Tuesday, May 3, 2011

Teman-teman Seperjuangan Pasca Sarjana Unindra

Kali ini aku akan bercerita tentang semua teman seperjuanganku di pasca sarjana Unindra. Mulai dari A sampai Z sesuai absen deh biar enak ceritanya. Walaupun hanya sedikit yang aku ketahui tentang teman-temanku ini namun, bersama mereka aku akan melewati perjuangan menempuh gelar master selama 2 tahun Insyaallah selsai pada waktunya.
1. Adel Trisye

Absen pertama sudah tentu ada di abjad A, kebetulan ibu Adel. Orangnya berperawakan kurus dengan rambut pendek dan kacamata minus yang bertengger di wajahnya. Pertama kuliah aku lihat ia diantar oleh putri kecilnya dan sang suami tercinta. Kedua orang kesayangannya itu dengan sabar menunggu hingga jam kuliah berakhir atau pukul 16.00 WIB. Perjuangan yang luar biasa, kalau suamiku mau tidak yah??? Mimpi kali kalau mengharap orang rumahku bisa seperti itu.
Adel Trisye namanya, katanya rumahnya di Bogor. Kalau rumah pastinya aku tidak tahu tapi alamatnya aku pasti tahu karena aku yang menghimpun semua alamat tema-teman sekelas. Mulanya bergaul dengan Adel, begitu biasa dia dipanggil agak hati-hati takut ia tersinggung, namun seiring perjalanan waktu aku rasa ia bisa menjadi teman yang menyenangkan.
2. Bambang Suhermanto


Bapak satu ini berperawakan gemuk dan selalu memakai baju besar atau kebesaran yah? Sehingga kesannya makin gemuk saja. Aku member julukan Rhoma Irama ha..ha..ha. mulanya ia keberatan tapi ternyata ia bisa juga bergurau dengan logat bung Rhoma “ Terlalu”, he… he…he.
Kesan yang tampak bung Bambang Rhoma ini pasti taat agama. Jelas terlihat dari dahinya yang ada tanda hitam, bahkan ada dua dua tanda hitamnya.
3. Budiarti


4. Christiana IS

Gadis yang satu ini sama denganku korban dari Sudin Dikmenti Jakarta Utara yag harus melapor sendiri ke Unindra. Wajahnya yang tirus dihiasi kacamana minus. Gigi gingsul dan kulit putih. Aku menerka ia pasti ‘Noni” bukan noni belanda tapi non-muslim.Seiring perjalanan menmpuh kuliah sepertinya aku ga bisa tuh seiring sejalan dengannya kurang pas kayaknya sih.
5. Dardji Fair Emran


Bapak berusia 61 tahun ini adalah “Sang Ketua Kelas”. Walaupun sudah berusia lanjut alias sepuh atau usia dilewat batas pension, namun bapak yang satu ini amsih energik dan kreatif. Bayangkan saja ia bisa mempresentasikan sendiri tugas filsafat kelompok satu. Luar biasa sekali. Sekali waktu aku bertanya dengannya mengapa ia mau kuliah di usia yang sudah lanjut? Apa jawabanya apadaku, katanya,” Ines saya ini orang Jawa dan saya ingin anak cucu saya tahu bahwa kakeknya itu sekolahnya tinggi jadi memacu emreka menjadi sarjana juga”.
Jawaban yang luar biasa, salut saya buat Sang ketua kelas.
6. Flora

Ibu satu ini datang kuliah juga terlambat, tapi bukan korban Dikmenti Jakarta Utara. Aku tidak tahu kenapa ia terlambat. Namanya asli Sumatera Utara namun ia selalu berkelit bahwa ia orang Jakarta karena lahir dan besar di Jakarta.
7. Ika Sartika

Wajahnya yang Sundanese hampir tertukar dengan bu Susi. Kalau berbicara terdengan merdu logat Sundanya.
8. Khairudin


9. Komarudin


10. Neneng Ratna Komala


11. Noviyanti
Ibu asli Lampung ini memang luar biasa, menyetir mobil ke tempat kuliah dan selalu jadi tempat pemesanan buku foto kopi. Semoga kebaikannya dibalas Allah yah Bu

12. Nunung Nurhayati


13. Nuryadi


14. Purwanto


15. Randi Ramliyana


16. Retna Ningsih


17. Seni Asiati
18. Sri Herowati


19. Susi Ulfah
20. Vina Rahmayanti
21. Yosef Lorens
bapak muda ini sudah aku kenal sebelum aku kuliah S2, namun perkenalan kami seputar MGMP saja. Awalnya aku respek dengan s
ikap

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...