Ini ceritaku masih di UNINDRA dalam rangka kuliah Pasca Sarjanaku. Setelah 3 bulan waktunya Ujian Tengah Semester. Jadwalnya sih hari Jumat dan hari Sabtu tanggal 20 dan 21 Mei 2011. Terpaksalah hari Jumat bolos mengajar demi kuliah. Mulanya deg-degan karena baru pertama mau ujian di Pasca Sarjana. Waktu kuliah S1 perasaan tidak seperti ini biasa saja, mungkin masih jiwa muda kali ada sisi berontak biasalah “Mencontek”. Nah kalo Pasca Sarjana juga budaya mencontek jalan terus bisa berabe urusannya.
Kalau dulu kuliah S1 dengan motivasi mencari nilai terbaik dan paling baik di kelas untuk modal melamar pekerjaan (katanya IP tinggi mulus cari kerja). Nah untuk kuliah Pasca Sarjana ini, motivasiku sudah berbeda. Bukan nilai yang jadi tujuan utama, karena aku tidak perlu nilai yang tinggi atau terbaik, buat apa??? Kalau mau tambah golongan ruang gaji yah ndak mungkinlah. Atau mau mejeng ? lah kemana mau dipejeng tuh ijazah kan aku dah PNS. Tujuanku hanya menambah ilmu , wawasan dan pola pikir yang lebih dewasa. Maka ketika semua rekan-rekanku sibuk saling menyapa tulisan rekan yang lain dengan JJS ke semua bangku, aku tetap di posisi dudukku saja. Bukan menunggu tapi lebih sekadar menyadari kalau jawabanku yang aku punya hanya itu, artinya wawasanku, isi kepala selama mengikuti perkulihan yah hanya segitu. Harus instrospeksi kalau nilanya pas yah itu punyaku bukan punya orang lain.
UJIAN SEMESTER DAN UJIAN PENGENDALI MUTU
Sabtu 10 dan 16 Juli 2011
Ujian ini benar-benar ambruk deh, mana sehari sebelumnya aku sakit yang sungguh menghantam. Setelah seminggu penerimaan siswa baru aku sibuk mengurusi kepentingan rakyat dengan mengatasnamakan koperasi (harus belanja, transaksi barang bahkan mengurus pembangunan gedung baru koperasi juga tukang bangunan), maka Ujian Semester ini benar-benar membuatku tidak percaya diri. Mulanya ingin bertanya, mencontek pada rekanku (aku selalu duduk di depan). Namun, aku malu dengan hati ini, masa kuliah Pasca Sarjana masih tergantung dengan jawaban orang lain APA KATA DUNIA.
Makin tidak PDnya ketika Ujian Pengendali Mutu hari Sabtu 16 Juli 2011,kali ini mata kuliah yang di UPM kan adalah Statistik pada pukul 08.00 WIB dan Linguistik pukul 11.00 WIB. Rekan yang biasanya selalu duduk bersama bila kuliah (sudah aku siapkan duduk di sebelahku di meja depan), ternyata dari sorot mata dan wajahnya menyiratkan enggan duduk denganku. Rasanya kepercayaan yang sudah aku bawa dan bangun dari rumah semakin menipis. Tadinya aku yakin dia seide denganku bahwa apapun yang kita hasilkan adalah apa yang kita terima di bangku kuliah. Namun, hari itu aku merasa menjadi orang yang terpuruk dan seakan aku sombong dengan diriku. Sementara rekan yang lain saling menyalin pekerjaan teman, aku sendiri yang tetap di tempatku asyik dengan jawaban yang terus terang aku tidak yakin.Ada Jargon yang aku simak kalau bisa menyalin pekerjaan rekan maka rekan itu "Best Fren"... ai..ai kok S2 bisa Best Fren karena salinan ujian yah, jadi karena aku jarang dan hampir sibuk hanya menjawab punyaku maka aku bukan "Best Fren" dong ???
Baru kali ini aku mengalami ujian yang aku sendiri tidak yakin dengan jawabanku. Setelah Ujian Semester dan Ujian Pengendali Mutu (UPM) aku masih tidak percaya kok aku bisa tidak percaya diri begitu. Pulang UPM suami tercinta sengaja aku telepon untuk menejmputku, karena rasanya tubuh ini mati rasa, lidah ini kelu, pikiran menjadi buntu. KOK BISA AKU KALI INI TIDAK PERCAYA DENGAN DIRIKU SENDIRI??? Rekan-rekan lain pulang dengan sejuta makna keriangan terlihat dari celotehan dan wajah mereka. Apalagi ketika aku lihat rekanku Mr D mengatakan “ujian kali ini secara nalar mudah kok” aku makin merasa miskin saja. Miskin teman dan miskin kepercayaan.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan