Saturday, December 19, 2020

Ciri-Ciri Covid-19 dan Penyembuhannya

Aku Terpapar Virus CORONA (Karumbie yang Memerah)



Ini ceritaku bersama 3 Bidadariku, Tasya, Olivia, dan Prita. Biasanya kami selalu pergi berempat di masa pandemi ini dari hotel ke hotel mereka menemani aku kegiatan. Aku diberikan fasilitas satu orang satu kamar, jadi aku selalu mengajak mereka. Sepanjang pindah dari hotel ke hotel, aman-aman saja, tentu saja karena kami benar-benar menjaga protokol kesehatan. walau tidur ramai-ramai tapi aku benar-benar tahu bahwa kami dalam kondisi yang fit.  Bahkan kami sudah sampai ke Semarang, Solo,  dan Anyar, kami jalani berempat. Yah, ber-4 hingga datanglah satu masa, jika Allah sudah berkehendak. Teguran Allah agar aku tahu diri dan mengistirahatkan tubuhku.
Sabtu, 12 Desember 2020, waktu Subuh tepatnya pukul 05.00, kami ber-4 sudah siap untuk menjelajah hutan Karumbie bersama rombongan organisasiku Kappija 21. Awalnya kami ber-4 saja di mobilku hingga cek point kami di KM 57, Kak Manis yang tadi ada di mobil lain pindah ke mobilku. Nah, disitulah awal mula kisah ini. sepanjang jalan aku ngobrol tanpa sosial distanching padahal aku tahu Kak Manis sedang sakit dan tidak kepikiran dia dalam kondisi yang tidak fit benar yang aku tahu dia hanya kecapaian saja. Kami ngobrol dalam 3 jam perjalanan dari KM 57 sampai Hutan Karumbie dengan mobil yang ber AC. Kebayangkan udara hanya ada di sekitar mobil saja. 
Sampai lokasi di hutan Karumbie, Kak Manis semakin terlihat sakit dan lelah. Dia banyak duduk dan tidak mengikuti acara. Aku yang kebagian jadi MC masih segar bugar memandu acara yang kami buat meriah. Bahkan aku sempat ke hutan naik mobil buaya dan bersenang-senang di hutan. Pukul 15.00 WIB, acara selesai dan kami pulang ke tempat masing-masing. Semua akan pulang ke Jakarta kecuali aku dan anak-anakku akan menginap di Bandung. Kak Manis dan tambah satu lagi Kak Lika ikut mobilku. sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sampai berpisah di pintu tol Cileunyi karena Kak Manis harus pindah mobil. aku dan anak-anak, 3 bidadari dan kak Lika melanjutkan perjalanan ke Bandung turun di  Tol Pasteur. Kak Lika turun di Pasteur dan kami ke hotel di Setiabudi. Badanku sudah ga enak mulai demam. Mandi air panas mudah-mudahan meringankan tubuh yang mulai ga enak, mungkin cape setelah kegiatan di hutan yang lumayan menyita tenaga. Anak-anak habis Isya pergi jalan-jalan menikmati Bandung. Tubuhku mulai berontak ingin rehat. Esok paginya aku masih mencari nasi kuning dengan Oliv di luar hotel. Rasa mulut sudah tak nyaman apalagi WAG banyak yang membuatku jadi was-was. Rencana anak-anak mau menghabiskan waktu di Bandung akhirnya anakku Tasya ngebut pulang ke Jakarta. Perasaanku sudah mulai tak enak. Badan lemah dan kepala pusing. Rasanya tak karuan jadinya aku sudah berpikir jangan-jangan aku kena Covid 19. Innalilahi, aku sudah menangis membayangkan anak-anakku, 3 bidadariku, teman-temanku di Kappija seandainya benar. Seandainya aku menjaga protokol kesehatan dengan baik dan jaga jarak mungkin tak seperti ini.
Tiga hari dapat kabar kak Manis masih demam dan PCR hasilnya POSITIF rasanya dunia semakin bergemuruh aku bayangkan anak-anakku ini Ya Allah. Badanku sendiri sudah lemah dan tengorokan berdahak. Hari Jumat dapat kabar lagi adik Kak Manis  yaitu Bang Ano juga POSITIF, semakin menciutkan nyali, kami sudah membuat KLASTER BARU!!!!!!  KLASTER KARUMBIE.

Akhirnya aku putuskan untuk PCR apapun hasilnya aku harus siap dengan segala resiko semoga anak-anakku tidak terkena virus mematikan kasihan mereka gara-gara aku kena imbasnya. Selli ponakanku ikut Swab tapi swab antigen, dia batuk pilek dan demam juga sama denganku. Kami lakukan  tes di drive tru karena aku trauma dengan orang banyak. Setelah mengantre cukup lama kira-kira 15 mobil tiba giliranku PCR. Pertama-tama hidung dimasukkan alat seperti cotton bud dikorek-korek hingga pangkal hidung, kemudian rongga mulut sampai tengorokan. Pulang ke rumah aku mulai jaga jarak dengan anak-anakku. Aku tak mau mereka kena imbas dari sakitku yang menular ini. Setiap aku habis memegang sesuatu di rumah langsung aku semprot cairan disinfektan, pokoknya aku meminimalisir keadaan rumah jangan sampai tertular. Kegiatan lebih banyak aku lakukan di dalam kamar. Sesekali ke luar kamar kalau anak-anakku tidak di ruang tamu. Dua hari kemudian atau hari Senin, 21 Desember 2020 sore hasil PCR ku keluar, aku COVID-19. Ya, Allah aku sudah menjaga tubuhku ternyata sakit ini ga pandang bulu. Seminggu di rumah aku merasa ini harus diakhiri, dengan bantuan teman dari BNPB Pak Joko aku memutuskan untuk diisolasi di Wisma Atlet. Tetapi aku tak mau dijemput oleh ambulance, membayangkan kehebohan di lingkunganku akhirnya aku diantar anakku Raynaldi ke Wisma atlet, oh ya Selli ikut juga karena dia sudah positif seperti aku. 


Prosedur ke wisma atlet tidak susah membawa surat hasil PCR dan KTP kemudian kami diperiksa. Karena aku sudah berumur di atas 50 tahun jadi banyak yang diperiksa mulai ambil  tensi darah, ambil darah, periksa ekg atau jantung. Selli dipanggil dulu untuk dapat kamar, aku meminta dokter agar diperbolehkan satu kamar dengan Selli. Dokter dan para perawatnya sangat baik, mereka melayani dengan sabar. Selain itu paramedis masih muda-muda.Tak berapa lama aku pun masuk kamar. Kami sudah kaya mau vacansy atau liburan dengan bawaan koper dan pernak-pernik menginap, maklum 14 hari kami akan menghuni wisma atlet ini.  Tidak terbayang kalau sendiri datang tak ada teman untungnya ada Selli ada teman mengobrol.



Kami masuk kamar tepat pukul 14.13 WIB. Oh, Ya kamar kami 62031 atau ada di Tower 6 lantai 20 kamar 31. Kami sudah dikasih nasi box untuk makan siang, Alhamdulillah jadi cerita kelaparan sepertinya tidak akan terjadi deh. Masuk kamar mulai bebenah pakaian ke lemari. Oh, Ya kamar kami ada ruang tamu, dua kamar yang satu tempat tidurnya dua dan satu lagi tempat tidurnya satu. Aku kamar yang besar dan Selli kamar yang kecil. Sore atau pukul 16.30 WIB kami lihat di bawah atau di pelataran taman sudah banyak pasien covid yang berolahraga. Ada yang bermain volley, senam, dan lari-lari mengitari wisma atlet. Kami memilih berjalan kaki mengitari wisma atlet kemudian duduk melihat para pasien beroleh raga. Pokoknya suasana pada sore itu sungguh ramai. Duh, aku masih trauma keramaian, apa virus mereka sudah mati atau mereka sudah sehat yah??

Oh, ya sore itu kami pergi ke Roof top Tower 5 di lantai 32. Ternyata pemandangan dari roof top indah sekali dan banyak orang yang menghabiskan sore di Roof top. Katanya menunggu matahari terbenam. Cara ini jadi salah-satu pengusir rasa jenuh dan juga bosan bagi pasien Covid, jadi dibuat happy dengan foto-foto saja biar lupa sama si Covid.hehehehehehe.











Alhamdulillah dengan isolasi di Wisma Atlet aku ga takut keluargaku tertular selain itu makanan dan juga kondisi kesehatan terkontrol. Coba kalau aku di rumah aja bisa-bisa tambah sakit hihihihihi.
Sehabis makan malam, kami istirahat pokoknya tidur benar-benar harus 8 jam jangan kurang biar imun semakin meningkat. Okelah sepertinya dulu saya kurang merasakan enak tidur karena maniak kerja apalagi kalau sudah menulis duhhhh bisa begadang. Ternyata Allah menengurku dengan begitu sayangnya.
Rabu, 23 Desember 2020
Hari pertama aatau tepatnya pagi pertama di Wisma Atlet. Kubuka jendela sudah banyak pasien Covid yang berolahraga padahal masih pukul 06.00. Pagi ini aku dan ponakan akan jalan pagi kemudian berjemur. Ketika melewati ruangan dokter ternyata ponakan harus EKG kemarin dia belum dan juga mengambil jatah makan pagi juga obat. Tuhhhhh bagaimana ga enak, makan tinggal makan, tidur ber AC dan semua fasilitas kesehatan tersedia. Dokter dan susternya ramah-ramah semoga lelah mereka jadi lillah. Allah yang membalasnya. 
Yuk, kita olahraga dan berjemur hari masih pukul 07.00 cukup buat jalan-jalan santai mengitari wisma atlet. Kami bertemu para perawat yang memakai baju hazmat, duh kebayang panasnya mereke memakai baju itu. Aku meminta foto bersama mereka buat kenang-kenangan deh.


Habis dua kali putaran, kami cari tempat did epan buat berjemur. Katanya sih yang bagus pukul 10.00 untuk menguatkan imun, tapi ga apalah buat sinar ultra violet aja biar tambah.

Pukul 8.30 kami balik ke kamar karena si perut mulai bernyanyi. Sayangnya lift yang berfungsi hanya 1 jadi harus menunggu 20-30 menit untuk balik ke kamar yah, harus sabar. Sampai ruang kami siap untuk bersantap dan minum obat. Obat yang kami minum agak sama mungkin bukan obat yah hanya vitamin untuk menambah imun. Bismilllahirahmannirahim semoga virus menghilang secepatnya.
Sambil menunggu pukul 10.00 Kami membaca-baca WAG dan membalas yang bisa dibalas, walau sedih melihat status teman-teman yang berkumpul bersama keluarganya. 
Pukul 09.45 kami ke rooftop di tower 6 mungkin bukan rooftop yah hanya tempat seperti lapangan dan di situ sepi hanya ada 1 orang yang berjemur. Kami pun cari posisi kemudian berjemur sambil memandang keadaan kota Jakarta.

Banyak yang ingin aku ceritakan. Anak-anakku sering menelepon mungkin bersalah karena mamanya harus terisolasi. Ini demi kebaikan semuanya.
Siang waktunya istirahat. Aku dan Selli tidur siang. Benar-benar waktu yang membuatku istirahat. Allah memang menegurku, coba kalau ga sakit, mungkin siang ini aku dah keliling Jakarta entah berlibur kemana. Allah memang Maha Baik.
Sore, pukul 16.30 aku terbangun sholat ashar dan kuintip jendela di bawah sana sudah banyak pasien covid yang berolahraga. Rasanya selalu ingin ikut, coba kalau di rumah mana ada acara olah raga sore, pastinya aku sudah di depan TV dan melihat tontonan yang ga jelas.


Aku bergegas mengajak Seli turun, siap untuk meramaikan jagat Wisma atlet. Kami berjalan santai mengitari halaman Wisma sambil melihat pasien yang berolaharaga Volley. Mataku melihat satu keluarga dengan anaknya yang masih bayi. Ya, Allah virus ini menyerang siapa saja.


Sambil berjalan santai aku memandang keadaan sekeliling, sepertinya jika di sini kami para pasien covid merasa bahwa penyakit ini hal yang biasa, hanya perlu istirahat dan juga menjaga tubuh agar bugar.


Sore ini aku minta dibawakan sabun pencuci baju. Kami harus menjaga kebersihan dengan mencuci baju setiap kami melakukan aktivitas. Aku sih menjaga saja karena lingkungan kami sekarang mengisolasi diri penuh dengan orang-orang yang juga terpapar virus covid-19. Anakku menitipkan di penjaga pintu tower. Tinggal menerendamnya.
Sambil berjalan kami sempatkan mampir atau mengeksplore tower tempat kami tinggal. Aku mengajak Selli ke Roof top di lantai 12. Katanya di sana bisa melihat Jakarta. Sampai lantai 12 sudah ada juga beberapa orang yang santai memanfaatkan Roof top. aku dan Selli mengabadikan moment sore itu dengan berfoto. Yah, apalagi yang bisa menghibur selain kegiatan berfoto. 












Tujuan foto lebih pada mengabadikan moment yang memang aku ga mau mengulang lagi. iyalah siapa yang yang diisolasi lagi di Wisma Atlet, cukup sekali saja dan merupakan pengalaman yang luar biasa bagi hidupku.


Magrib tiba kami kembali ke kamar. Rutinitas minum obat dan menelepon keluarga mengabarkan keadaan kami yang baik-baik saja. Walau rasanya sedih harus berpisah dengan keluarga. Apalagi aku membaca di berita ada pasien Covid yang OTG karena kekurangan oksigen akhirnya tidak selamat, padahal dia baik-baik saja tidak seperti aku dan Selli yang dihajar dengan demam. Semangat yang ada di diri ini semoga tetap menyala sambil aku kasih semangat juga pada Selli.  Sehabis makan malam dengan menu nasi, sayur cap cay, ayam goreng, ikan dan buah jeruk, walau seleraku adalah nasi panas dan kuah sayur, tetap menu itu harus masuk ke perutku agar aku kuat. Obat yang diberikan atau vitamin sih, semakin banyak mungkin karena tadi pagi aku mengeluh sakit kepala dan juga perut yang masih panas. 



Perutku masih ga enak selain itu tadi siang aku sampai tak tertahankan buang air di celana. Duh, kok malah jadi BAB yah. Padahal makan sudah aku jaga ga gila dengan sambel. padahal selera makanku yah sambel. Waktunya tidur dan menulis cerita ini agar aku ga lupa. Selain itu semoga tulisan ini berguna.
Intinya jika terpapar Covid-19 jangan lalai untuk konsumsi makanan bergizi, kalau perlu minum susu, buah juga jangan lupa. tidur cukup dan juga minum air putih.



Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...