Alhamdulillah ya Rabb, akhirnya perjuangan dua tahun tuntas sudah, penantian 4 jam menunggu detik-detik sidang tesis yang mendebarkan sudah berlalu. Rabu, 6 Maret 2013 pukul 15.30 Wib aku lulus menjadi magister pendidikan atau M.Pd. Nilainya juga tidak menegcewakan 86.78 atau A-.
Ada cerita dibalik M.Pd yang berhasil aku raih. Mau tahu ceritaku??? Ini ceritanya
Ada cerita dibalik M.Pd yang berhasil aku raih. Mau tahu ceritaku??? Ini ceritanya
Ini ceritaku ketika menjalani sidang tesis. Setelah
satu bulan setengah menunggu karena aku mendaftar sidang tgl 29 Januari, baru
tgl 1 Maret 2013 ada SMS yang isinya briefing untuk sidang tgl 6 Maret 2013
nanti. Tadinya seorang teman yang mendaftar sidang sebelum aku kok sudah di SMS
untuk sidang, karena aku penasaran maka, Rabu 29 Februari siang setelah
mengajar di Poltek, aku ke Kampus. Menyebalkan juga bertanya dengan staf TU di
Pasca, seorang wanita dengan wajah tanpa senyum membuatku kesal juga awalnya.
Aku masuk ke ruang TU Pacasarjana dengan maksud mencari tahu kok aku belum
dipanggil untuk sidang. Ada beberapa staf TU di sana karena yang pria sibuk
maka aku bertanya dengan seorang wanita berambut panjang bertahi lalat
(belakangan aku baru tahu namanya). “Mbak maaf mau tanya saya belum dipanggil
sidang yah”, tanyaku.
Dengan datar dan tanpa senyum si Mbak menjawab,”
Namanya siapa Bu?”. Aku jawablah namaku, kemudian dia mengatakan bahwa dirinya
kebetulan sedang ingin memberi kabar lewat SMS untuk aku agar datang Jumat
nanti untuk briefing.
Karena merasa aku sudah hadir di sana maka aku katakan, “
ga usah di SMS mba kan saya dah ada apa sih isi SMS nya?”,
Dengan ketus dan juga
tanpa senyum si Mba menjawab,” Nanti Bu, baca aja SMS nya”. Alamak mahal kali,
tak mau ia rupanya membagi informasi langsung maunya menggunakan teknologi yang
selalu ia genggam.
Tak berapa lama HP ku berbunyi tanda ada SMS masuk.
Aku baca isinya tentang jadwal sidang dan briefing hari Jumat pukul 13.00,
katanya juga kalau sudah terima SMS mohon konfirmasi. Karena aku ada di sana,
maka aku konfrmasi secara lisan aku katakan pada si Mba Jutek, “Mba aku konfirm
yah”,
Esok harinya kamis, aku dikejutkan dengan dering HP,
dan kulihat no si Mbak yang SMS kemarin
katanya ‘Bu dah terima SMS belum?”,
Aku jawab “Sudah”.
Terus katanya lagi,”Kok
belum konfirm?”
Aku jawab lagi ,”Kan saya ada di sana waktu itu dan secara
lisan aku jawab ,”Mba aku konfirm yah”.
Terus kata si Mbak,”Harusnya SMS balik
Bu”. O.. alaalallallallllaaaa... ternyata hari gini birokrasi masih aja dipakai.
Yah sudahlah dengan jengkel dan mangkel, aku SMS aja, yang isinya: “Mba yang
terhormat setelah mendapat SMS saya konfirmasi untuk kehadiran saya nanti
briefing sidang tesis yah, terima kasih.” Hahahahahhah mau tertawa rasanya dengan
kelakuan si Mba. Kata temanku mungkin dia hanya melaksanakan prosedur saja biar
ada bukti fisik kalau sudah mengirim dan dapat konfirmasi dari peserta sidang.
Ah masak sih apa mungkin SMS di HPnya ditunjukkan ke koordinator? Menurut
pembaca mungkinkah? Karena saya lihat dia selalu mainkan HP di TU di sela-sela
kerjanya, entah siapa yang dia kirimkan SMS kan tidak mungkin tiap hari sidang.
Nah itu cerita sebelum sidang, mau tahu kelanjutan
cerita sidang tesisiku...??? baca lagi yah semoga ga bosen.
Hari itu Rabu, 6 Maret 2013, pagi itu aku berangkat
dengan semangat yang deg-degan, mampir dahulu ke rumah orangtua memohon restu.
Kebetulan ada adik ayahku yang datang dari Palembang untuk menengok ayahku yang
sudah sebulan ini sakit. Restu dan doa aku mohonkan agar aku dapat lancar
menghadapi sidang nanti.
Si Moni yang perkasa membawaku melaju ke Depok, yah
pagi nya aku masih mengajar di Poltek sekaligus masih jadi tim editor buku teks
kurikulum 2013. Pukul 10.00 setelah mengajar, aku lanjutkan mengedit buku di
ruang aula lantai 3. Pukul 12 aku pamit karena perjalanan ke kampus takut
macet, padahal aku peserta ke 18 dari 20 peserta sidang. Sampai di kampus masih
pukul 12.30, setelah registrasi perutku yang keroncongan meminta diisi. Aku
ajak satu kawanku tapi karena lagi etgang tak ada niatnya untuk makan. Jadilah
aku pergi makan seorang diri. Menu soto ayam aku pilih sambil tidak lupa
membelikan penganan untuk teman yang tegang.
Masih pukul 13.00 sehabis sholat dan memohon
petunjuk Allah SWT, aku berkumpul dengan sesama rekan di ruang perpustakaan.
Satu persatu dipanggil untuk sidang, ada yang etrtawa bahagia, ada yang
menangis, ada yang tersenyum simpul. Rekan-rekanku yang belum sidang sibuk
menghapal, mencatat, dan berlatih. Aku sendiri bingung, mau ngapain yah.
Akhirnya kuputuskan untuk mengademkan hati aja biar tidak bertambah tegang.
Akhirnya saat itu datang juga tepat pukul 15.30 aku
maju sidang. Setelah berdoa Bismillah aku mulai prsesntasi, suaraku mantap dan
lugas, pertanyaan pertama dari pak Supeno, dekan Bahasa katanya”Eksperimen apa
yang Anda lakukan?” aku jawab dengan jelas dan pasti. Selesai. Pertanyaan
selanjutnya dari Prof Maryoto, katanya” Anda belajar SPSS dari siapa? Aku ajwab
prof Suparman dan baca buku. Trus katanya, kok angkanya tidak relevan, coba
diteliti lagi mungkin ada yang salah dalam memasukkan data yah”. Aku menurut
dan mengangguk karena hanya itu senjata selanjutnya.
Setelah semua peserta sidang selesai waktunya Yudisium. Semakin deg... deg...an nih. Ya Allah semoga sukses minimal dengan nilai yang tidak memalukan. Maklumlah ada 6 orang temanku yang aku buatkan Tesisnya , masa nilaiku di bawah mereka malunya nanti.
Setelah pesan dan kesan dari Bapak - bapak Profesor penguji dengan harapan agar kami dapat mengamalkan ilmu yang kami miliki, akhirnya ibu Sumaryati selaku sekretaris Pasca mengumumkan nilai kami. satu persatu diumumkan dan akhirnya tiba nilaiku. "Seni Asiati dengan nilai 86.78 predikat A-. Alhamdulillah Ya Rabb akhirnya aku lulus juga. Puji syukurku padaMu Zat yang Maha Mengetahui.
Nah bagaimana dengan pembaca? semoga pengalaman ini dapat memotivasi pembaca untuk maju dalam pendidikan
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan