Wednesday, March 20, 2019

LITERASI DAN GAYA HIDUP ABAD 21


Pentingnya Kecakapan Literasi Baca-Tulis Abad 21

Seni Asiati, M.Pd
Guru SMPN 231 Jakarta

A.  Kecakapan Literasi abad 21

Kecakapan literasi di abad 21  sangat berbeda denga abad-abad sebelumnya.  Literasi tidak hanya baca-tulis dengan sarana dan prasarana seadanya tapi sudah merambah pada era digital. Era teknologi dan informatika membuat segala informasi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan cepat. Setiap detik kejadian yang ada di penjuru dunia bisa diakses dengan mudah. Setiap perkembangan ilmu pengetahuan dapat diketahui dengan gampang. Di sinilah, sejak kecil anak-anak harus dikenalkan dan dibiasakan untuk memiliki kecakapan literasi yang baik. Melalui kecakapan literasi ini anak-anak sejak kecil sudah terbiasa dengan membaca. Kebiasaan membaca ini membuat anak-anak akan senang mengakses segala informasi dan pengetahuan yang beredar baik melalui buku-buku maupuan elektronik buku di internet. Kemampuan membaca yang baik membentuk anak yang memiliki pengetahuan luas, serta memiliki kemampuan untuk berpikir dalam memilih dan memilah informasi yang benar, baik, dan tepat untuk dirinya dan tidak termakan informasi yang hoak atau salah. Kecakapan literasi demikian  inilah yang akan membentuk anak yang memiliki ilmu pengetahuan luas.
Kecakapan hidup abad 21 membentuk manusia yang berkarakter. Abad 21 membutuhkan orang-orang yang memiliki karakter dan integritas yang kuat. Pribadi yang berkarakter mulia yang akan selalu tegar dalam setiap perubahan yang begitu cepat di abad 21 ini. Literasi yang baik akan menumbuhkan karakter yang baik pula. Semakin banyak yang dibaca anak akan semakin banyak yang diketahui. Karakter seorang anak akan tumbuh  dan berkembang dari apa yang diterima anak.  Literasi baca –tulis yang dilakukan anak berdampak pada peembentukan karakter. Anak-anak harus dibentuk menjadi pribadi yang mulia, mandiri, kreatif, kerja keras, komunikatif, dan sebagainya. Sehingga anak-anak dengan pribadi dan karakter yang kuat ini akan membuat anak-anak tidak larut dan terpengaruh dalam budaya abad 21 yang serba bebas ini. Peranan orang tua dalam memilikhkan bacaan yang mendidik dan bacaan yang dapat memperkuat karakter yang baik sangat diperlukan.
Kehadiran teknologi informatika pun mengubah cara manusia  dalam berliterasi dan berkomunikasi dari dunia nyata ke dunia maya. Penyebaran informasi tidak lagi menjadi dominasi media-media konvesional, tetapi telah tergantikan oleh media informasi baru dalam bentuk digital. Kehadiran media digital ini  bahkan menjadi tren di semua kalangan karena menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam  mencari informasi. Kejahatan yang tampak dengan perkembangan ini yaitu integritas sebuah karya. Mau tidak mau berkembangnya ilmu pengetahuan yang mudah memang akan memudahkan kegiatan kita. Kecakapan hidup terutama integritas dipertanyakan ketika menggunakan tulisan di media digital dan menyalinnya. Hasil dari salin tempel itu tidak jarang digunakan untuk kepentingan sendiri dalam hal ini tugas kerja bahkan untuk kepentingan sebuah karya penelitian. Karakter integritas perlahan mulai luntur ketika literasi yang digunakan untuk kegiatan seperti ini. Sejatinya tulisan di media digital hanyalah sebagai rujukan untuk memjadi bahan pertimbangan terhadap apa yang akan kita lakukan atau tulis.
Literasi yang berdampak baik di abad 21 harus dapat dipergunakan dengan bijak. Penggunaan literasi yang bijak inilah yang membentuk karakter yang baik. Abad 21 memungkinkan berkembangnya kejahatan bahasa. Contoh mudah adalah budaya baca-tulis yang tadinya harus dilakukan dengan mencari tahu lewat buku atau mendengar langsung dari sumber, kini dengan peran literasi digital yang semakin pesat, berita atau informasi yang cenderung salah mudah sekali diterima. Berita-berita yang menyesatkan dengan mudah tersebar luas dan menjadi tolak ukur melakukan sesuatu.  Siapa yang gagal paham terhadap informasi dengan baik, akan menjadi berdampak pada kecakapan hidup yang tentu saja jadi salah. Literasi yang dilakukan dengan sehat dan baik, memungkinkan anak menerimasemua informasi dengan kecakapan yang baik pula. Integritas dapat tumbuh sejalan dengan literasi yang dimiliki.
B.  Pentingnya Kecakapan Literasi abad 21
Literasi semakin penting bagi semua. Literasi yang diterima di abad 21 ini memberikan bekal nyata pada pembentukan karakter anak Indonesia yang berintegritas tinggi, berinovasi, aktif dan kreatif, dan kecakapan hidup yang lebih baik. Generasi emas Indonesia akan tumbuh dan berkembang dapat berkompetisi dengan sehat dan menjadi pribadi yang unggul.
Kecakapan literasi sangat penting di abad ke-21 ini. Mengapa sangat penting? Melalui literasi kita dapat mengerti, memamahi, dan diharapkan dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. namun demikian, harus dapat dibedakan antara kecakapan literasi untuk anak-anak dan orang dewasa. Untuk anak-anak, mungkin kecakapan yang diperlukan hanya sebatas dapat menyebutkan urutan alfabet, mengeja, dan membaca saja tanpa perlu pemahaman. Untuk orang dewasa, kecakapan literasi yang diperlukan sudah harus sampai memahami dan menghayati apa yang diperolehnya dari sumber yang dibaca atau didengarnya sehingga dia dapat mengaplikasikannya.  Semakin baik kecakapan literasi seseorang,  dapat menentukan seberapa baik  seseoarang memahami orang lain atau budaya lain dan mengambil tindakan untuk menyelesaikan hal yang terjadi dalam hidup dan sekelilingnya.
Kecakapan literasi sekarang semakin sensitif.  Apayang ditulis di sosial media, yang sebenarnya ingin menulis A tiba tiba dibaca warganet jadi B atau bahkan C. Karena teknologi sudah maju, semakin banyak hal yang dapat ditanggapi oleh pembaca. Banyak sekali, bahasa di publikasikan di sosial media dapat menimbulkan pertentangan atau konflik karena bahasanya yangg ambigu. Teknologi digital yang semakin modern menempatkan pemakai bahasa terutama anak generasi milenial yang menggunakan campur kode dengan bahasa asing bahkan tak jarang menyampingkan bahasa Indonesia. Faktor gensi dan malu jika tidak memasukkan bahasa asing ke dalam komunikasinya.
 Kecakapan literasi sangat penting bukan saja sebagai kebutuhan pengengtahuan akan tetapi sebagai sarana komunikasi ilmiah dikalangan akademisi. Abad 21 menjadikan literasi memenuhi sendi-sendi kehidupan yang berorientasi masyarakat cerdas (smart society). Manusia adalah mahluk yang menggunakan pikirannya namun,  secanggih apapun tekhnologi kalau tidak dijadikan sarana literasi yang tepat sasaran maka literasi tersebut  tidak menunjukan kualitas diri dan tidak literat.
Semua ide dan pikiran tertuang melalui literasi. Contoh: Dunia dan kehidupan di zaman milenial seperti saat ini akan mudah diperoleh melalui hasil literasi. Contoh Hatta dan Ria Ricis artis Indonesia yang menjadi milioner karena pandai berliterasi. Literasi digital yang mereka gunakan telah mengantarkan mereka menjadi manusia dengan penghasilan terbesar melalui literasi digital youtube. Sumber penghasilan dari menggunakan literasi digital dengan tepat serta kemampuan mengolah informasi dengan cara yang inovatif sangat mereka pahami.
Dengan demikian, literasi menjawab tuntutan kebutuhan-kebutihan saat ini.Oleh karena hal-hal tersebutlah, kegiatan literasi menjadi sangat penting dilakukan dan kecakapannya sangat penting dimiliki untuk menjawab tantangan kemajuan abad ini. Kemampuan literasi merupakan salah satu syarat untuk dapat bersaing di abad 21. Kemampuan literasi membaca dan literasi digital harus menjadi satu kesatuan utuh.  Kemampuan literasi digital jika tidak diimbangi dengan kemampuan literasi membaca dapat berakibat pada ketidakmampuan menjaring dan menyaring  informasi pada media sosial digital.





DAFTAR RUJUKAN

Ananiadou, K.  and  Claro,  M. 2009.  21st  Century  Skills  and  Competences  for  New  Millennium Learners  in  OECD  Countries. OECD  Education  Working  Papers,  No.  41.  Paris,  OECD Publishing. 
Artini. 2006. “Kesantunan Berbahasa di Media Massa:Analisis Pragmatik tentang Prinsip Relevansi dalam Berita Kekerasan terhadap Perempuan”. Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana UNJ.
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nugrahani, Farida. 2017. “Penggunaan Bahasa dalam Media Sosial dan Implikasinya terhadap Karakter Bangsa”. Jurnal Stilistika, Vol.3, No.1  Tahun 2017,  hlm 1-16.

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...