan dengan barang-barang yang bukan kebutuhan pokok  siswa (makanan atau minuman).
  2. Penjualan dilakukan dengan prinsip transparan, artinya pengelola kantin membuat catatan harga barang dengan mencantumkan berapa harga pembelian saja tanpa mencantumkan harga penjualan. Beri catatan atau tulisan yang besar di selembar kertas bahwa harga tersebut adalah harga pembelian dan minta siswa untuk menaksir sendiri berapa kelebihan yang harus dibayarkan pada kantin.
Misalnya :
Tabel harga
No
Nama  Barang
Harga pembelian
(satuan)
1
Pulpen Standard AA (hitam/biru)
Rp 2.500
2
Buku tulis Boxy (58)
Rp 6.500
3
Karton warna
Rp 1.700
4
Busur kecil
Rp    800
5
Kertas ulangan
Rp    500

  1. Siswa yag membeli diminta belajar untuk berlaku jujur dan memberikan hasil yang tidak merugikan pada kantin dengan sosialisasi bahwa keberadaan kantin jujur atau keberlangsungan kantin jujur adalah karena siswa dan untuk siswa.
  2. Adakan laporan berkala dan hasil laporan buatlah di dinding sekolah dengan menempatkan jumlah pembelanjaan dan jumlah yang diterima dari penjualan selama periode berjalan, misalnya tiga bulan sekali. Hal ini akan mengajarkan siswa bahwa kantin mengalami kemajuan atau kerugian.
  3. Perolehan keuntungan kantin bisa untuk siswa kembali, misalnya untuk menyantuni siswa yang kurang mampu atau siswa yatim. Bila siswa di sekolah tidak terdapat siswa yang dimaksud,  hasil keuntungan kantin dapat digunakan untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan. Ajak siswa ketika penyerahan bantuan untuk masyarakat. Pembelajaran ini menanamkan nilai kemanusiaan pada siswa.
D.      PENUTUP
Krisis ekonomi dan kemiskinan yang melanda dunia bahkan Indonesia sebagai negara berkembang, maka ekonomi Islam sebagai solusi, walaupun dengan segala kelemahannya sebagai sistem ekonomi yang masih baru sehingga sebagian masyarakat masih belum bisa menerima secara luas ekonomi Islam. Pemahaman tentang ekonomi Islam perlu diajarkan pada sekolah-sekolah delam wujud langsung yaitu mengajarkan pada siswa bagaimana ekonomi syariah dapat mewujudkan perekonomian yang baik dan maju.
Kantin jujur dengan mengedepankan nilai-nilai keilmuan serta nilai moral yaitu menanamkan pendidikan karakter pada siswa perlu terus dikembangkan sehingga siswa mengerti dan  mau mengubah diri dan juga orang lain agar bertransaksi secara jujur dan sesuai syariat Islam.
Oleh karena itu diperlukan kajian dan penelitian untuk mengembangkan ekonomi islam melalui metode-metode transaksi lain dalam pembelajaran di sekolah dan dapat diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah. Siswa khususnya semakin yakin nilai-nilai syariah pasti memberikan kemaslahatan bagi kehidupan berbangsa kita. Dalam doa kita selalu mohonkan, Ya Allah berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan akhirat, dan jauhkan kami dari azab neraka. Semoga pembelajaran ekonomi syariah dalam penyelenggaraan kantin jujur yang syar’i dapat tercapai.
  
                                      DAFTAR PUSTAKA



Depdiknas. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Holt, John. 2012. Bagaimana Siswa Belajar. Jakarta: Erlangga
Mujiono, Dimyati. 2001. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Nuruddin, Amiur. 2010. Dari Mana Sumber Hartamu?. Jakarta: Erlangga
Prayitno, Elida. 2009. Motivasi dalam Belajar. Jakarta : PPLPTK Depdikbud


Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...