BENTUK KESUSATRAAN
A. Prosa
Adalah bentuk sastra yang dinyatakan bebas. Cara ini tidak memiliki ikatan yang luar biasa. Kat prosa diambil dari bahasa Latin orates provorsa, yang berarti ucapan langsung
Bntuk Prosa:
(1) Prosa Lama
a. Dongeng
b. Hikayat
c. Sejarah
(2) Prosa Baru
a. Roman
b. Novel
c. Cerita Pendek
d. Drama
e. Resensi
f. biografi dan otobiografi
B. Puisi
Adalah bentuk sastra yang treikat dengan aturan bait, rima, irama,bait, dan larik.
Bentuk Puisi :
(1) Puisi Lama
a. Mantera
b. Bidal
c. Pantun Kilat /Karmina
d. Pantun
e. Pantun Berkait
f. Talibun
g. Seloka
h. Gurindam
i. Syair
(2) Puisi Baru
a. Distikon
b. Terzina
c. Quatrain
d. Quint
e. Sektet
f. Septime
g. Oktavo/Stanza
h. Soneta
DONGENG
Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi. terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran, dari kebanyakan sastrawan dan penerbit lalu dimodifikasi menjadi dongeng ala moderen. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam, sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya di ambil sebagin-sebagian, kemudian di modifikasi dan ditambah, bahkan ada yang di diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya. sekarang kisah aslinya seakan telah ditelan oleh usia zaman dan waktu.
Contoh Dongeng dari Indonesia
Timun Mas
Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan keraksasa itu untuk disantap. Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama timun emas.
Semakin hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni amat takut kehilangan timun emas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa,semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju. Mbok Sirnipun semakin sayang pada timun emas, setiap kali ia teringat akan janinya hatinyapun menjadi cemas dan sedih. Suatu malam mbok sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia langsung pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan disuruhnya timun emas berdoa. Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun emaspun disuruh keluar lewat pintu belakang untuk Mbok sirni. Raksasapun mengejarnya. Timun emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun.
Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa. Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon banbu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar. Timun emaspun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitannya raksasa dapat melewati. Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasapun mati." Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini " Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.
Contoh dongeng dari Luar Negeri
Petualangan Tom Sawyer
Tom Sawyer adalah seorang anak laki-laki yang sangat menyukai petualangan. Pada suatu malam ia melarikan diri dari rumah, lalu bersama temannya yang bernama Huck pergi ke pemakaman. "Hei, Huck! Kalau kita membawa kucing yang mati dan menguburnya, katanya kutil kita bisa diambil. " "Benar. Serahkan saja padaku! Masa'sih begitu saja takut. " " Hei , tunggu! Ada orang yang datang! Tom dan Huck segera bersembunyi. "Bukankah itu dokter dan Kakek Peter? Dan itu si Indian Joe..." Kemudian Dokter dan Kakek Petter mulai bertengkar karena masalah uang. Untuk mendapatkan mayat, Dokter harus melakukan penggaliannya berdua. Lalu Kakek Petter mulai menaikkan harga, tetapi Dokter menolak. Kemudian Kakek Petter dipukul oleh Dokter hingga terjatuh. Setelah itu, si Indian Joe memungut pisau yang dibawa Kakek Petter dan melompat menyerang Dokter. Brukk! Si Indian Joe membunuh Dokter, lalu pergi membawa lari uang itu. Keesokan harinya Dokter ditemukan meninggal dunia di pemakaman itu, dan orang-orang kota mulai berkumpul. "Ini adalah pisau Kakek Petter. Jadi, Kakek yang membunuh Dokter." "A... aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas... "Apa!? Aku telah melihat Kakek Petter membunuh Dokter." " Memang benar, pembunuhnya adalah Kakek Petter. Kemudian Kakek Petter ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. "Wah... padahal pembunuh yang sebenarnya adalah si Indian Joe." "Tetapi, kalau kita mengatakan hal itu, si Indian Joe akan balas dendam dan membunuh kita... " Beberapa hari telah berlalu, dan semua orang tela.h melupakan kejadian itu. Pada suatu hari Tom bertengkar dengan Becky, gadis yang disukainya di sekolah. "Apa-apaan. Aku benci sama Tom." Tom yang dimarahi oleh Becky merasa patah hati. Lalu temannya yang bernama Joe berkata, "Baik di rumah maupun di sekolah aku sudah tak diperlukan. Tom, kita melarikan diri saja, yuk! " Tom dan Joe mengajak Huck, mereka bermaksud hidup di sebuah pulau di tengah-tengah sungai. "Yahooo! Kalau begini, kita seperti bajak laut, ya! "Kita tak perlu pergi ke sekolah." Ketiganya menyeberangi sungai dengan rakit yang dibuatnya, dan mereka seharian bermain. Ketika mulai lapar, mereka pun makan telur goreng dan apel. Keesokan harinya ketika mereka sedang bermain, tibatiba.... duaaar! Air sungai menyembur ke atas. "Oh, itu adalah isyarat dari seseorang yang sedang mencari orang yang tenggelam. " Orang-orang kota mengira Tom dan Joe tenggelam di sungai, lalu mereka pun datang untuk mencari. " Mungkin saat ini Bibi Polly sedang mengkhawatirkanku. Di tengah malam Tom berenang menyeberangi sungai, kembali ke rumahnya untuk melihat keadaan. Ketika Tom mengintip dari jendela, dilihatnya Bibi Polly dan Ibu Joe sedang menangis. "Semuanya meninggal dunia, ya..."
Kemudian Tom kembali ke pulau dan menceritakan hal itu pada Huck dan Joe. Mereka sangat terkejut. Akhirnya, mereka sepakat untuk pulang pada hari upacara pemakaman mereka. "Wah, Tom! Kamu pulang, ya.' "Joe, syukurlah kamu pulang dengan selamat." Semuanya gembira atas kepulangan mereka. Beberapa hari kemudian pengadilan Kakek Petter dimulai. Di pengadilan Kakek Petter ditetapkan sebagai pembunuh, dan ia akan dihukum mati. Untuk membebaskan Kakek Petter, Tom memberanikan diri menjadi saksi. "Pembunuh yang sebenarnya adalah si Indian Joe itu. "Kami telah melihat kejadian yang sesungguhnya." Si Indian Joe yang mendengar hal ini segera melompat dari jendela. Praaang! Ia melarikan diri. Kakek Petter merasa sangat gembira karena jiwanya tertolong. "Tom, terima kasih banyak. Begitu pengadilan berakhir, kota kembali pada kehidupannya semula. Pada suatu hari Huck dan Tom pergi ke sebuah rumah yang tak berpenghuni. Ketika keduanya sedang mencari sesuatu di tingkat dua, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah. "Ooh! Si Indian Joe bersama sahabatnya, si pencuri!"
Untuk menyembunyikan uang yang telah dicurinya, para pencuri itu mulai menggali lantai. Dan... criing! Mereka mengeluarkan kotak emas. "Hyaaa! Harta karun yang banyak! "Baiklah, kita pindahkan persembunyiannya lalu kita beri tanda dengan kayu ini. " Si Indian Joe juga mulai naik ke tingkat dua, untuk memeriksa. "Bagaimana, nih? Kalau ketahuan, pasti kita dibunuh olehnya..." Praaak! Gedebug! Karena papan tangganya sudah lapuk, di tengah-tengah tangga si Indian Joe terjatuh. Tom dan Huck pun merasa lega.
Beberapa hari telah berlalu. Pada suatu hari Huck mengikuti Indian Joe dan temannya sendirian. "Apakah mereka mau menyembunyikan emasnya?" Tetapi, Indian Joe dan temannya bermaksud menyerang rumah Nyonya Douglas. "Gawat! Aku harus cepat-cepat memberitahukannya pada seseorang! " Karena pemberitahuan Huck, orang yang rumahnya bertetangga dengan Nyonya Douglas segera membawa senapan dan menembak para pencuri itu. Door! Door! Indian Joe dan temannya sangat terkejut, lalu mereka melarikan diri. " Sudah tidak apa-apa, kok!! "Ini semua berkat Huck. Terima kasih atas pemberitahuannya, ya! " Di lain pihak Tom, Becky, dan teman-temannya pergi berpiknik bersama-sama. Tetapi, Tom dan Becky tersesat di sebuah goa. Mereka tak tahu jalan pulang. Tiba-tiba, muncul asap membumbung mengelilingi keduanya. "Kyaaa! Tom, aku takut!" "Oh, ada seseorang! " Tiba-tiba muncullah sosok Indian Joe di depan Tom dan Becky. Saking terkejutnya, sampai-sampai keduanya sulit untuk bemafas. "Waaaw! Ayo, lari! Dengan cepat, Tom dan Becky berlari hingga keluar dari dalam goa. Akhimya mereka pulang. Bibi Polly yang khawatir sangat gembira dengan kepulangan kedua anak itu. Ketika Tom pergi bermain ke rumah Becky, ayah Becky berkata, Tom karena goa itu berbahaya, sebaiknya ditutup saja. "Ya... tetapi di situ ada Indian Joe. Ketika semuanya pergi ke sana, temyata Indian Joe jatuh pingsan di pintu masuk goa. la tersesat. Kemudian mereka menutup pintu masuk goa, dan menjebloskan Indian Joe ke dalam penjara. "Temyata Indian Joe menyembunyikan emasnya di atas batu yang terletak di dalam goa ini dan telah diberi tanda. " Tom dan Huck masuk ke dalam goa dengan melewati jalan rahasia. Ketika mereka menggali batu yang sudah diberi tanda, mereka melihat emas yang disembunyikan kedua orang pencuri itu. "Horee dengan harta ini, kita akan menjadi kaya!" Saat Tom dan Huck pulang, Nyonya Douglas yang telah ditolong oleh Huck mengadakan pesta untuk menyambut mereka.
"Petualangan Tom Sawyer" adalah cerita yang diangkat dari kisah di Mississipi, Amerika. Menceritakan tentang pemuda nakal, bernama Tom dan sahabatnya, Huck. Inti ceritanya ada di tengah-tengah cerita, sehingga menjadi dan mudah dimengerti.
Macam-macam dongeng
1. Mythe
Mythe berasal dari kata Yunani, Mythos yaitu dongeng yang menceritakan kehidupan makhluk halus atau hantu, seperti jin, kuntilanak, setan, dan lain sebagainya.
Misalnya:
Setan Penanggalah
Hantu Wewe Gombel
2. Fabel atau Dongeng Binatang
Ialah dongeng yang menceritakan binatang yang hidup sebagai manusia, berbuat dan berbicara seperti manusia. Pada umumnya fabel mempunyai pesan pendidikan.
Misalnya:
Pelanduk yang Jenaka
Harimau dengan Manusia
3. Legenda
Ialah dongeng yang berisi tentang terjadinya nama-nama tempat: gunung, sungai, danau, dan sebagainya.
Misalnya :
Terajadinya Danau Toba
Banyuwangi
4. Dongeng jenaka atau orang Pandir
Dongeng ini sengaja mengemukakan kebodohan seseorang. Apa yang dikemuannya serba salah sehingga menimbulkan kejenakaan. Setipa daerah di Indonesia mempunyai tokoh ini.
Misalnya :
Pak Pandir, Pak Kadok, Lebai Malang (dari Melayu)
Joko Kendil, Joko Bodo (dari Jawa)
Ni Pandir, Simamora Nakotok (dari Batak)
Sempader, Aram Jadah (dari Gayo)
Si Kabayan, Bapa Leco, Aki Bolong (dari Sunda)
5. Sage
Ialah dongeng yang mengandung sejarah
Misalnya:
Hang Tuah
Joko Tingkir
HIKAYAT
Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Tokoh utama dalam hikayat ialah raja, permaisuru, putra raja yang gagah berani.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
Contoh hikayat:
Hikayat Bayan Budiman
Khoja Mubarak seorang saudagar kaya di negeri yang bernama Ajam. Beliau mempunyai seorang anak yang bernama Khoja Maimun. Apabila cukup umurnya, Khoja Maimun telah dikahwinkan dengan Bibi Zainab.
Oleh kerana hampir kehabisan harta, Khoja Maimun bercadang untuk pergi belayar dan berniaga. Sebelum belayar, Khoja Maimun telah membeli dua ekor burung sebagai peneman isterinya sepeninggalan beliau pergi belayar. Seekor burung bayan dan seekor burung tiung. Apabila sampai masa hendak pergi belayar, Khoja Maimun berpesan kepada isterinya supaya sentiasa bermuafakat dengan burung-burung itu sebelum melakukan sesuatu perkara.
Sepeninggalan Khoja Maimun, Bibi Zainab yang tinggal sendiri berasa kesunyian. Semasa duduk termenung di tingkap, seorang putera raja lalu dihadapan rumahnya. Kedua-duanya saling berpandangan dan berbalas senyum.
Sejak hari itu Bibi Zainab telah jatuh berahi terhadap putera raja itu. Putera Raja itu juga telah jatuh cinta pada Bibi Zainab. Dengan perantaraan seorang perempuan tua, pertemuan antara mereka berdua telah dapat di atur.
Sebelum meninggalkan rumahnya, Bibi Zainab telah menyatakan hasratnya kepada burung tiung betina yang diharapnya akan lebih memahami perasaannya. Maka jawab tiung;
“ya, tuan yang kecil molek, siti yang baik rupa, pekerjaan apakah yang tuan hamba hendak kerjakan ini? Tiadakah tuan takut akan Allah subhanahu wataala dan tiadakah tuan malu akan Nabi Muhammad, maka tuan hendak mengerjakan maksiat lagi dilarangkan Allah Taala dan ditegahkan Rasulullah s.a.w. Istimewanya pula sangat kejahatan, dan tiada wajib atas segala perempuan membuat pekerjaan demikian itu. Tiadakah tuan mendengar di dalam al-Quran dan kitab hadis Nabi, maka barangsiapa perempuan yang menduakan suaminya, bahawa sesungguhnya disulakan oleh malaikat di dalam neraka jahanam seribu tahun lamanya…”
Teguran burung tiung betina itu membuatkan Bibi zainab marah lalu dihempaskan burung itu ke bumi. Matilah burung itu.
Bibi Zainab setertusnya meminta nasihat daripada burung bayan pula sambil mencurahkan hasrat hatinya itu. Setelah mendengar semuanya, burung bayan pun berkata;
“Adapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, insyaAllah di atas kepala hambalah menanggungnya, jika datang suami tuan pun, tiada mengapa, daripada hamba inipun hendak membuat bakti kepada tuan dan berbuat muka pada suami tuan itu. Baiklah tuan segera pergi, kalau-kalau lamalah anak raja itu menantikan tuan, kerana ia hendak bertemu dengan tuan. apatah dicari oleh segala manusia di dalam dunia ini, melainkan martabat, kebesaran dan kekayaan?Adakah yang lebih daripada martabat anakj raja? tetapi dengan ikhtiar juga sempurnalah adanya. Adapun akan hamba tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayn yang dicabut bulunya oleh seorang isteri saudagar….“
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. begitulah seterunya sehingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumahtangga tuannya.
Antara ceriota bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Pada suatu hari mereka berselisih faham. Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diubati dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan membunuh anak kera itu untuk mengubati anaknya.
Sebuah lagi cerita bayan ialah mengenai seorang lelaki yang sangat mengasihi isterinya. Apbila isterinya meninggal dunia, dia telahj memohon dioa kepada Tuhan supaya separuh daripada umurnya dibahagikan kepada isterinya. Doa itu dikabulkan dan isterinya hidup semual. Namun, si isteri tidak jujur dan lari dengan seorang saudagar kaya. Lelaki itu menjejaki isterinya kerana menyangka isterinya dilarikan oleh saudagar kaya itu. Tetapi dia telah dihina dan diusir oleh isterinya. Kerana marah dan kecewa, lelaki itu memohon agar Tuhan mengembalikan usianya yang telah diberi kepada isterinya. Dengan kehendak Tuhan, isterinya mati semula.
Dalam cerita yang lain pula, bayan bercerita mengenai pengorbanan seorang isteri. seorang puteri raja yang kejam telah membunuh 39 orang suaminya. suaminya yang keempat puluh telah berjaya menginsafkannya dengan sebuah cerita mengenai seekor rusa betina yang sanggup menggantikan pasangannya, rusa jantan, untuk disembelih. Begitu kasih rusa betina kepada pasangannya sehingga sanggip mengorbankan diri untuk disembelih. Puteri itu insaf dan tidak jadi membunuh suaminya yang keempat puluh itu, malah sanggup berkorban apa sahaja untuk suaminya.
Sumber : Sari Sastera Lama untuk STPM, Zainuddin Saad
SEJARAH
Penulis sejarah dalam prosa lama ialah pegawai istana yang hanya menulis hal yang baik tentang asal usul raja dan kaum bangsawan serta kejadian-kejadian penting. Yaitu tentang
Contoh sejarah:
Sejarah Melayu – dituis oleh Tun Sri Lanang
Silsilah Bugis
ROMAN
Istilah roman berasal dari kesusatraan Prancis, melalui sastra Belanda. Kata roman asalnya dari Romaan, ialah bahasa sehari-hari yang dipakai oleh rakyat Prancis Selatan. Bentuk karangan dalam bahasa Romaan itu kemudian berubah artinya menjadi sebuah cerita, hikayat, atau kisah tentang pengalaman-pengalaman kaum ksatria.
Dalam sastra Indonesia roman ialah cerita yang mengisahkan liku-liku kehidupan manusia kebanyakan dengan suka dukanya, perjuangan batinnya, dan kehidupan jiwanya.
Perbedaan dengan novel, dalam roman cerita imulai dari tokoh utama kecil hingga tokoh utama meninggal dunia. Jadi dlam hal ini tokoh utama dalam roman dimatikan sebelum cerita berakhir.
NOVEL
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis.
Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak Novel
Ia merupakan antara genre sastra selain daripada cerpen, puisi, drama dan esai kritikan. ‘Novel’ bermaksud kisah rekaan atau cerita rekaan [cerkan] yang panjang. Berasal dari bahasa Italia, novella yang bermakna ‘perkhabaran baru’.
Perbedaan Cerpen dan Novel ialah :
CIRI CERPEN NOVEL
Jumlah perkataan
2000-5000
35 000
Jumlah halaman [A4]
10-25
100 [minimum]
Waktu membaca
20-30 minit
2 jam
Kategori
- Cerpen [short story]
- Cerpen pendek
[short short story]:
* cerkan imbasan
[flash fiction]
* cerkan mikro
[micro fiction]
* cerkan kejutan
[sudden fiction]
- Cerpan [long short story]
- Novelette
Pengembaraan [travelogue]
Seram/misteri
Penyiasatan
Cinta
Politik
Sejarah
Agama
Kanak-kanak
Remaja
Autobiografi/Biografi
Picisan
Unsur-unsur intrinsik Tema, plot, latar, watak/perwatakan, gaya bahasa, sudut pandangan Tema, plot, latar, watak/perwatakan, gaya bahasa, sudut pandangan
Tema Satu Satu
Plot Tunggal Banyak
Latar tunggal Kompleks
Watak/perwatakan sederhana Kompleks
Gaya bahasa sederhana Kompleks
Sudut pandangan sedikit Kompleks
CERITA PENDEK (CERPEN)
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov
Unsur dan ciri khas
Ciri-ciri Cerpen
1. ceritanya singkat
2. memusatkan perhatian pada satu kejadian
3. mempunyai satu plot
4. menggambarkan tokoh cerita menhadapi suatu konfli untuk menyelesaikan masalah
5. setting yang tunggal
6. jumlah tokoh yang terbatas
7. sanggup meninggalkan suatu kesan dalam pembaca
DRAMA
Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).
Drama dalam arti modern harus disasrkan naskah (repertoire). Pelaku-pelaku dram harus memahami isi seluruh drama, sanggup memerankan tokok-tokoh dalam cerita.
JENIS-JENIS DRAMA
1. Opera, ialah cerita yang disampaikan dengan dialog yang dinyayikan dengan iringan musik.
Misalnya : Yulius Caesar – terjemahan Muh. Yamin
Opera singkat disebut operet.
2. Pantomim, ialah cerita yang disampaikan bukan dengan dialog melainkan dengan isyarat dan gerak-gerik saja, kadang-kadang diikuti nyayian atau musik.
3. Tablo, mirip dengan pantomim. Para pelaku tidak bergerak, hanya menunjukkan gaya dan diam. Baik pantomim maupun tablo keduanya disertai pengantar kata
4. Dagelan atau lawakan, yaitu suatu pementasan cerita yang penuh dengan unsur lawakan
5. Drama minikata, yaitu dram yang saat dipentaskannya boleh dikatakan hampir tidak menggunkan dialog sama sekali. Caranya menggunkan improvisasi-improvisasi saja, dengan gerak-gerik yang tuntas.
Misalnya :
Bip Bip Bop, W.S. Rendra
Lho!, Putu Wijaya
6. Sendratari, seni drma dan tari, tanpa dialog. Segala sesuatu dinyatakan dengan tarian.
7. Drama Tradisional dan Modern
Dram tradisional atau Sandiwara adalah sebuah pertunjukan pentasan sebuah cerita atau disebut pula lakon dalam bahasa Jawa. Sebuah sandiwara bisa berdasarkan skrip atau tidak. Apabila tidak, maka semuanya dipentaskan secara spontan dengan banyak improvisasi. Dialog disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Drama modern memerlukan naskah drama atau repertoar yang harus dihafal oleh para pelaku. Peran sutradara amatlah penting.
8. Drama Romantik dan Drama Klasik
Drama klasik ialah drama yang mengambil pelaku dewa-dewi. Sedangkan drama romantik ialah orang-orang biasa dengan suka dukanya.
RESENSI
Apa itu Resensi?
Singkatnya, Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Resensi berasal dari bahasa Belanda, recensie. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Kata tersebut sendiri berasal dari kata Latin ‘revidere’ dan ‘resence’, artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Di negeri kita, resensi sering diistilahkan dengan timbangan, tinjauan, atau bedah buku, dll. Sedangkan menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah “a critical evaluation of a book” Karena pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku; baik kelebihan ataupun kekurangannya. Jadi resensi bukanlah tulisan yang menjual buku. Tidak ada pesan sponsor bagi resensi buku; karena itu resensi yang baik hanya mengungkafkan apa yang dibaca oleh presensi secara kritis.
Tujuan Resensi
• Membantu pembaca menentukan perlu tidaknya membaca karya tersebut
• Membantu pembaca perlu tidaknya membeli karya tersebut
• Membantu pengarang dan penerbit memperkenalkan karya-karya terbaru mereka
Unsur-unsur resensi
1. Identitas buku
mendeskripsikan bukuyang diresensi. Terdiri atas:
judul buku :
pengarang :
Penerbit :
tahun terbit :
jumlah halaman :
jenis kertas :
gambar sampul :
cetakan :
2. Permasalahan dan pemecahan
bagian ini menyajikan permasalahan yang relevan dengan buku
3. Isi buku
bagian ini berisi ulasan isi buku secara garis besarnya. Penyajiannya diupayakan menarik agar pembaca tertarik membaca buku yang diresensi
4. Kelemahan dan kelebihan
bagian ini menyajikan kelemahandan kelebihan isi buku dilihat dari unsur intinsik karya, serta pendapat resensator tentang isi buku
6. Kelayakan buku untuk diperkenalkan
bagian ini menyajikan pendapat resensator terhadap karya untuk diperkenalkan pada masyarakat
Contoh Resensi
Judul : Atas Nama Malam
Pengarang : Seno Gumira Ajidarma
Tebal : 167 halaman
Terbit : januari 1999
Sebagian besar cerita dalam buku ini berkisah tentang orang-orang malam: kehidupan dan percintaan yang berlangsung di malam hari. Apakah hidup memang menjadi lain pada waktu malam? Apakah malam hanya berarti gelap, atau merupakan suatu makna? Buku ini tidak hanya berkisah tentang cinta, tetapi tentang sisi gelap dalam kehidupan manusia yang selalu mempunyai rahasia. Gelap tidak selalu berarti jahat, gelap adalah gelap, di mana segala sesuatu hanya nampak remang-remang.
Ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma, penulis cerita pendek yang mendapat South East Asia (SEA) Write Award 1997 dari Kerajaan Thailand, Penghargaan Penulisan Karya Sastra 1997 (Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi), dan Hadiah Sastra 1997 (Negeri Kabut). Bukunya Saksi Mata diterjemahkan Jan Lingard sebagai Eyewitness, mendapat Dinny O'Hearn Prize for Literary Translation 1997 di Australia.
Kumpulan cerpen lain dari penerbit buku ini, Sebuah Pertanyaan untuk Cinta, disambut baik dan mengalami cetak ulang.
MANTERA
Ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera dalah sebagai penangkal bala.
BIDAL
Ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.
PANTUN KILAT / KARMINA
Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi.
Ciri-ciri Karmina
1. memiliki pola sajak lurus (a-a).
2. biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata
Contoh
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
PANTUN
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain. Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan pemuda:
Mawar merah tumbuh di dinding
Jangan marah, just kidding
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Macam-macam bentuk Pantun:
1. Pantun Anak-anak
• Pantun suka cita
• Pantun duka cita
Contoh pantun anak-anak :
Pergi ke pasar membawa keranjang
Tidak lupa membeli ikan peda
Betapa hati sangatlah senang
Naik kelas diberi sepeda
2. Pantun Orang Tua
• Pantun nasihat
• Pantun agama
• Pantun adat
Contoh pantun orang tua :
Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Pantun nasihat
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
3. Pantun Orang muda
• Pantun dagang
• Pantun muda
- pantun perkenalan
- pantun percintaan
- pantun perceraian/ perpisahan
- pantun beriba hati
Contoh pantun orang muda :
Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Selain itu tedapat juga pantun yang lain yaitu :
Pantun Jenaka
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Pantun Kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
PANTUN BERKAIT/ PANTUN BERANGKAI
Ialah pantun yang berangkai pada bait berikutnya. Pantun ini saling berhubungan baik sampiran maupun isinya.
Ciri-ciri Pantun berkait :
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. larik kedua dan keempat pada bait pertama menjadi larik pertama dan ketiga pada bait berikutnya.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata
contoh pantun berangkai :
Jalan-jalan ke Marakas
Jangan lupa beli ketimun
Bagaimana mau naik kelas
Kalau belajar selalu melamun
Jangan lupa beli ketimun
Beli juga buah nanas
Kalau belajar selalu melamun
Ingatan pelajaran tak berbekas
TALIBUN
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
SELOKA
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
contoh seloka 4 baris:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
SYAIR
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2. jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. isinya nasihat, dongeng, atau cerita
GURINDAM
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Gurindam Lama
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
Gurindam Dua Belas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaian yang membawa rugi.
Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hail kerajaan di daiam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur2.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
Gurindam V
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat,
Apabila anak tidak dilatih,
I'ika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syarik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kafill.
Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,buanglah khianat.
Hendak marah,dahulukan hajat.
Hendak dimulai,jangan melalui.
Hendak ramai,murahkan perangai.
Gurindam XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
DISTIKON, adalah puisi dua seuntai, dalam bait terdapat dua untai atau dua larik dalam tiap bait puisi.
.
Contoh distikon :
KUCARI JAWAB
Di mana air, di dasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam
Di kawan awan kian ke mari
Di situ juga jawabnya kucari
Di warna bunga yang kembang
Kubaca jawab, penghilang bimbang
(J.E.Tatengkeng)
TERSINA, adalah puisi tiga seuntai
Contoh tersina :
DAMAI
(Rona Uli)
Selalu kulihat peperangan
Selalu kulihat pertikaian
Dimana kudapat kesenangan
Semua orang cinta damai
Tetapi mengapa ada keributan
Masih ada silang sngketa di hati
Dimanakah hati mereka
Yang rela melukai saudaranya
Melemahkan jiwa raga
QUATRAIN, adalah puisi empat seuntai
BERPISAH
(Rizki Amelia)
Berat rasanya untuk melangkah
Menghindar dari kenyataan ini
Yang kulalui bersamamu
Hanyalah sebuah cerita dan kisah
Rasa ini menyesak di dada
Perlahan-lahan kumelangkah
Berjalan, berlari-lari
Itupun hanya akan membuatku luka
Tak ingin kuberpisah darimu
Namun apa dayaku melakukannya
Kita adalah manusia
Yang suatu saat akan berpisah
QUINT, adalah puisi lima seuntai
TINGGALLAH
karya :Gilang Ramadhan
Entah, bagaimana akan kukatakan nanti
Darah semua sudah gersang
Tak ada sbatang rumput yang tumbuh disitu
Di luar pawai kematian terus bersambungan
Oh…insan, jangan datang lagi kemari
Daerah sudah kering semat, tugu
Jangan bicara lagi pada jabat penghabisan
Lari-larilah kependakian
Ini daerah kematian
Tinggalkanlah, cepat, tinggalkan
Aku tak ingin seperti ini
Ada orang bertangisan
Ada tersimpan duka di dada
Ada rasa tertinggal yang dalam
SEKTET, adalah puisi enam seuntai
Contoh Sektet
Gemuruh di hati
(Dwi Supriati)
Gemuruh di hatiku
Merada sendirinya
Langit menjadi cerah
Dan udara tak lagi menyesakkan dada
Mungkin karena telah kutemukan
Definisi lain dari cinta
Makna tak lagi berasal dari pertemuan
Dan rasa rindu yang membuatku bahagia
Merasuk dalam jiwa yang gelisah
Merapat dekat di hati
Selalu bersemanyam dan tertata di dunia
Untuk selama-lamanya
SEPTIMA, adalah puisi tujuh seuntai
Contoh Septima
Bintang
(Jamaludin)
Kau terangi malamku
Disaat aku membutuhkanmu
Kau isi hari gelapku
Kau beri cahayamu
Dan kau hantarkan keindahanmu
Berikan cahayamu
Terimakasih untukmu
OKTAV, adalah puisi delapan seuntai
Contoh aktavo :
Warna hutanku
(Bunda NaRa)
Ada asap membungkus hutanku
Ada kemuraman disetiap nafas bangsaku
Tak lagi indah tanahku
Tak lagi hijau atap rumahku
Kalau ada rasa yang punah
Adalah kebisuan pemegang janji
Kalau ada resah
Adalah kami penduduk negeri
SONETA
Adalah bentuk puisi baru yang berasal dari italia. Kata soneta berarti suara atau Tatin Sono. Makna pengertian Soneta adalah syair bersuara.
Syarat-syarat soneta :
a. jumlah barisnya ada 14 buah, yang terbagi menjadi dua kutrain yang merupakan oktav dan dua tersina yang merupakan sektet.
b. Bersajak abba//abba//cdc//dcd. Jadi merupakan saja peluk.
c. Ada peralihan buah pikiran atau pernyataaan dalamnya yang dimulai pada sekstet dan disebut volta.
d. Buah pikiran yang terdapat di dalam oktav merupakan persoalan, buah pikiran yang terdapat dalam sekstet merupakan jawab.
Biasanya oktav melukiskan keindahan alam, yang digunakan semacam sampiran dalam pantun sebagai gambaran yang akan ditegaskan dalam sekstet,
Bila dengan 14 baris itu uraian penulis belum selesai, boleh ditambah dengan coda (tambahan), jumlah barisnya genap dari 2 sampai 14.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI
Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah usur yang secara organik membangun karya sastra dari dalam. Unsur tersebut jalin-menjalin secara struktural sehingga terwujud sebuah karya sastra
1. TEMA
Tema ialah persoalan pokok yang hendak disampaikan oleh penyair.
Contoh tema :
• Tema diri: berdasarkan pengalaman diri.
• Tema cinta: cinta akan kekasih, ibu bapa, tanah air, bangsa dan negara.
• Tema masyarakat: memaparkan simpati dan nasib masyarakatnya di samping saranan penyajak tentang langkah-langkah mengatasinya.
• Tema alam: gambaran alam seperti keindahan dan pencemaran alam.
• Tema semangat perjuangan / nasionalisme: semangat pahlawan negara
• Tema ketuhanan & keagamaan: soal kesedihan, kematian, kesedaran dan sebagainya.
2. NADA
Nada ialah alunan lembut, keras, rendah atau tinggi yang terhasil daripada pelbagai jenis bunyi dalam sesebuah sajak yang berhubung erat dengan perasaan, pemikiran dan sikap penyair yang diungkapkan dalam puisinya.
Nada juga berhubung rapat dengan tema, persoalan, rima, jenis dan bentuk sesebuah puisi itu.
Macam-macam nada dalam puisi:
• Nada melankolik: nada murung yang menggambarkan suasana hati yang sedih. Tekanan suara lebih rendah dan perlahan serta sesuai untuk puisi yang bertemakan penderitaan, kehampaan dan kerinduan.
• Nada romantik: menggambarkan suasana hati yang tenang dan menyenangkan. Tekanan suara agak tinggi dan diselangi oleh tekanan suara rendah dan perlahan. Sesuai untuk puisi yang bertemakan peristiwa indah dan menggembirakan.
• Nada patriotik: menggambarkan suasana hati yang penuh bersemangat. Tekanan suara lebih tinggi, pantas atau cepat. Sesuai untuk puisi yang bertemakan perjuangan, bercita-cita tinggi, besar dan mulia.
• Nada sinis: menggambarkan suasana hati yang kurang senang. Tekanan suara agak rendah dan perlahan, iaitu bersesuaian dengan puisi yang bertemakan hal yang tidak disukai atau kurang dipersetujui.
• Nada protes: menggambarkan suasana hati yang penuh pertentangan atau pemberontakan. Tekanan suara lebih tinggi dan pantas. Sesuai untuk puisi yang bertemakan ketidakadilan dan ketajaman.
nada dan suasana terkait dengan makna dan pilihan kata-kata yang digunakan penyair.
Perhatikan puisi di bawah ini !
Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melengkung
Padang-padang ilalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suatu calung
Bandingkan dengan rima dan irama puisi berikut
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembs kulitku
aku tetap meradang menerjang
dari contoh puisi di atas terasa pebedaan rima dan irama, serta nada dan suasana yang dibangun oleh penyair. Pada puisi pertama tersirat suasana santai dan tenang, sedangkan pada puisi kedua terdapat nada keras dan penuh semangat.
Pilihan kata : sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Akan melahirkan nada dan suasana yang berbeda dengan pilihan kata : Biar peluru menembus kulitku, Aku tetap meradang menerjang
3. BUNYI (Rima dan Irama)
Keindahannya terlaksana melalui kata atau rangkai kata yang dipilih, teratur dan berfungsi dalam keseluruhan sajak tersebut.
Irama: alunan lembut dan keras bunyi yang berulang secara teratur, imbangan kata dalam baris, dan panjang pendek baris sebuah sajak yang baik.
Rima: menambah kerapian bentuk dan memperkaya kesan muzik bahasa. Pengulangan bunyi vokal dalam baris yang sama dikenali sebagai asonansi. Pengulangan bunyi konsonan dalam satu baris pula dikenali sebagai aliterasi.
4. SIMBOL (KIASAN)
Ialah kata-kata tertentu yang digunakan untuk menyatakan sesuatu di luar erti kata-kata itu sendiri.
5. GAYA BAHASA
Bahasa digunakan untuk memindahkan perasaan dan pemikiran penyair.Bahasa yang ekonomis datang daripada pembentukan baris-baris yang ringkas dan penggunaan kata yang terbatas, tetapi padat mendukung makna.
Bahasa puisi bersifat konotasi, iaitu mempunyai makna kebih daripada satu, kaya, jauh dan luas pengertiannya. Bahasa denotasi pula mempunyai makna yang khusus seperti di dalam kamus.
Bahasa yang digunakan dalam puisi sangat khas. Untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya, penyair menggunakan kata, frasa, bermakna kias dan bermajas. Kata kias dan gaya bahasa digunakan untuk memperjelas atau menghidupkan puisi.
Perhatikan kutipan puisi berikut !
Gerimis telah menangis
Di atas bumi yang letih
Di atas jasad yang pedih (“Siluet”)
Setiap perjuangan yang akan menang
selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
dan para jagoan kesiangan (“Memang Selalu Demikian Hadi”)
TYPOGRAFI
Adalah susunan baris atau bait puisi serta penulisan huruf
ENJABEMEN
Adalah pemotongan kalimat atau frasa akhir baris dan potongan lainnya diletakkan kembali pada baris berikutnya
Nada dan Suasana Nada dan suasana adalah keadaan yang dibangun oleh penyair dalam membangun puisinya
Menentukan Tema dan Makna dalam sebuah puisi
Tema puisi adalah gagasan utama atau gagasan pokok yang disampaikan penyair kepada pembacanya.
Tema dalam sebuah puisi tidak bersifat tunggal.
Tema dalam karya satra diungkapkan dalm beberapa pernyataan
Makna puisi dapat dipahami melalui pemahaman kata-kata (kata kias atau lambang) yang digunakan.
Isi puisi tidak dapat diketahui dengan cara mengartikan kata perkata, karena puisi merupakan kesatuan
DIKSI DALAM PUISI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)". Seorang pengarang pastilah akrab dengan hal ini, lebih-lebih seorang pengarang puisi atau penyair. Puisi menuntut seorang penyair untuk dapat mengungkapkan gagasan kreatifnya secara ringkas namun berdaya guna menghasilkan efek tertentu pada pembaca. Dalam hal puisi, tentu saja, efek yang dimaksud tersebut akan sangat bergantung kepada daya apresiasi pembaca atas karya puisi dimaksud
Diksi tentu tak bisa dilepaskan dari kosa kata. Agar seorang penyair mampu mengolah diksi, ia dituntut memiliki perbendaharaan kata yang cukup kaya serta upaya yang tekun dan tak kenal menyerah untuk mencari kemungkinan-kemungkinan bentukan komposisi kata yang unik, segar, dan menyarankan kebaruan pada kadar tertentu
UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL DAN CERPEN
1. TEMA
Adalah pokok cerita yang terus-menerus dibicarakan sepanjang cerita. Tema biasanya merupakan sesuatu yang tersirat bukan tersurat.
Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang. Justeru, pokok persoalan atau tema merupakan pengertian yang terkandung di sebalik sesebuah karya.
Persoalan pula ialah perkara-perkara kecil dalam sesuatu karya yang ada hubungannya dengan tema. Persoalan yang pelbagai diwujudkan dalam sesuatu karya bertujuan untuk menghidupkan serta memperkukuh tema yang cuba diketengahkan oleh pengarang.
2. ALUR / PLOT
Ialah susunan peistiwa-peristiwa yang membentuk sebuah cerita.
Tahapan alur:
a. Tahap perkenalan/ Eksposisi
Ialah permulaan plot yiaitu bagian untuk memperkenalkan watak-watak dan latar.
melukiskan tempat, waktu, serta penampilan tokoh-tokohnya
b. Tahap Konflik
Konflik dalam cerita mungkin merupakan pertentangan fisikal, moral, pikiran, emosi dan nasib sama ada sesama manusia, hewan, mahupun diri sendiri. Lazimnya konflik digambarkan sebagai pertentangan antara watak protagonis dengan watak Antagonis. Konflik diartikan juga pertikaian atau timbulnya masalah dalam cerita
c. Tahap Komplikasi
Berlaku di peringkat pertengahan cerita apabila konflik menjadi semakin rumit dan perlu dileraikan oleh watak-watak dalam cerita tersebut.
Pertikaian sudah mulai meruncing.
d. Tahap Klimaks
Klimaks ialah sinonim dengan krisis atau puncak cerita yang merupakan saat yang paling tegang kepada sesuatu peristiwa atau detik ketegangan terakhir pada pertikaian yang timbul sebelumnya. Dalam novel, cerpen atau drama, Klimaks merupakan bahagian atau saat yang paling menarik minat pembaca. Ini kerana ia menyentuh atau mencecah ke satu tanda yang paling tinggi atau pun berada dalam keadaan yang genting, mendebarkan, mencemaskan atau mengerikan. Hasil daripada ketegangan atau konflik itulah yang merupakan puncak dalam cerita..
e. Tahap Peleraian
Peleraian merupakan bahagian akhir urutan peristiwa, walaupun kadang-kadang puncak merupakan pengakhiran cerita. Pertikaian mulai ada penyelesaian masalah
Macam-macam Alur
e. Alur Maju, cerita bergerak maju hingga akhir cerita.
f. Alur Mundur, cerita mundur ke masa lalu tokoh
g. Alur Sorot Balik, cerita dimulai dari ujung cerita lalu baru kembali ke pangkalnya.
3. PERWATAKAN DAN PENOKOHAN
Tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
Cara Penggambaran Watak Tokoh :
1. Metode diskursif atau cara analtik
Pelukisan bentuk lahir langsung
Bentuk lahir seseorng dapat mengungkapkan atak dan karakter orang. Bagaimana wajahnya, hidung, tata cara bertingkah, berpakaian, dan sebagainya secara lahiriah dapat mengungkapkan karakter tokoh cerita.
melihat cara berpakaian, pembaca atau penonton dapat menuga watak tokoh tersebut.
Kelebihannya terletak pada keserdehanaan dan ekonomis.
Kelemahannya pembaca seakan-akan tidak diberi kebebasan menanggapi tokoh-tokoh yang dihadapinya.
Contoh metode diskursif
Meskipun telah mempunyai tiga orang anak, Mani tetap lebih cantik dari istri Parta yang diceraikan. Setiap orang Pegaten takkan membantah, apalagi Karman. Juga semua orang yakin kecantikan Marnilah satu-satunya alasan Parta tega melepas istri pertamanya.(Ahmad Tohari : Kubah)
(bahwa Marni sudah beranak tiga dan paling cantik di desa Pegaten, semua itu secara langsung dikemukakan pengarang)
2. Metode Dramatis
Pelukisan Jalan Pikiran dan Perasaan .
pengarang membiarkan tokoh-tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri melalui kata-kata, tindakan-tindakan atau perbuatan mereka sendiriPengarang melukiskan dari segi batiniah. Sebagai contoh,
misalnya ada orang yang melihat setumpuk uang yang bukan miliknya.
dalam pikiran tokoh A mungkin trelintas jika memiliki uang itu ia akan naik haji. Sedangkan dalam pikiran tokoh B ia akan berhenti bekerja adan akan berfoya-foya. Lain lagi pikiran tokoh C ia akan menabung uang itu untuk hari tua.
Dari contoh sederhana itu kita dapat tahu bagaimana watak masing-masing tokoh.
Teknik dalam metode dramatis
1. Teknik naming”pemberian nama tertentu”
2. Teknik cakapan
3. Teknik penggambaran pikiran tokoh atau apa yang melintas dalam pikiran
4. Teknik stream of consciousness”arus kesadaran”
5. Teknik pelukisan perasaan tokoh
6. Teknik perbuatan tokoh
7. Teknik sikap tokoh
Contoh metode dramatis
Tini menunggu jawaban ibunya. Tapi Marni bahkan tertunduk. Rasa getir menyapu hati perempuan itu. Tangan Tini digenggamnya erat-erat. Kelenjar air mata Marni bekerja, meskipun ia berusaha menahannya. Kini Marni tidak mempedulikan tangisnya.
“ Tini ,Kau sudah besar. Kita sama-sama mempunyai hati perempuan. Tentu kau dapat menduga apa yang sedang kurasai sekarang. Aku takut kepada ayahmu. Di mata ayahmu aku seorang permpuan tidak bermartabat. Aku…
“Salah ibu sendiri mengapa ibu kawin lagi. Coba kalau tidak, aku tak pernah disebut anak tiri.”
“Ya anakku. Dan segalanya sudah terjadi.”
“Ibu menyeal?”
“Andaikata penyesalan itu ada gunanya.”
“Tapi ibu masih mencintai ayah?”
Marni tidak mampu segera menjawab pertanyaan anaknya. Jantungnya berdebar. Lalu sambil membuang muka ia balik bertanya.
“Kau mencintai Jabir?”
Kedua ibu anak itu berpandangan. Mendadak Tini merasa jauh dewasa. Pengertian tentang perasaan ibunya makin mendalam. “Kasihan ibuku,” pikir Tini. (Ahmad Tohari: Kubah hlm. 33-39)
3. Pelukisan Reaksi tokoh lain
Pengarang melukiskan atau menggambarkan bagaimana reaksi tokoh lain terhadap pelaku lainnya.
Dalam cara ini pengarang menuliskan bagaimana reaksi tokoh-tokoh cerita yang lain terhadap tokoh lainnya.
4. Melukiskan Keadaan Sekeliling
Apakah seorang tokoh rajin, malas, saleh dapat dilihat pada keadan sekelilingnya. Rumahnya, halamanya, kamarnya, pakaiannya, dan sebagainya.
kamar yang teratur, buku yang rapi tersusun pada tempatnya, tirai-tirai jendela yang bersih dapat berbicara pada kita, apakah penghuni rumah itu rapih atau tidak.
MACAM –MACAM TOKOH
A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita
1. tokoh utama (main/ central character)
yaitu tokoh yang diutamakan
penceritaannya
2. tokoh tambahan (peripheral character)
penceritaan relatif pendek (tidak
mendominasi)
B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
1. Protagonis
memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis (Altenbernd dan Lewis, 1966: 59).
Tokoh protagonis adalah tokoh yang :
a. kita kagumi
b. Pengejawantahan norma-norma
c. pengejawantahan nilai-nilai ideal
d. menampilkan sesuatu sesuai dengan
pandangan kita
e. pengejawantahan harapan-harapan kita
POKOKNYA SUPER HERO DEH!!!
2. Antagonis
- tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik
- beroposisi dengan tokoh protagonis
• Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. tokoh antagonis
2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh orang lain ) Contoh: bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya.
Bagaimana memilah antara tokoh antagonis dan protagonis?
• tokoh yang tak mencerminkan harapan dan norma kita kadang justru yang diberi simpati
• kemungkinan tokoh yang lebih banyak diberi kesempatan untuk mengemukakan visinya lebih banyak mendapat simpati
• misalnya seorang penjahat jika cerita ditulis dari kacamata seorang penjahat, maka simpati akan tertuju padanya.
• pencuri, pembunuh, pemerkosa, penipu, bisa mendapatkan simpati pembaca jika diberi kesempatan untuk menyampaikan visinya, walaupun secara faktual ia dibenci oleh masyarakat
C. Berdasarkan Perwatakannya
1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat
tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat
2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round
diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise.
D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh
• Tokoh Statis
adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi.
• Tokoh Berkembang
mengalami perkembangan perwatakan
• dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh
E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata
• Tokoh Tipikal
pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. Contoh guru, pejuang, dan lain-lain.
• Tokoh Netral
4. SETTING/ LATAR
Secara garis besar setting/ latar dalam cerita terbagi tiga, yaitu:
a. Latar tempat, adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis cerita tersbut. Melalui tempat terjadinya peristiwa diharapakan tercermin pemerian tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku. Suasana, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya.
Misalnya tokoh yang tinggal di kota tentu tingkah laku berbeda dengan tokoh yang tinggal di desa.
b. Latar waktu, ialah saat terjadinya peristiwa. Melalui pemerian waktu kejadian jelas akan tergambar tujuan fiksi tersebut secara jelas pula.
c. Latar Sosial, merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat seseorang atau beberapa orang tokoh dalam masyarakat, maupun keadaan yang terjadi pada tokoh tersebut.
5. SUDUT PANDANG/ POINT OF VIEW
Sudut pandang atau point of view di dalam cerita fiksi pada prinsipnya adalah siapa yang menceritakan cerita tersebut. Sudut pandang itu seperti kita melihat sesuatu peristiwa melalui mata 'seseorang'. Kejadian yang sama di mata anak-anak dan orang dewasa tentu berbeda, sehingga sudut pandang sangat berpengaruh pada bagaimana cerita itu akan diceritakan. Bagaimana nuansa, gayanya, dan bahkan makna cerita itu bisa berbeda tergantung sudut pandang mana yang dipakai.
Ada dua sudut pandang yang biasa dipakai di dalam penulisan fiksi, antara lain:
1. First Person Point of View (Sudut Pandang Orang Pertama)
Di sini, narator berperan sebagai salah satu karakter. Karakter dipakai biasanya adalah karakter utama di cerita. Biasanya sudut pandang ini mudah dikenali, dengan 'aku' atau 'saya' sebagai karakter utama.
2. Third Person Point of View (Sudut Pandang Orang Ketiga)
Sudut pandang orang ketiga dipakai bila kita menggunakan narator yang tidak ikut menjadi salah satu karakter fiksi tersebut. Namun, narator tersebut mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karakter-karakter tersebut. Mungkin bisa analogikan sebagai reporter di cerita pembunuhan
Dari cara orang ketiga ini, pengarang dapat bersikap
- menceritakan apa perbuatan tokok-tokoh dalam cerita sedangkan ia tidak tahu pikiran tokok-tokoh cerita.
- menceritakan tokok-tokohnya dan menegtahui jalan pikiran dan perasaan tokok-tokoh ceritanya
-
Contoh sudut pandang pneceritaan
Kutipan 1
SAKIT GIGI
Tiba-tiba datangnya, tiada disangka-sangka. Memang dari dulu saya sering ditimpa sakit gigi. Jadi, sebetulnya tidak bisa saya katakan, sakit gigi sekali ini tiada saya sangka-sangka, apalagi dalam kaadaan keluarga saya banyak yang sering sakit gigi, tetapi yang muda-muda saja. Keluargaku yang tua-tua masih suka makan sirih.
...................................................................................................................................
(Adinata, Indonesia Th II Agustus-Sepetember)
Kutipan II
HARI TENANG DI TAMAN GERSANG
....................................................................................................................................
Sang ibu tak lagi seperti di waktu sakitnya, ketika ia walaupun lesu, masih mempunyai daya gerak yang biasa. Sekarang ia dalam sehari hanya omomng satu dua kata, itupun dengan bisikan lembut, nyaris tak terdengar. Makanya yang hanya tiga empat sendok itu dengan susah payah harus disuapkan oleh anaknya dengan paksaan halus.
(Trisno Sumadjo)
Hal lain berkaitan dengan Novel dan Cerpen
Dialog
Dialog pula merupakan perbualan atau percakapan antara watak-watak dalam karya cereka tersebut.Monolog Dalaman
Monolog Dalam pula merupakan kata hati atau pengucapan batin sesuatu watak. Bagi pengarang monolog dalaman menjadi alat untuk merangkamkan isi hati, pergolakkan batin dan fikiran watak yang tidak dlahirkan dalam bentuk dialog atau monolog. Monolog Dalaman hanya terdapat dalam novel dan cerpen dan tidak mungkin wujud dalam drama. Penyataan perasaan dan fikiran itu mungkin berupa doa, ratapan, keluh kesah atau mungkin rayuan cinta yang ditujukan kepada seseorang.
Suspens atau Ketegangan merupakan naluri ingin tahu pembaca terhadap sesuatu peristiwa yang akan berlaku berikutnya. Ketegangan merupakan unsur-unsur utama untuk menarik danmengekalkan minat pembaca dalam semua bentuk cerkan.
Kejutan
Kejutan pula membawa maksud sesuatu kejadian keadaan, ataupun perubahan sikap, perbuatan dan pandangan hidup seseorang yang ditampilkan oleh pengarang pada akhir sesuatu unsure ketegangan atau konflik. Tegasnya, unsure-unsur ini dapat menimbulkan pancingan dan rasa ingin tahu pembaca untuk menyusuri kelanjutan cerita serta perkara yang akan dialami oleh watak-watak pada penyelesaian cerita kelak.
Sinopsis novel
Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut. membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya.
Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.
Langkah-langkah membuat sinopsis
• Membaca naskah asli terdahulu untuk mengetahui kesan umum penulis.
• Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan - gagasan yang penting.
• Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke 2. Kita bgunakan kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkaijalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
• Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya saja.
• Ringkasan / sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan novel.
Contoh Sinopsis novel
Di sebuah SMK Tunas Bangsa, tiba-tiba datang seorang cewek pindahan dari kampung. Udik alias kampungan, tapi wajahnya Dian Sastro banget. Pramuka yang sering disebut sebagai markas playboy kontan heboh.
Reddy adalah seorang bintara langsung tertarik tujuh turunan saat mengetahuinya. Ia pun bertekad untuk menakhlukkan hati sang hawa tersebut. Caranya? Apalagi kalau bukan menggelar Persami sebagai media pendekatan yang diadakan selama dua hari satu malam.
Sayangnya target kali ini tidak mudah. Si Dian Sastro super-duper dingin. Ketus, semua jurus Reddy mentah. Mulai dari Serat Jiwa Brahma Kumbara, jurus Dewa Mabuk Fong Sayuk, jurus kedipan mata Piere Roland di sinetron gerhana, Ajian Waringin Sungsang dari perguruan Gunung Saba, sampai dia yang rela nyungsang sana nyungsang sini.
Ia pun kehabisan waktu untuk mendekatinya, lantaran Persami akan selesai. Tiba-tiba ia ingat bahwa Rohis juga mengadakan acara Isra Miraj dan lokasinya bersebelahan dengan Pramuka. Ia berfikir bagaimana kalau Persami ini diperpanjang dengan memperingati Isra Miraj? Tak disangka alasan itu dapat diterima oleh forum Pramuka. Ia pun segera menjalin kerjasama dengan Rohis walaupun hubungan antara Rohis dan Pramuka saat ini tidak begitu baik.
Semua ini dilakukan hanya untuk mendekati Widi. Acara diselenggarakan pada malam hari. Namun masalah baru terjadi. Pembicara dalam acara tersebut yang tidak lain adalah bapak Adon (teman reddy) tidak kunjung hadir, para undangan dari kampung tersebut sudah menunggu mulainya acara. Reddy spontan kebingungan. Akhirnya ia nekat untuk memulainya. Keringat dingin memenuhi dahinya. Mulutnya bagai terkunci mati. Ia hendak menyebut satu ayat, tetapi yang melintasnya dalam ingatannya adalah mars pramuka. Jelas ia seperti itu, karena sholatnya pun jarang-jarang. Kembali ia mencoba untuk membuka acara. Akhirnya Pak Lurah dengan sukarela memberikan ulasan singkat dan melengkapi apa yang disampailkan Reddy. Di sisi lain ternyata bapak Adon mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Beliaupun memerlukan bantuan donor darah O. Saat Reddy mengetahuinya, ia pun mengabarkan berita itu kepada para undangan. Akhirnya banyak orang yang membantu.
Lagi-lagi ia tidak mendapat kesempatan untuk mendekati Widi. Ia pun diejek Riki atas kegagalannya dalam mendekati Widi. Ini diperparah dengan terancamnya gelar sang penakhluk kelas wahid yang disandangnya.
Reddy pun panas saat mengetahui Dhimas (anak SMK Pembangunan) mendekati Widi. Ia bertambah marah saat temannya dipukuli oleh anak SMK Pembangunan. Ia segera membuat perhitungan dengan mereka. Saat ia melihat Dhimas berjalan bersama Widi, Reddy segera mendekati dan memukulnya. Namun saat itu tidak terjadi perkelahian besar karena ditengahi oleh Widi. Masalah kembali timbul saat Riki diteror oleh Dhimas. Lebih parahnya lagi saat Riki disandera oleh Dhimas dan kawan-kawannya.
Ditempat lain Reddy ikut dalam qiyamul lail di Masjid Agung. Walau mulanya ia sempat menolak ajakan Rohis untuk datang karena ia telah diminta kakaknya untuk mengantarkan seseorang, tetapi tidak disangka orang yang diantarnya itu adalah pembicara dalam acara qiyamul lail di Masjid Agung. Malam itu Reddy tenggelam dalam alunan tilawah rekan-rekan Rohis. Benarkah itu saat yang tepat untuk berubah?
Di tempat lain, Roni (kakak Reddy) ditipu oleh Dhino (kakak Riki) dan ia disandera untuk menggantikan Riki. Reddy segera diberitahu mengenaik keadaan kakaknya dan ia pun segera datang. Saat mengetahui bahwa kakanya telah disandera ia pun segera menyelamatkannya. Perkelahian tidak terhindarkan. Reddy mengalami tusukan. Bersamaan dengan itu Widi sedang lari pagi dan begitu terkejut saat Reddy ditusuk oleh Dhimas. Widi pun menangis. Orang-orang rohis datang tepat waktu dan menolong Reddy.
Ternyata ini semua adalah ulah Dino (kakak Riki) dan ia juga menyukai Widi. Ia memperalat Dhimas untuk mendekati Widi, agar terjadi perselisihan antara Dhimas dan Reddy. Ia berfikir bersaing dengan Dhimas lebih simpel daripada bersaing dengan Reddy. Pertimbangan matematisnya mengatakan kalau Widi jatuh ke tangan Reddy , maka ia akan sulit untuk merebutnya. Tapi apabila jatuh ke tangan Dhimas, ia lebih punya nyali untuk bersaing.
Polisi segera mengejar Dhimas dan kawan-kawan. Sedangkan Reddy berbaring di rumah sakit. Widi tidak henti-hentinya menangis. Saat di rumah sakit Reddy berfikir banyak tentang Islam. Kini ia telah sadar banyak hal yang telah ia abaikan. Hari itu Reddy dan Widi banyak bercerita. Widi pun menyadari bahwa sang penakhluk itu telah benar-benar jatuh cinta kepadanya dan bahwa ia benar-benar ditakhlukkannya.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DRAMA
1. Plot (alur)
Plot (Alur) Alur dalam drama dapat diketahui setelah pertunjukkan selesai. Kadang-kadang oleh sutradara atau narator dibacakan ringkasan cerita.
Ringkasan cerita inilah yang disebut sinopsis. Sinopsis itu dibacakan dalam prolog.
Plot dalam drama ceritanya dibagi atas beberapa babak.
Tiap babak dibagi pula atas beberapa adegan.
Jadi babak adalah bagian dari lakon drama. Untuk penanda dipakai perubahan dekor, perubahan ini mencerminkan perubahan tempat kejadian atau waktu kejadian.
Adegan atau bagian babak ditandai dengan munculnya pelaku baru.
Alur dalam drama mengikuti tahap:
a. Tahap perkenalan
b. Tahap timbulnya pertikaian atau konfliks
c. Tahap klimaks
d. Tahap penyelesaian atau peleraian
2. Pelaku dan Gerak
Pelaku dan Gerak
Sutradara memilih pelaku setelah membaca naskah drama.
Perkenalan watak tokoh kepada penonton melalui :
a. Bentuk tubuh
b. Gerak-gerik (akting)
c. Gerak air muka (mimik)
d. Dialog pelaku-pelaku
Gerak yang berlebihan atau over acting akan mengaburkan watak, dan mengganggu.Pelaku harus larut dalam tokoh yang diperankannya.Penghayatan peran mutlak harus dikuasai oleh pelaku.
Untuk lebih menghayati tokoh yang diperankan, terlebih dulu menjalani reading.
Yaitu membaca naskah drama dengan para pelaku lainnya,agar cerita dikuasai.
3. Dialog
Dialog adalah percakapan antartokoh.
Dalam dialog diusahakan benar tidak ada yang luput dari pendengaran penonton, sehingga menggaburkan isi. Sebab ucapan-ucapan itu merupakan rentetan cerita.
Ada dua tugas dialog dalam drama yaitu:
1. Menerangkan isi cerita
2. Memperkenalkan para pelaku dan wataknya
4. Latar Belakang Tempat dan Waktu
Latar belakang tempat dan waktu dapat dilakukan dan dicirikan dari dekorasi atau hiasan pentas.
Dekorasi mencakup segala perlengkapan alat-alat rumah tangga, meja,kursi, tempt tidur, dan lain-lain
5. Tata Rias
Tata rias dipakai sewaktu akan merias tubuh, mengubah yang jelek menjadi baik, misalnya wajah muda menjadi tua. Penggunaan tata rias yang baik akan membantu dalam memahami cerita
6. Tata Busana
Pengertian tata busana atau kostum ialah segala sandangan dan perlengkapan yang dikenakan dalam pentas
Pakaian yang tampak dikenakan akan memperkuat watak atau kesan yang dibawakan oleh pelaku
7. Tata Bunyi (musik)
Musik yang ditumbuhkan dalam suatu drama bertujuan untuk menghidupkan suasana latar atau lakon.
Musik juga dipakai sebaga awal,penutup,dan penggabung adegan yang berlangsung atau akan berlangsung.
8. Tata Lampu
Tata Lampu
Menerangi dan menyinari tidaklah sama.
Menerangi adalah menggunakan lampu hanya sekedar memberi terang,melenyapkan gelap.
Menyinari adalah membauat bagian-bagian tertentu di pentas agar penonton terpusat perhatian pada suatu tempat tertentu sehingga tempat lain walaupun juga diterangi akhirnya tidak tampak menonjol.
Tujuan dari tata lampu adalah menjelaskan bagaimana suasana yang digambarkan dalam setiap babak.
Tentang bermain drama (Rendra)
1. Pemain dan teknik bemain
Pemain dan Teknik Bermain.Teknik bermain atau akting dapat pelajari atau sudah memiliki bakat alam untuk berlakon
2. Teknik muncul
Teknik muncul ialah cara seorang pemain untuk pertama kalinya tampildi atas pentas dalam suatu drama,satu babak atau satu adegan. Bagaimana ia mulai kelihatan di atas pentas itulah yang disebut muncul.
3. Teknik memberi isi
Sebuah kalimat dapat diucapkan dengan berbagai makna dan cara.Hal ini menyangkut pelbagai tekanan nada,dinamik,dan tempo,yang tentu telah kita pelajari dalam tata kalimat.
Misalnya: “aku tak punya nafsu makan”
Dapat kita beri penekanan yang beda.
Contohnya:
AKU tak punya nafsu makan.
(bukan Engkau atau orang lain)
Aku tak punya NAFSU MAKAN.
(bukan nafsu minum atau nafsu yang lain)
Aku TAK PUNYA nafsu makan.
(mungkin nafsu lain aku punya)
4. Teknik pengembangan
Pengembangan menyebabkan sandiwara tidak datar. 4 Teknik pengembangan
a. Teknik pengucapan, beberapa teknik pengucapan
1) menaikkan volume suara
2) menaikkan tinggi nada suara
3) menaikkan keceatan tempo
4) dengan mengurangi volume tinggi dan kecepatan tempo suara
b. Teknik Pengembangan dengan jasmani
1)menaikkan posisi jasmani
2) dengan cara berpaling
3) dengan cara berpindah tempat
4) dengan cara melakukan gerakan anggota badan
5) dengan air muka (mimik)
5. Teknik timing
Timing berarti ketepatan hubungan antara gerakan jasmani yang berlansung sekejap dua kejap dan kata atau kalimat yang diucapkan.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1) gerakan dilakukan sebelum kata-kata diucapkan (menepuk bahu”Aku rindu padamu”)
2) gerakan dilakukan sambil mengucapkan kata-kata (“Aku rindu padamu”+ menepuk bahu)
3) gerakan dilakukan setelah kata-kata diucapkan (“Aku rindu padamu seraya menepuk bahu)
Timing banyak gunanya dan dapat menjelaskan banyak hal dalam perbuatan.
Timing yang tidak tepat daat merusak permainan kelompok.
6. Teknik penonjolan
Senjata teknik seorang pemain sandiwara ialah suara pengucapan dan gerak jasmani. Pemain harus memikirkan bagian-bagian mana dari ucapannya yang harus ditonjolkan isinya. Teknik yang lebih untuk penonjolan adalah teknik jasmani.
Gerak yang berlebihan gerak yang berlebihan atau dikenaldengan istilah over akting adalah permainan yang buruk mutunya. Permainan yang berlebihan membuat tempo permainan menjadi lambat, setidak-tidaknya membosankan.
Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra prosa adalah:
• psikologi
• sosiologi
• agama
• sejarah
• filsafat
• ideologi
• politik
• dll
Kedudukan unsur intrinsik dan ekstrinsik:
a. Unsur intrinsik adalah struktur (kerangka)
b. Unsur ekstrinsik adalah isi yang mewarnai karya sastra ,keduanya merupakan satu kesatuan integral
Hal ini terbukti bahwa penelitian sastra sangat membutuhkan ilmu-ilmu lain yang relevan, terutama untuk intepretasi karya sastra.
Imu-ilmu bantu yang ada hubungannya dengan ilmu sastra misalnya filsafat, psikologi, sosiologi, biografi, sejarah, dan lain-lain.
MACAM-MACAM PUISI MODERN
1. Puisi Diafan
2. Puisi Kontemporer
3. Puisi Mbeling
4. Puisi Prismatis
Puisi Diafan
Puisi diafan disebut juga puisi trasparan. Artinya pembaca dapat dengan mudah mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya.
Puisi-puisi angkatan Pujangga Baru termasuk puisi taransparan. Puisi-puisi mereka agak mudah di pahami.
Contoh Puisi Diafan
DIKAKIMU
Aku mengembara
Badan lemah berdaya tiada
Tinggi gunung yang kudaki
Lepas mega menghadap wala
Berapa kali aku terhenti
Meebah diri melepas lelah
Sekali aku meninjau ke bawah
Takjub melihat permai permata
Mana rumahku mana hamlaman
Mata mencari kelihatan tiada
Sekalian menyatu indah semata
Terpaku diri memandang taman
Tuhanku, hati hasratkan Engkau!
Pimpin umat-Mu naik memuncak
Tempat mega tiada menutup
Puisi Prismatis
Bila ada benda di belakang prisma maka akan sulit dilihat atau benda itu tidak jelas kelihatan. Demikian pula dengan puisi prismatis.
Puisi prismatis mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk simbol lambang atau kiasankiasan.
Kata-kata dalam puisi prismatis maknanya sukar ditebak karena mempunyai makna yang membuat isi puisi tersbut menjadi gelap.
Contoh Puisi Prismatis
SAJAK PUTIH
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh
Sewaktu etik pun jauh
Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengaburkan batas ruang
Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca
(Sapardi Djoko Damono)
Puisi Kontemporer
Jenis puisi ini masih termasuk puisi prismatis. Bedanya, bila puisi prismatis masih mementingkan kata sebagai penyampai maksud atau ide penyairnya, maka puisi kontemporer bukanlah arti yang ingin disampaikan penyair, melainkan kesan yang ditimbulkan oleh puisi tersebut.
Puisi kontemporer ingin menciptakan komunikasi estetik bukan pemahaman
Kata-kata dalam puisi kontemporer tidak lagi dibebani oleh arti atau makna, melainkan dibiarkan merdeka menciptakan kesan sesuai
Contoh puisi Kontemporer
DUKA
Duka ?
Duka itu anu
Duka itu saya saya ini engkau kau itu duka
Duka bunga duka danau duka duri duka hari
Dukaku duka siapa dukamu duka siapa duka bila duka
Apa duka yang mana duka dunia ?
DUKA DUKI
Dukaku Dukamu. Duka diri dua hari dari sepi.
(Ibrahim Sattah)
Puisi Mbeling
Bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ktentuan yang umum berlaku dalam puisi. Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.
Kata-katanya dipernmainkan, demikian juga masalah yang menjadi obejk pengamatan.
Contoh Puisi Mbeling
PUISI JAMAN BAHARI
GERISA
Ya maharaja jamraya
Ya marani niramaya
Ya silapa palasinya
Ya mirado rdamiya
Ya midosa sadomiya
Ya dayuda dayudaya
Ya siyaca casayisa
Ya simaha mahasiya
(Sides Sudiyarto DS)
KRITIK
Kritik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.
MAJAS/ GAYA BAHASA
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan. Dalam artikel ini hanya dijelaskan perbandingan dan pertentangan
Macam-macam Majas
2. Majas perbandingan
3. Majas Pertentangan
4. Majas penegasan
5. Majas sindiran
Majas Pebandingan
• Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
• Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
• Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
• Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll. Contoh : raja siang, kambing hitam, dll.
• Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Macam-macam Majas Penegasan
• Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
• Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
• Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
• Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
• Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
• Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
• Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
• Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
• Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
• Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting
• Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
• Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
• Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
• Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
• Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya
• Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
• Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
• Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
• Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru
• Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
• Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
• Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
• Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
• Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
• Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu
Macam- macam majas Pertentangan
• Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
• Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
• Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya. Contoh :
• - Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.
• Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
• Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
• Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan.
Contoh :
- Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.
• Litotes
Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh :
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
Macam-macam Majas Sindiran
• Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Contoh :
- Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai
• Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
• Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
• Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
• Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
PERIBAHASA
Menurut Za'ba, peribahasa ialah susunan kata yang pendek dengan makna yang luas, mengandungi kebenaran, sedap didengar dan bijak perkataannya.
Peribahasa tradisi merujuk kepada peribahasa yang digunakan dalam pertuturan sehari-harian atau secara bercetak sebelum tarikh kemerdekaan. Peribahasa moden pula merujuk yang dicipta selepas tarikh tersebut. Peribahasa merupakan sabahagian daripada bahasa kiasan dalam budaya Melayu.
Keindahan peribahasa merupakan cara sesuatu peribahasa itu digunakan, yang membina minda. Tetapi pada masa kini, pelbagai peribahasa dicipta yang memaksa pelajar-pelajar menghafalkan seberapa banyak peribahasa seperti robot.
Peribahasa yang baru dicipta ini memberikan peluang kepada penerbit buku melariskan buku masing-masing dengan mengisi buku masing-masing dengan peribahasa moden yang janggal, dengan setiap penerbit menghasilkan peribahasa masing-masing.
Selain itu, peribahasa yang baru dicipta ini juga mendorong kepada merosakkan bahasa, kerana sesetengah daripadanya hanya dibuat secara serkap jarang tanpa sebarang penyeliaan oleh sebarang pihak
DAFTAR PUSTAKA
Sayuti,Suminto.A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi.. Yogyakarta. Gama Media.
Surana,S.Pd. 2001. Pengatantar sastra Indonesia.. Solo: Tiga Serangkai.
http:// www.pergh.com
Republika online.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun
http://id.wikipedia.org/wiki/Novel
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinopsis Novel
http://www. Google.co.id
All With Bunda *Na*Ra (Kalian ada karena Aku ada!) Bunda selalu di hati dan menemani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Back Home Pasien Covid
Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...
-
Skenario ini adalah naskah yang harus dipersingkat dari 43 halaman harus menjadi 10 halaman. Kebayangkan pusingnya harus memangkas begitu ba...
-
PETUNJUK MENGERJAKAN REMEDIAL! 1. Downloadlah soal yang terdapat DISINI ! 2. Baca dengan teliti petunjuk mengerjakannya 3. SELAMAT MENGERJA...
-
Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah usur yang secara organik membangun karya sastra dari dalam. Unsur tersebut jalin-menjalin secara strukt...
Assalamu'alaikum...
ReplyDeleteSalam kenal..
Wah.. infonya komplit bangedh.
Makasih y...
bagus bangett amat membaeri wawasan... thanx for sharingg yaa bundaa...
ReplyDelete