Monday, January 4, 2021

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet

Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat"

Senin, 4 Januari 2021


Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami akan pulang hari ini tanpa PCR lagi. Kata dokter kami tidak menularkan lagi dan sudah aman dari virus corona. Alhamdulillah walau hasil PCR masih "POSITIF' yah, sudahlah pulang saja menyembuhkan di rumah. Pagi-pagi baju tinggal yang melekat di badan. Olah raga di ruangan senam 20 menit lumayan berkeringat. Tadi mau ke lantai 3 tetapi kalau dipanggil suster untuk pulang, jadilah urung ke lantai 3. Selain baju juga tinggal 1 dan malas mencuci lagi akhirnya waktu setengah hari sambil menunggu surat-surat aku dan Seli di kamar main GAME hahahaha kegiatan yang biasanya ga aku lakukan kini jadi kebiasaan tiap hari apalagi kalau menunggu waktu berjemur.
Resah menunggu akhirnya aku Japri suster lantai 20. Katanya surat-surat sedang disiapkan. Hemmm menunggu memang membosankan. Azan zuhur berbunyi dan telepon juga berbunyi yang mengabarkan surat-surat sudah selesai. Alhamdulilah. Kami pulang dan berjanji tak akan kembali lagi ke Wisma Atlet. Cukup menjadi kenangan tahun 2020 yang menyakitkan karena harus bertahun baru jauh dari keluarga.
Surat sudah di tangan dan koper sudah ditarik. Oalaaaa, bawaan kami malah menggembung banyak banget tiap orang bawa 4 tentengan.  Koper ditarik, rangsel di pundak dan kanan kiri masih angkat tas juga. Buntelan yang luar biasa untukku. 
Ternyata pasien yang sudah diperbolehkan pulang harus lewat pintu Tower 7. Susah payah dengan buntelan yang banyak kami ke tower 7. Aku pikir sebelum keluar Wisma kami disemprot disinfektan???? oalaaaaaalalallala ternyata pulang gitu aja. Wah, parnolah bagaimana tas kami pakaian kami yang sudah melewati tempat bersarangnya virus. Untungnya anakku Natasha bawa disinfektan disemprotlah kami satu persatu tas kemudian kami seluruh badan hingga sepatu. 
Pulang juga deh. Sebelum pulang mampir ke coto Makasar Karebosi di Kelapa gading. Aku tahu anakku pastinya ga masak untuk aku makan siang. Sementara perut sudah keroncongan. Eh ternyata selain ga amsak dia juga ga amsak nasi alamakkk jadi tuh Coto makan pakai apa. Udah kebayang dong sepanjang jalan pulang aku merepet marah sama anakku. Udah tahu mamanya mau pulang masa ga ada persiapan makanan apa aja di rumah. Duh, beda banget kalau mereka yang sakit trus aku yang jemput. Pastinya makanan bergizi sudah aku siapkan. Kalau sudah begini salah siapa????? Entahlah, yang penting aku sudah sampai rumah dan merasakan kehangatan kasurku yang empuk. 
Berakhir cerita penyintas Covid yah Guys akhir yang membahagiakan karena aku dan Seli pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah membaik.

Sunday, January 3, 2021

Pasien Covid Berperang dengan Olah raga

Lawan Covid 19 dengan Olah raga


Hari ke-13, Minggu 3 Januari 2020

Sama seperti hari-hari sebelumnya rutinitas yang kami lakukan sarapan, minum obat, dan olah raga. Alhamdulillah semangat selalu kami tanamkan untuk makan walaupun menunya sama selama 13 hari. Gizi memang ada di makanan itu tetapi kalau menunya sama terus setiap hari lama-lama bosan juga. Ibarat makanan kegemaran kita misalnya PIZZA duh dengan toping keju dan sosis yang mengoda. Nah, kalau makanan itu dimakan setiap hari bagaimana? BOSAN. Yah, seperti itulah kami makanya kadang suka minta dibawakan makanan dari luar yang dikirimkan dari anak-anak. Teman-teman Kappija juga kadang mengirimkan. Akan tetapi setelah ada yang komentar kalau kami tidak bersyukur terhadap makanan yang kami terima dan menyalahkan teman-teman yang mengirimkan makanan jadi;ah kami tahu diri minta tidak usah mengirim makanan. Mereka posisinya tidak di tempat kami sih sebagai pasien!!! yang menerima makanan  itu-itu saja ga ada variasi.






Mungkin ini hari terakhir karena kami mau pulang dijadwalkan Senin, 4 Januari 2021. Semoga benar dan ga ngaret udah kangen semuanya. Hari ini senam di kamar dan lanjut jam 8.30 ke lantai 3 mau ikutan senam dan berjemur dengan Mbak Yani yang kami temukan di lantai 3 ketika sedangs enam sendiri. Berkah silaturahmi lantai 3 jadi penuh dengan pasien Covid yang mau senam juga.


Kappija yang pasien tinggal kami berdua bang Joned. Imah dan Bang Ano sudah pulang.Malah Bang Ano menjanjikan siang nanti dibawakan soto mie. Dia tahu bagaimana bosannya makanan di wisma Atlet, Yah diia juga mengalami hal itu. kebosanan makanan hahahahaha untung sudah bebas.
Karena besok mulai mengajar jadi aku minta bawakan baju seragam dinas sama anakku. Alhamdulillah diantar oleh Asha dan siang ini sesi foto-foto deh buat besok. Ternyata Bang Ano ga jadi belikan soto mie. Warungnya tutup jadilah kami dibelikan pempek yah lumayanlah. Siang ini full kami istirahat tidak nonton pertandingan voli. Selain lelah karena oleh raga tadi menguras energi juga baju sudah siap masuk koper jadi tinggal baju yang melekat di tubuh buat tidur malam dan ga mau nyuci lagi. Hemmmmm udah pede mau pulang aja nih eykehhh.

Friday, January 1, 2021

Survevor Covid 19

Pasien Covid 14 hari di Wisma Atlet

Sabtu, 2 Januari 2020
Ini hari kesebelas buat aku dan Seli. Rasanya kok bisa yah kami masih positif. Aku masih ga percaya karena aku sudah melakukan olah raga yang lumayan maksimal. Makan makanan yang bergizi juga di doping oleh vitamin. Kok masih saja POSITIF. Kurang apalagi coba. Yah, nasib harus tambah malam-malam panjang di Wisma Atlet.
Seperti biasa pagi ini kami isi dengan sarapan kemudian aku lakukan senam di kamar saja lumayan 7 menit sudah berkeringat juga. Pukul 08.30 mulai bergerak turun ke lantai 3. Mungkin meminalisir bertemu orang banyak lebih bagus untuk penyembuhan kami ini. Sampai lantai 3 sudah banyak yang senam wisss lah ikut lagi senam biar Seli juga semangat.

Hari ini tinggal 3 lagi Kappija 21 yang bertahan di Wisma Atlet. Aku yakin Bang Ano akan pulang hari ini juga. Benar saja dapat kabar hasil swabnya sudah negatif Alhamdulillah. Pulang dong ihhhh jadi sedih deh kami.



Cerita-cerita pengalaman covid yang dialami Mba Yani yang isntruktur senam. Kok bisa orang yang berolahraga masih kena Covid juga. Ternyata Covid itu ga memandang usia dan juga siapapun. Pengalaman ini menjadi sesuatu yang berharga buat aku juga teman-teman lainnya bahwa Covid itu ada dan nyata.



Thursday, December 31, 2020

Tahun Baru di Wisma Atlet

 Tahun Baruan Pasien Covid-19

Wisma Atlet, 31 Desember 2020
Pukul 17.00


Sore ini  Kami berkumpul di kamar Imah untuk makan bersama di akhir tahun. Alhamdulillah ada kiriman dari bang Hari dan Bang Affan. Syukron abang-abang semua terimakasih atas perhatiannya. Walaupun makanan di Wisma Atlet dicukupkan gizinya, karena menunya itu-itu saja yah mulai deh perut bosan menyerta. Alhamdulillah ada tawaran mau makan apa katanya. Hahahaha kebetulan banget aku pesan: Sate Padang, bihun goreng, pangsit rebus, keponakanku Seli pesan mie goreng, yang lain rupanya mengikuti jadilah kami berkumpul di kamar imah yang memang tinggal sendiri di kamar. 

Jadilah kami pesta makanan mana tambah ada jus alpukat lagi wihhhh perut tambah blendung dah. Hajar blehhh yang pertama dimakan pesananku dong SATE PADANG. Duh, nikmat banget makannya satu porsi aku habiskan sendiri sementara yang lain kulihat ada yang kepedesan dan imah katanya terlalu banyak porsinya. hemmm aku mah hantam ajalah sudah lama ga ketemu sate padang hahahahaha aji mumpung yah. Perut sudah tak mampu lagi menerima makanan akhirnya ngobrol sana sini deh dan main tik tok hahahahaha.

                                            Tuh sate padangnya nikmat mana yang kaudustakan.

Beberapa kali gagal joget Tik tok kalau aku mah yang penting asal joget kan ga ada jurinya ini hahahahaha. Gembira hati dan menyenangkan diri aja.

Bubar dari tempat Imah aku lihat Bang Joned kurang bergairah dan lesu jadi kami sarankan istirahat saja sementara aku, Bang Ano, Imah, dan keponakanku melanjutkan malam tahun baru ke Tower Bang Ano. Rencana kami mau ke Rooftop di lantai 32. Ternyata rooftop dikunci mungkin takut pada anarkis di atas di malam tahun baru.
Akhirnya kami ke lantai 16 lumayan dari lantai 16 dapat melihat ke bawah keadaan Jakarta di perhantian tahun. Beberapa perumahan terlihat beraksi dengan kembang api dan petasan. Ingat anak-anakku dan saudaraku biasanya kami berkumpul bakar ikan atau aku mengajak keliling Jakarta menghabiskan pergantian tahun. Sedih tentu saja karena bermalam tahun baru di Wisma Atlet bukan prediksiku semoga ini pengalaman yang satu-satunya ga akan terulang lagi. 
Kok jadi melow gini yah hehehehee, aku kasihan dengan ponakan yang harus menghabiskan tahun baru denganku di Wisma Atlet. Alhamdulillah aku lihat dia video call dengan anakku yang kumpul di rumah mama. 

Tak lama datang serombongan tenaga kesehatan. Rupanya mereka juga ingin merasakan tahun baru ala Wisma Atlet. Jadilah ramai juga tempat kami menghabiskan pergantian tahun. Semoga doa kami dikabulkan Allah untuk hanya sekali merayakan tahun baru sebagai pasien, Covid musnah dari muka bumi.

Angin ternyata tidak bersahabat walau taka da hujan. Angin yang berhenbus kencang cukup membuat tubuh kedinginan juga selain itu Imah tidak pakai jaket jadi dia yang terdampak sekali dengan angin nakal. Aku dan Selli masih sibuk mengabadikan keadaan di bawah yang penuh dengan lampu dan sesekali meriahnya kembang api. Ada yang lucu melihat baju hazmat yang dikenakan para Nakes. Ada-ada saja tulisan yang membuat kami tertawa. Kali ini Bang Ano yang menemukan tulisannya kebetulan juga dia jomblo jadi berhak foto. Ah semoga kenangan ini sekali saja seumur hidup.










Ingat anakku Natasha semoga tahun 2021 mendapatkan jodoh yang memang menyayanginya dan bisa menjadi imam yang baik untuk anakku. Aku sih berharap segera diberikan jodoh yang terbaik pilihan Allah, aamiin ya Rabbal alamin. Pukul 10.50 karena angin tambah kencang akhirnya kami balik ke kamar masing-masing. Aku masih makan lagi nih kali ini bihun goreng yang aku pesan. Selli juga ikutan makan mie goreng yang dipesan. Bukan itu saja sate padang masih aku embat lagi beberapa tusuk. Alamak benar-benar penuh deh perut ini. Tak lama pergantian tahun. Terharunya ketika Selli memelukku mengucapkan tahun baru. Aku jadi sedih karenaku dia harus merasakan menginap di Wisma Atlet. Aku hanya bisa berucap "Maafkan Wo". 

Jumat, 1 Januari 2021



Tadi malam kami tidur hampir pukul 1 malam akhirnya Subuhpun kesiangan hanpir pukul 5.30. Alhamdulillah hari pertama di awal tahun 2021 ditandai dengan cerahnya udara. Makan pagi dan minum obat jadi rutinitas yang tak boleh diabaikan. Makanan yang diberikan jadi vitamin untuk kami.
Imbas makanan tadi malam jadi banyak sampah bekas makan kami hampir satu kardus. Oh, ya aku sengaja ambil kardus bekas untuk tempat sampah. Ternyata efektif karena remah-remah dan sampah ekcil bekas tisu jadi ga bolak balik keluar ruang untuk buang.

Hari ini aku tak keliling wisma aku olahraga senam di kamar dan ke lantai 3 berjemur. Ada kelompok ibu-ibu yang membicarakan gejala mereka terkena covid. Setiap orang berbeda rupanya. 


Habis senam berjemur hari ini rada deg deg an karena kami aku, Imah, dan Seli akan terima hasil swab.  Sampai sore belum juga ada tanda-tanda hasil swab. Sore jam 17 janjian ketemuan dengan Bang Ano, Imah, dan Bang Jonet. Rupanya Bang Jonet rada lesu katanya mual dan tak ada rasa di lidah jadi mau istirahat. Yah gejala Covid memang teras melalui beberapa fase katanya.
GEJALA INFEKSI COVID-19

◉ Karena runtuhnya sistem kesehatan, kami, para profesional kesehatan, telah menyiapkan pesan ini untuk masyarakat, jika Anda tidak ingin mengambil risiko segera ke rumah sakit;
  ____
  ◉ Gejala muncul mulai hari ketiga setelah infeksi (gejala virus).
   ➙ fase pertama;
  ◉ Sakit persendian
  ◉ Sakit mata
  ◉ Sakit kepala
  ◉ Muntah
  ◉ Diare
  Hidung meler atau hidung tersumbat
  ◉ Meriang
  ◉ Mata merah, panas
  ◉ Nyeri saat buang air kecil
  ◉ Demam
  ◉ Radang tenggorokan (sakit tenggorokan)
  ➙ Sangat penting untuk menghitung hari: 1, 2, 3.
  ◉ Lakukan tindakan sebelum timbulnya demam.
  ◉ Hati-hati, sangat penting untuk minum banyak cairan, terutama air bersih. Minum banyak air untuk menjaga tenggorokan Anda tetap lembab dan untuk membantu membersihkan paru-paru Anda.
  ____
  ➙ fase ke-2; (dari hari ke-4 hingga ke-8) 
inflamasi.
  ◉ Hilangnya indera penciuman / rasa
  ◉ Mudah lelah
  ◉ Nyeri dada (tulang rusuk)
  ◉ Sesak di dada
  ◉ Nyeri di punggung bawah (di daerah ginjal)
  ____
  ➙ Virus menyerang ujung saraf;
  • _Kurangnya oksigen terjadi ketika orang duduk saja tapi kehabisan napas;
  • Kelelahan saat melakukan pekerjaan sederhana tapi sudah lelah.
  ____
  ➙ Dibutuhkan banyak cairan dan vitamin C.
  ____
  Covid-19 mengikat oksigen, sehingga darah kekurangan oksigen. 
  ____
   ➙ fase ke-3 - penyembuhan;
  ◉ Pada hari ke 9, fase penyembuhan dimulai, yang bisa berlangsung hingga hari ke 14 (penyembuhan).
  ◉ Jangan tunda pengobatan, lebih cepat lebih baik!
  ____
  ➙ Semoga semuanya selamat!
  Lebih baik ikuti saran ini, pencegahan lebih baik daripada pengobatan!
  • Berjemur sinar matahari selama 15-20 menit
  • Istirahat dan tidur minimal 7-8 jam.
  • Minum minimal 1 setengah liter air per hari
  • Semua makanan harus panas (tidak dingin).
  ➙ Perlu diingat bahwa pH virus corona berkisar antara 5,5 hingga 8,5.
  Jadi yang harus kita lakukan untuk membasmi virus adalah makan lebih banyak makanan yang bersifat basa, di atas tingkat asam virus.
  Sebagai;
  ◉ Pisang, Jeruk Nipis → 9,9 pH
  ◉ Lemon kuning → 8,2 pH
  ◉ Alpukat - pH 15,6
  ◉ Bawang putih - pH 13,2
  ◉ Mangga - pH 8,7
  ◉ Mandarin - pH 8,5
  ◉ Nanas - 12,7 pH
  ◉ Selada air - 22,7 pH
  ◉ Jeruk - 9,2 pH
  ____
  ➙ Bagaimana Anda tahu bahwa Anda memiliki Covid-19 ?!
  ◉ tenggorokan gatal
  ◉ Tenggorokan kering
  ◉ Batuk kering
  ◉ Suhu tinggi
  ◉ Kesulitan bernapas
  ◉ Kehilangan indera penciuman dan rasa

Semoga aku cepat keluar dari Wisma ini walau isolasi tapi kami berkumpul dengan semua pasien Covid duhhhh ga enakkan.  Sore juga anakku Natasha dan Olivia membawa pesanan obat-obatan ada obat batuk dan Halofit. Rindu sebenarnya dengan mereka. Aku suruh mereka bawa kue yang dikirim Kappija karena memang ga kemakan. Selain itu roti dari Wisma juga aku suruh bawa. 
Sore itu dapat kabar Imah sudah negatif dan boleh pulang hari itu juga. Dia mau pulang malam habis isya. Duh, kok seperti diusir tetapi setelah dipikir-pikir memang harus cepat pulang apalagi kita sudah negatif nanti malah menular lagi dari orang kalau imun kita turun. Alhamdulillah satu-satu kami keluar dari isolasi ini dan bertemu keluarga.



Malam habis isya baru kami dipanggil oleh dokter diminta ke klinik. Selain aku dan Seli sudah ada 5 orang pasien juga. Aku sudah curiga karena Imah sudah tidak dapat makan malam juga obat. Sedangkan aku dan Seli masih mendapat makan malam juga obat. Pastinya kami masih positif. Niat mau antar Imah ke Tower 7 eh ga jadi karena hati ini dag dig dug.

Benar saja dokter memberikan penjelasan bahwa CT Value kami masih di bawah 38 atau masih terdapat virus dan bisa menularkan. Aku sudah naik CT nya 37 dan 38 tetapi Seli rendah sekali 35. Yah, kami harus menginap lagi 3 hari di Wisma Atlet. Diambil hikmahnya saja mungkin kami memang harus istirahat jangan keluar dari Wisma dulu.


Kami balik ke kamar setelah mendengar penjelasan dokter bahwa terhitung mulai hari ini sampai nanti Senin pagi kami sudah boleh pulang tanpa PCR lagi. Duh kok gitu sih jadi tetap saja dong PCR kami yang dibawa tetap POSITIF. Katanya kalau mau PCR di luar itu mah bayar Dok gimana sih. Mungkin kalao bolak balik PCR alatnya mehong kalau sudah 14 hari diisolasi berarti sudah amanlah tanpa PCR. Weslah terima saja, Kak. Semoga kita sehat-sehat saja. 

Sabar yah Kak kita apsti pulang disuruh istirahat lagi. Kami balik badan dan kembali ke kamar dengan hati yang pilu. Usaha maksimal olaharga sudah kami lakukan. Minum vitamin dan makan yang bergizi juga sudah kami lakukan. Malahan Imah itu badannya saja masih lesu masih loyo lagipula jarang sekali olahraga dengan kami paling cuma duduk saja berjemur. Kok, bisa sih negatif secepat itu?????. Sudahlah mungkin Allah mengatur ini semua.
Tidur yuk Kakak Seli dan berdoa semoga kita cepat LULUS dari Wisma Atlet.

Wednesday, December 30, 2020

Pasien Covid 19 Berjuang untuk Sembuh

Akhir Tahun di Wisma Atlet Kemayoran

Cerita para pejuang Covid di akhir tahun 2020

Hari Kesembilan, Rabu, 30 Desember 2020

Maaf banget yah kemarin ga posting cerita dan beritaku di Wisma Atlet (Siapa juga yang baca ahhh pede banget mau dibaca orang yah). Hari ini dua hari aku kabarkan tentang keadaanku maksudnya keadaan kami para pasien Covid 19 Klaster Karumbie atau member Kappija 21 di isolasi RSDC Kemayoran.Subuh aku lihat di luar udara teduh habis hujan. 

 Hari ini seperti biasa jalan keliling wisma. Rencana sih mau sampai 10 putaran. Eh baru dua kali putaran dan asyik ngobrol dengan Bang Ano aku lihat ada kawanku guru juga tetapi mengajar di tempat lain. Ah, tanpa permisi dengan Bang Ano aku kaburrrr naik ke lantai 3. Sebenarnya bukan takut hanya malas saja pastinya banyak pertanyaan yang nantinya ditujukan padaku " Kenapa kena? dimana kenanya? kok bisa kena dsb". Aku ga perlu kasihani orang makanya semakin sedikit yang tahu dan aku menjaga prokesku sebagai pasien Covid aku menjaga lingkunganku juga dan malas memikirkan kenyiyiran orang. Yang seru adalah suamiku. Yah dia tidak aku kabari keberadaanku dan keadaanku. Setiap dia video call mulai deh pusing memikirkan posisi yang enak. Aku biasanya menampakkan muka saja dan katakan juga lagi tidur hahahahahaha. Intinya aku tidak mau suamiku yang kerjanya jauh memikirkan aku dan berimbas pada kesehatannya.
Seperti biasa menu makan yah itu itu saja sayur pastinya ada wortel, ada ayam, daging ikutan juga kadang tempe atau tahu.
Siap ke lantai 3 berjemur dan ikutan senam dengan pasien yang instruktur senam. Lumayan keringatan juga walau badan pegal-pegal karena ga biasa senam. Waktunya susu beruang. sambil istirahat berjemur.

Hari ini lumayan cape juga balik kamar snack time deh. Yuk intip menunya. Lumayan deh dapat ganjel perut sebelum makan siang.

Istirahat siang, badan pegal semua. Katanya tidur tengkurap bagus untuk pasien covid. Aku coba berharap dapat membuat badan rilex. Bangun tidur sore kuintip ada basah di jendela. Rupanya hujan di luar. Semoga hujan membawa berkah buat semua dan mengusir covid segera. 



Hari ini ada kiriman dari teman-teman Kappija DKI. Alhamdulillah mereka peduli dengan keadaan kami. Kumpul di lapangan bundar sambil menunggu kiriman. Ini memang niat banget kayaknya sudah pukul 20 kiriman belum mampir ke wisma. Inisiatif nunggu depan gerbang biar cepat sekalian cari udara segar. Sesekali foto dengan latar gedung wisma yang tinggi-tinggi mengingatkan Singapore deh.


Gedung tinggi yang menjulang jadi saksi bisu keberadaan kami di Wisma Atlet. Kenangan yang akan selalu terpatri untuk kami ternyata sakit itu membawa banyak hikmah buatku.





Akhirnya setelah ditunggu lama kiriman datang juga langsung deh acara pembagian jatah. Keponakanku dapat jatah juga rupanya alhamdulillah susu beruang dan kue bolu.

Pulang ke kamar masing-masing dengan bekal yang banyak sekali. Bersyukur semua memperhatikan kami.

Kamis, 31 Desember 2020
Di ujung bulan di akhir tahun. Pagi ini dibuka dengan kabar kalau aku, Selli, dan Imah ada jadwal swab. Harap-harap cemas karena persiapan swab aku ga keliling wisma dulu. Senam aku lakukan di kamar dan kok tiba-tiba mulut terasa panas yah.Menanti swab aku ikuti rapat dengan orang tua siswa dengan zoom. Berharap tidak ada yang tahu keberadaanku yang isolasi ini. Hari ini sudah janjian sih sama instruktur senam tapi karena swab akhirnya ga  jadi. Bang Ano dan Mas Joned juga tidak kami jumpai hari ini.
Akhirnya nama kami dipanggil tepat pukul 10 untuk tes swab. Bismillahirahmannirrahim.




Alhamdulillah swab sudah semoga hasilnya baik-baik saja minimal CT value kami naik dan segera pulang. Rindu memeluk anak-anakku dan rindu juga memeluk ibuku yang pastinya bertanya kok aku ga pernah mampir ke rumahnya.

Setelah swab mampir ke lantai 3 semoga masih ada sisa matahari untuk kami berjemur sedikit saja.

Tuesday, December 29, 2020

Virus Corona Membawaku Liburan

Rumah Sakit Darurat Covid-19

Hari kedelapan di Wisma Atlet

Selasa, 29 Desember 2020

Hari ini sudah memasuki hari kedelapan kami di Wisma Atlet. Rutinitas yang sama dan berulang sepanjang hari membuat kebosanan melanda. Padahal kalau di rumah yah sama saja sih tetapi bisa berkumpul dengan keluarga tercinta itu yang utama. Pagi-pagi seperti biasa sesendok madu sudah masuk ke tengorokan agar memaniskan hidup selama di isolasi, eaaaaaaa... manisnya hidup kita yang tentukan.Kalimat bijak yang bisa diterapkan selama isolasi di Wisma Atlet. Pagi ini seperti baisa makana pagi sudah siap. Walau kata sebagian pasien makanannya ga bikin selera, bagiku makanan itulah yang mengantarkan aku utuk sembuh dari Covid. Gegara covid ini beragam jadwalku berantakan. Boro-boro mau libuaran, mau ikut kegiatan dengan teman-teman saja jadi terlepas semua.  
Pagi-pagi ada telepon dari Halodoc tetapi dokter itu menyapa keponakanku Prita. Yah, karena kemarin waktu PCR Selli pakai nomorku untuk daftar. Biasalah menanyakan apakah Seli isolasi mandiri dan berbagai pesan yang menguatkan. Sarapan yang berulang walaupun nasi hanya separuh masuk, tetapi sayuran aku habiskan. Obat ada 5 macam dan semua sudah aman masuk ke mulut. Selain obat dari RSDC aku juga konsumsi Lin Hua dan ester C yah, hitung-hitung prepare sendiri biar imun bertambah.
Siap untuk lari pagi. Yuk kita mulai dengan sepatu olah raga yang akan membawa kita menyusuri jalan.

Seger deh si eneng dengan pink semoga pinki bisa mengantarku keliling 10 putaran deh. Yo ayo yo semangat untuk kita biar sehat. Turun dari lift di taman sudah banyak manusia. Walah kok angin ga bersahabat yah. Angin bertiup lumayan kencang, kaki jadi berat untuk melangkah. Matahari malah masih malu-malu padahal sudah pukul 08.30 atau hampir meninggi. Niat jalan keliling Wisma tetap kami lakukan setelah kemarin ga sempat keliling wisma. Kaki melangkah di mulai dari penanta tower 6. Angin yang kencang membuat jalan kami jadi berat. Putaran kelima aku ajak Selli untuk istirahatkan kaki dulu.Lumayanlah biar ga pegal.


Lanjut lagi niatnya yah bisa 8 putaran sekalian menunggu matahari yang amsih malu-malu, mungkin kesal dengan angin yang juga ikut eksis. Sepertinya boleh juga deh mejeng daripada berat melangkah gegara angin yang kencang, Aku minta Selli foto aku di sudut-sudut tanaman.



Bagaimana posenya lumayankan biarpun bukan foto model. Kenangan aku ga mau balik ke sini lagi.
Puas keliling walau hanya dapat 7 putaran aku naik Ke lantai 3. Janjian sebenarnya dengan Imah, Bang Ano, dan Bang Joned. Eh, yang ada di lanati 3 hanya ada bang Ano bang Joned masih diinfis, imah ga sabar dengan matahari. Untungnya ada ibu muda yang instruktur senam jadilah ikutan senam dengannya lumayan tambah keringat.

Lumayan juga ikutan senam gratis lagi. Ah, makasihlah yah Bu udah ikutan senam. Lanjut istirahat berjemur sudah pukul 10 lumayanlah ada panas yang menyengat juga. Susu beruang juga siap masuk ke tengorokan.

Pukul 10.30 penjemuran usai sudah siap kembali ke kamar istirahat, mandi cuci-cuci baju deh. Semoga apa yang dilakukan pagi ini bisa berguna dan membuat imut terus meningkat. Oh, yah teman-teman Kappija yang dimotori bang Afdal seperti biasa pagi-pagi menyapa. Alhamdulillah menjadi penyemangat buat kami serasa terus dijaga dalam persahabatan.
Istirahat di kamar dan makan siang yang menunya masih seperti kemarin sayur wortel, ayam, ikan, dan tahu. Sore janjian mau bertemu semua pasien Covid Kappija. Siang ada kiriman kopi gula aren dan roti garlic dari anak dan adikku. Lumayan rotinya bikin kenyang dan kopi gulennya makyus karena dibuat dengan cinta.


Sore bertemu pasien covid Kappija di lantai 12. Bang Joned sudah datang dan duduk dengan tiang infusnya. Ga lama bang Ano dan imah. Lengkap sudah deh CK. Tak lama teman-teman Kappija ikutan tvideo call. Cerita sana sini dan kami bubar pas azan magrib. Selamat istirahat.

Menikmati senja bersama pasien Klaster Karumbie. Sejarah mencatat aku dan ketiga kawanku berjuang untuk mengusir Covid yang membuat kami harus kehilangan kebersamaan di akhir tahun bersama keluarga.








Akhir di tahun 2020 yang akan menjadi kenangan Allah menegur agar kami peduli atas kesehatan sendiri.


Monday, December 28, 2020

Penyembuhan Pasien Covid-19

Satu Minggu di Wisma Atlet

Senin, 28 Desember 2020

Sudah satu minggu aja kami di Wisma Atlet. Pembaca mungkin bosan juga yah baca keseharian atau rutinitas kami yang memang seperti itu. Pagi sarapan, lari keliling wisma, jemur makan dan istirahat. Bosan memang melanda untungnya aku dan Selli sering kali meminta anak-anak untuk telepon atau kami habiskan di kamar bermain Games dan nonton Tik tok yang lucu-lucu. 


Tuh menu makannya masih sama kan tidak banyak perubahan. Yah, namanya juga pasien Covid yah begitu deh sarapannya yang penting cukup gizi. Iseng-iseng aku foto lorong-lorong ke kamarku. Semoga menjadi kenangan dan amit-amit deh kalau harus balik lagi ke Wisma Atlet walaupun makanan dan tempat tidurnya enak no wayyyyy balik lagi.

Lorong menuju kamarku


Pagi ini sebelum berolahraga aku sudah janjian sama Immah dan Bang Ano mau menengok Bang Joned salah satu Kappija klaster Karumbie juga yang positif dan baru bisa masuk kamar karena ada penyakit bawaan yaitu diabetes. Kondisinya memang memprihatinkan dibandingkan kami bertiga. Aku bawakan susu beruang dan madu semoga kedatangan kami membantu kesembuhan Bang Joned.





Bekal kesembuhan seorang pasien adalah suport dan pertemuan dengan teman atau keluarga. Mereka bertiga rumahnya jauh di daerah selatan Jakarta ada yang di Ciputat, Bintaro, dan Pamulang. Beruntung aku dekat jadi bisa sering-sering jumpa anak-anakku yang membawa kiriman makanan juga obat-obatan. Ini mah emak yang nyusahin yah guys.

Klaster Karumbie sudah berkumpul ada 4 orang Kappija dan satu orang keponakanku yang jadi ikut merasakan jadi pasien Covid gara-gara ikut kegiatan Kappija. Karena Bang Joned masih lemah jadi olah raga pagi ini kami sepakat di lantai 3 sekalian berjemur. Aku usahakan jalan dan olah raga ringan supaya keluar keringat. 
Yuk, olahraga lihat Bang Joned yang masih lemas saja semangat olah raga paling tidak ada yang dikeluarkan yaitu keringat. sesekali kami senam-senam ringan lumayan untuk mengeluarkan keringat dan mengusir si Virus.
Perbincangan seputar pengalaman dan juga permintaan buat bang Affan yang selalu rela membelikan kami para pasien makanan. Hasilnya berkat video itu bang Affan mengirimkan bear brand satu kotak isi 30 guys. Alhamdulillah. banget deh.
Curhatan sesama pasien covid ini luar biasa deh. tapi memang benar kami pasien covid perlu ekstra makan dan minuman yang bergizi. Akhirnya aku minta anakku untuk antar keperluan yang aku minta dan dia mau mengantarkan satu dus bear brand.  Abang Ray terima kasih yah, Nak. mau antar pesanan mamah. Rindu sebenarnya mau memeluknya tapi kondisi dan aku sayang anakku.

Terima kasih ya nak. Sore sambil antar kiriman aku antar ke kamar immah di lantai 6 dan janji ketemu bang Ano di kamar immah. Kami dapat kabar Bang Ano hasil PCR nya masih positif artinya belum boleh pulang. Duh bikin ga bisa tidur aja deh. 


Alhasil siang ini aku ga bisa tidur karena memikirkan kok bisa sih PCR kedua sudah sehat tapi masih aja positif. Ini di luar perkiraan kok bang Ano yang segar bugar aja masih saja positif bagaimana dengan kami yang datang dengan kondisi sakit.
Semakin dipikirkan membuat hati ga tenang yah wesss lah pasrah yang penting yuk, makan malam sudah siap.

Istirahat cukup dan makan yang bergizi tambah imun naik. Itulah yang ada di benakku. Ada lagi tambahan pekerjaan yaitu editing buku yang diberikan Christina. Buku yang harusnya 200 halaman ini kok dibuat penulisnya 475 halaman aduhhhh bagaimana pangkasnya bikin mumet aja. Nah, daripada mumet baiknya menuliskan keseharianku di hari ketujuh semoga malam ini bisa tidur dengan nyenyak. Jangan bosan baca ceritaku yah.

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...