Monday, June 2, 2008

"Berpisah" bukan Tak Berjumpa"











Perpisahan Siswa SMA Yappenda tahun Pelajaran 2007-2008 di Wisma Haji Puncak Jawa Barat

Hari itu masih pagi benar, masih pukul 06.00 WIB.Jumat, 30 Mei 2008. Tapi selimut yang menutupi tubuh setelah semalaman berdandan di tubuhku cepat aku lipat rapih. Pagi itu dengan kaos merah lengan panjang, sepetu kets dan celana jins biru aku berniat ikut dalam rombongan siswa SMA Yappenda untuk larut dalam suka cita perpisahan yang direncanakan akan dilangsungkan di Wisma Haji Puncak Jawa Barat.
Dengan Kuda besi yang dikendarai suami tercinta, aku sampai di Jalan Raya tempat bus berkumpul tepat pukul 07.30 WIB.Sudah banyak siswa-siswa yang berkumpul dengan bermacam atribut di tubuh yang mungkin sudah habis-habisan.
Tepat pukul 08.00 WIB bus yang berjumlah 5 buah berangkat dengan serangkum doa agar tak ada aral rintangan selama perjalanan dan sampai di tujuan.
Bus yang aku naiki, adalah bus I tempat berkumpul siswa kelas XII IPA 1 yang berjumlah 40 orang. guru-guru yang mendampingi tentu saja guru-guru yang dipersiapkan untuk mendampingi siswa yang notabene siswa pilihan yang cerdas dan kreatif. Dengan Bunda Yayu yang menjadi wali kelas selama satu tahun ini sepanjang perjalanan tersenyum renyah dengan body yang makin oke, namun jerawat batu yang bertengger di pipi terasa mengganggu wajah cerianya.Ada lagi trio 3 Diva yang malam nanti pas puncak acara akan mengumandangkan suara merdunya untuk menghibur siswa-siswa. Ada Bu Nita yang manis dan makin HOt aja, ada Bu Tami yang makin imut dengan julukan yayang Tami, dan tentu saja aku yang super manies dan cantiq (kata anak dan suamiku tentunya) tidak ketinggalan bodyguard yang mengiringi ada Pak Uloh dengan anak mungilnya 'Gita' ada Mas Tardiyanto sang fotografer dan kameramen pribadi, ada Bang Hambali yang kelihatan galak padahal biasa aja tuh.
Sampai diWisma Haji tempat kami menginap pukul 10.30 WIB, cepat sampai sih karena Puncak masih sepi waktu bus kami lewat. Mulailah bagi-bagi kunci kamar dengan bantuan suara resepsionis Wisma. Kami berlima (aku, Yayu, Tami, Armi, dan Ety yang belakangan harus hengkang dari kamar karena apa .... nggak tahu tuh sungkan kali nyampur dengan wanita-wanita perkasa dan ceria...!)mendapat kamar 210.Pemandangan di luar wisma terasa sejuk dan nyaman dipandang. Itulah Puncak dengan esoktisnya.Agar ada kenangan di depan penginapan tak lupa aku berfoto dengan latar belakang pemandangan puncak di halaman Wisma.



Hari itu agenda yang sudah disusun adalah mengenal alam sekitar sambil beristirahat dan melaksanakan sholat Jumat bagi pria. Nah yang wanita sibuk berfoto ria dan main ayunan serta bulutangkis di halaman Wisma.
Bagaimana dengan guru-guru wanitanya? Yah sama dengan ibu-ibu pada umumnya asyik ngerumpi sambil membahas hal yang tidak perlu tapi diperlukan. Tepat pukul 13.00 WIB acara mengisi perut. Dengan berbondong-bondong dan berdesakan para siswa tak sabar menyendok nasi serta lauk yang memang diperuntukkan buat meraka. Ada Sayur asem yang manis, ada ayam goreng imut-imut, ada tempe goreng tepung, dan sambel yang manis sekali tanpa pedas. Suasana yang sejuk membuat rasa lapar cepat sekali menghantam, aku lihat siswa-siswa lahap sekali makannya.Banyak yang ingin tambah lauk tapi ettt...... Mba Chimot yang hari itu kebagian tugas mengatur makanan supaya cukup dengan galak bersuara "Ambil ayam cuma boleh satu....!" wah siswa yang masih kurang lauk hanya cukup puas tambah sayur dan sambal saja. Untungnya aku bukan tipe penyuka ayam goreng.


Pukul 16.00 WIB giliran 3 Diva 'Take Vokal dengan pemain organ. Jadilah sore itu kami habiskan untuk performance di atas stage.Layaknya penyanyi profesional kami unjuk kebolehan suara yang pas-pasan.Karena terlalu cape Bang Hambali mengusulkan agar penyanyi organ seorang wanita (yang belum seksi karena kurus dan ceking namun Ya ALLAH wajahnya mengingatkan kami semua pada Bu Susi guru SMA Yappenda yang sudah out karena tekanan psikis),yang memang sudah diboking untuk tampil.Untuk lebih semarak kami hanya menyumbangkan pinggul untuk sekedar bergoyang menghangatkan badan. Namun, ada rupiah yang ikut menghantarkan goyangan pinggul penyanyi kurus tersebut.
Puncak acara perpisahan yang harusnya khitmad berlangsung biasa dan terlanjur ricuh dengan banyaknya siswa berjoged tanpa mengindahkan batas kesopanan dan toleransi. Terlanjur malu dan kesal aku dan beberapa rekan guru masuk kamar untuk tidur. Nyatanya tidur yang diharapkan tidak berhasil sempurna karena udara dingin dan malam belum larut. Akhirnya tengah malam itu kami dengan beberapa guru pergi ke puncak Pas tepatnya ke masjid At Taawun untuk melihat panorama Puncak Pas di malam hari.Kembali ke penginapan tepat pukul 01.30, mata yang ingin terkatub dan udara dingin yang kuhela terasa menyentak raga, dingin menusuk. Sehabis membersihkan tubuh, kutarik selimut untuk mengelana di negeri impian. Pagi harinya dengan rasa malas yang menyentak aku sampirkan selimut dan di hujan ngantuk sholat Subuh yang hampir habis waktunya harus aku wajibkan. Pagi itu bersama Armi aku mengitari wisma untuk mencari sarapan pagi, kalau di puncak begini enakknya makan bubur, hanya sayangnya bubur di penginapan kurang mengairahkan. Dengan angkot aku, Armi dan sambil berlari-lari pasangan suami istri Pak Uban Rachimin dan Bu Tati terlihat menyusul. Jadilah pagi itu kami berempat sarapan pagi menempuh jalan 2 kilometer menuju pasar Cipanas. Namun, bubur ayam yang jadi menu buruan kami tersa kurang nendang nikmatnya, sutralah yang penting bubur itu sudah nyaman di perutku. Agenda pagi ini hingga siang hari adalah rekreasi ke Taman Cibodas.
Sampai kebun raya Cibodas pukul 10.30 WIB. Rombongan kami yang terdiri dari para guru malas untuk keliling kebun raya ini, karena memang sudah lelah, juga sudah bosan mengelilingi kebun raya yang hampir setiap tahun jadi agenda rutin wisata siswa Yappenda. Penyewaan terpal yang di adakan pihak pengelola terasa membantu kami yang memang tidak membawa alas untuk duduk. Tepat di dekat pintu masuk kami menyewa terpal biru bersama. Rasanya makan bakso bpleh juga tuh, tapi harga yang ditawarkan alamak... mahal juga yah, Rp 7000 dengan tiga bakso 1 besar dan 2 kecil. Untungnya saya ikut pesan karena ternyata Bos besar kita Mr Rasidin sedang berbaik hati membayarkan bakso yang kami pesan, total ada 8 mangkok bakso yang beliau bayarkan, jadi... berapa yah semuanya... hitung sendiri aja deh, yang penting akau kenyang nih.
Tapi bolehlah sedikit aku ceritakan mengenai kebun Cibodas ini.
Dari gerbang masuk utama sebelah barat, sebelum menuju ke tempat parkir kita dapat menikmati keindahan pemandangan disekitar kolam air mancur. Setelah itu dengan berjalan kaki kita dapat melihat beraneka pemandangan dan berbagai macam tanaman eksotik, baik yang ada di rumah kaca maupun diluar, atau bisa langsung menuju air terjun Ciismun melewati jalan setapak, sambil menikmati merdunya suara burung.
Dari Pintu masuk utama sebelah timur, kita bisa melihat koleksi bunga sakura, taman Rhododendron, jalan air dan air terjun Cibogo sambil meneruskan perjalanan kearah selatan, setelah itu kita akan melewati koleksi tanaman obat yang memiliki lebih kurang 150 jenis tanaman. Dari sini, kita dapat menelurusi arah jalan yang menuju istal kuda dan bisa langsung menuju ke air terjun Ciismun dengan berjalan kaki. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.
ATRAKSI FOTO-FOTO PERPISAHAN 30-31 MEI 2008 WISMA HAJI PUNCAK JAWA BARAT


Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...