MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN PADA TEKS DESKRIPSI
DENGAN MUATAN LINGKUNGAN HIDUP
Penulis
Seni Asiati, M.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMPN 231 Jakarta
Prakata
Alhamdulillah,
dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wata'ala, buku yang ditulis dengan tujuan memberikan model dan strategi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia terselesaikan dengan baik. Penulis yakin masih
ada kekurangan dalam mengembangkan model pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum
2013. Buku ini memuat Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi yang
penulis sesuaikan dengan muatan Persatuan dan Kesatuan.
Ada berbagai hal yang perlu dipahami oleh
guru bahwa buku ini bukan buku teks pelajaran melainkan buku pengayaan untuk
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam bentuk pengembangan model-model
pembelajaran. Guru mengupayakan untuk melakukan
penguatan dalam pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
pada setiap pembelajaran; guru dapat menggunakan media yang sesuai pada setiap
pembelajaran; guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan; serta guru melibatkan semua peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Proses
pendidikan tidak hanya menjejali peserta didik dengan berbagai teori secara akademis,
yang melahirkan peserta didik yang cerdas dan terampil. Proses pendidikan harus
mampu membangun peserta didik yang memiliki nilai-nilai dan karakter hidup yang
baik, menyadari hak dan kewajibannya, serta memiliki perilaku atau akhlak yang mulia
terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Untuk itulah perlu adanya muatan yang
dapat menanamkan karakter yang kuat bagi peserta didik.
Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi
kemajuan dunia pendidikan khususnya bagi mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penulis
Daftar Isi
Prakata ................................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................................
Daftar
Tabel ................................................................................................................
Daftar
Gambar ...............................................................................................................
Peta
Konsep
A. Pendahuluan
B. Kompetensi Dasar
dan Indikator Pembelajaran Teks Deskripsi
C. Pendekatan
Saintifik dalam Pembelajaran Teks Deskripsi
D. Sintaks Model Pembelajaran Penemuan pada Teks
Deskripsi
E.
Tujuan
Penerapan Pembelajaran dengan Muatan Lingkungan Hidup
F.
Implementasi
Model Pembelajaran Penemuan dengan Muatan Lingkungan Hidup pada Pembelajaran
Teks Deskripsi
Glosarium
Daftar Pustaka
Daftar
Tabel
Tabel 1
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Tabel 2 Identifikasi
Jawaban Peserta didikterhadap Objek
Tabel 3 Lembar
Kerja Identifikasi Teks ke-1
Tabel 4 Lembar
Kerja Identifikasi Teks ke-2
Tabel 5 Lembar
Kerja Identifikasi Teks ke-3
Tabel 6 Lembar
Kerja Identifikasi Teks ke-4
Tabel 7 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan pada
Teks Deskripsi
Tabel 8 Contoh Identifikasi dengan Muatan Lingkungan
Hidup dalam Teks Deskripsi
Daftar Gambar
Gambar 1 Pemandangan
tempat wisata.
Gambar
2 Masjid Darusalam Belawa.
Gambar
3 Wisata Kota Tua
Gambar 4 Belajar
di luar kelas kegiatan mengamati.
Gambar 5 Belajar
di luar kelas kegiatan mengasosiasikan.
A. Pendahuluan
Kurikulum
2013 yang telah diberlakukan saat ini harus dapat mendorong peserta didik untuk
belajar mengeksplorasi kemampuan dan rasa keingintahuannya terhadap ilmu
pengetahuan. Kegiatan belajar diartikan sebagai suatu proses pendidikan yang
bertujuan mengubah sikap peserta didikberdasarkan aspek spiritual, aspek sikap
(afektif), aspek pengetahuan (kognitif), dan aspek keterampilan (psikomotor) peserta
didikmenjadi lebih baik melalui kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Kurikulum
2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik agar lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Objek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Kemampuan
yang dihasilkan melalui proses belajar akan diperlukan oleh peserta didik tersebut
untuk kehidupannya dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, suatu kegiatan
pembelajaran seharusnya mempunyai arah menuju pemberdayaan semua potensi peserta
didik agar dapat menjadi kompetensi yang diharapkan.
Untuk
mewujudkan hasil belajar yang telah ditentukan, dibutuhkan keterlibatan peran
guru di dalamnya. Kunci keberhasilan penerapan Kurikulum 2013 adalah guru.
Peran guru ini sifatnya strategis karena guru berhadapan langsung dengan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menjadi fasilitator dan
motivator bagi peserta didik agar mereka senang dalam pelajaran dan ilmu
pengetahuan.
Buku ini memberikan
uraian tentang strategi dan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran teks deskripsi dan praktik untuk mengembangkan ide dalam teks
deskripsi. Pembelajaran bahasa Indonesia selalu bersentuhan dengan teks, tetapi
pembelajaran berbasis teks baru dikenalkan dalam kurikulum 2013. Dari
implementasi pembelajaran berbasis teks
dengan pendekatan saintifik, diharapkan mampu memberikan warna baru
dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan relevan dengan era milenial sekarang. Kompetensi dalam pembelajaran berbahasa
merupakan kemampuan produktif, artinya peserta didikmampu menghasilkan karya
yang diharapkan bermanfaat bagi siswa, baik manfaat akademik maupun sosial
ekonomi.
Model
pembelajaran yang digunakan oleh guru sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa prinsip pembelajaran yang
digunakan:
1. dari
peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari
guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
3. dari
pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4. dari
pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. dari
pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari
pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan
dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran
yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat;
10.
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11.
pembelajaran yang berlangsung di rumah
di sekolah, dan di masyarakat;
12.
pembelajaran yang menerapkan prinsip
bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas;
13.
Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14.
Pengakuan atas perbedaan individual dan
latar belakang budaya peserta didik.
Untuk
itu guru perlu kiranya memahami model pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang diajarkan. Guru dapat menggunakan media dan sumber pembelajaran alternatif
yang tesedia di lingkungan sekolah disertai kearifan lokal yang diterapkan di
daerahnya.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran
Teks Deskripsi
Pada kurikulum 2013 kompetensi
dinyatakan dalam KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar). Kompetensi
Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL (Standar Kompetensi
Kelulusan) yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas yang
menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual,
yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik
lebih lanjut.
Tujuan kurikulum mencakup empat
kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Berikut
adalah Kompetensi Inti pengetahuan dan Kompetensi Inti keterampilan;
Tabel 1 Kompetensi Inti Pengetahuan
dan Kompetensi Inti Keterampilan
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
|
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
|
3.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena
dan kejadian tampak mata
|
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
Sebelum
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru harus mengetahui
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kurikulum 2013 mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII ( lihat Permendikbud No. 37 tahun
2018). Guru membuat Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang disesuaikan
dengan ranah pengetahuan dan keterampilan yang ingin dicapai dan pengembangan
silabus.
Berikut
Kompetensi Dasar dari materi teks deskripsi serta contoh Indikator Pencapaian
Kompetensi berwawasan lingkungan hidup. Guru dapat mengembangkan Indikator
Pencapaian Kompetensi disesuaikan dengan memperhatikan kondisi daerah, kearifan
lokal, dan sarana serta prasarana di sekolah. Peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan diri dengan penggunaan model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang bervariasi dari
guru.
Tabel 2 Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
Dasar (KD)
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK)
|
3.1 Mengidentifikasi
informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
3.2 Menelaah struktur
dan unsur kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar
dan dibaca.
|
3.1.1
Menentukan ciri umum teks
deskripsi tempat wisata dengan
muatan lingkungan hidup dari segi isi dan
tujuan komunikasi pada teks yang dibaca/didengar.
3.1.2
Menunjukkan ciri teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup dari aspek kebahasaan pada teks
yang dibaca/didengar.
3.1.3
Menentukan jenis teks deskripsi
tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup pada teks yang dibaca/didengar.
3.1.4
Menentukan dan memperbaiki
kesalahan penggunaan tanda baca/ejaan pada teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup.
3.2.1
Merinci bagian-bagian struktur teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup.
3.2.2
Menentukan bagian identifikasi dan
deskripsi bagian pada teks deskripsi tempat wisata yang disajikan
3.2.3
Menentukan variasi pola
pengembangan teks deskripsi tempat
wisata
3.2.4
Menelaah bagian struktur dengan muatan lingkungan hidup yang sesuai untuk melengkapi
teks deskripsi tempat
wisata yang dirumpangkan
|
4.1
Menentukan isi teks
deskripsi objek (tempat
wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.
4.2 Menyajikan data,
gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis
dan lisan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan baik secara
lisan dan tulis.
|
4.1.1
Mengidentifikasikan teks yang termasuk dalam teks deskripsi dengan
muatan lingkungan hidup.
4.1.
2 Memperbaiki pilihan kata dan
istilah yang tidak sesuai dalam teks
deskripsi.
4.1.
3 Merancang teks deskripsi dengan muatan lingkungan hidup sesuai dengan
struktur teks deskripsi.
4.2.1
Membuat
kerangka tulisan teks deskripsi sesuai struktur teks deskripsi tentang objek
wisata yang pernah dikunjungi.
4.2.2
Menulis teks deskripsi dengan muatan
lingkungan hidup dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda
baca/ejaan.
|
C.
Pendekatan
Saintifik dalam Pembelajaran Teks Deskripsi
Pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik berbasis teks. Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum nasional 2013 berbasis
teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya
dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah
kebahasaan,(2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan makna,(3) bahasa bersifat fungsional, yaitu
penggunaan bahasa tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk
bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir
manusia.
Selain berbasis teks Kurikulum
2013 menawarkan pendekatan yang mampu membudayakan peserta didik untuk belajar
secara aktif dengan mengasah afektif dan mengembangakan kognitif tingkat
tinggi. Pendekatan yang dimaksud adalah
pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan saintifik di kurikulum 2013 dan
kontekstual untuk memperoleh kemampuan kreatif melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mengeksplorasi (explorating), mengasosiasi (associating),
dan mengomunikasikan (communicating) memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kemampuan siswa.
Pembelajaran dengan materi teks deskripsi dengan pendekatan saintifik
meliputi kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
mengamati. Pada tahapan ini guru dapat menggunakan teks yang beragam. Peserta
didikdapat mengidentifikasi bahkan menelaah berdasarkan teks. Tahap selanjutnya adalah menanya, pada tahap
ini teks dapat digunakan untuk saling bertanya antarsiswa.
Berikut strategi dalam pembelajaran teks
deskripsi dengan pendekatan saintifik. Banyak strategi
yang dapat dilakukan guru guna mencapai tujuan pembelajaran.
1.
Pembelajaran Teks Deskripsi dengan Media
Gambar
Kegiatan mengamati : Gambar dapat menjadi salah satu media
dalam kegiatan pembelajaran.pada Penggunaan media yang dekat pada anak akan
memudahkan anak untuk belajar mengenali. Objek pada gambar yang terlihat oleh peserta
didik melatih kosakata dan rasa.
Sesuaikan gambar dangan keadaan daerah, misalnya sekolah
di daerah pantai dapat menggunakan objek wisata pantai. Sekolah yang dekat
dengan gunung dapat menggunakan gambar dengan objek wisata gunung. Teks dapat
dihasilkan dari apa yang diamati siswa.
Arahkan peserta didik untuk memerinci objek yang diamati.
Jadikan tanya jawab antar peserta didik mengenai objek yang diamati. Pertanyaan
seputar objek dan ciri khusus dari objek. Hal ini menjadi modal karena tujuan teks deskripsi menggambarkan objek
dengan cara memerinci objek secara subjektif atau melukiskan kondisi objek dari
sudut pandang penulis. Peserta didik ajak berdiskusi mengenai tujuan teks deskripsi yang menggambarkan/ melukiskan
secara rinci dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/ suasana/ perasaan
sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang
dideskripsikan.
Perhatikan gambar berikut.
Kegiatan mengeksplorasi: Jika ditanyakan pada siswa, apa saja yang
tampak dalam gambar? Jawaban peserta didik pasti beragam, karena yang terlihat
oleh peserta didik mungkin berbeda. Setiap jawaban peserta didik dapat
didiskusikan di kelas. Ambillah beberapa contoh jawaban peserta didik dan
tuliskan jawaban itu di papan tulis. Guru juga dapat menayangkan video atau
mengajak peserta didik melihat keadaan di luar kelas.
Berikut
kemungkinan jawaban siswa.
Tabel 3 Identifikasi Jawaban Peserta Didik terhadap
Objek
Peserta didik A
|
Peserta didik B
|
Peserta didik C
|
Peserta didik D
|
Awan yang putih bergulung
|
Langit dan laut biru muda
|
Pasir putih
|
Banyak orang yang berenang
|
Matahari cerah
|
Udara cerah
|
Tidak ada ombak
|
Buih laut yang putih
|
Pohon yang hijau
|
Tidak ada sampah
|
Pepohonan di pinggir pantai
|
Birunya laut
|
Kegiatan mengasosiasi: Jawaban peserta didik dapat mewakili apa
yang tampak seperti dalam gambar. Guru dapat meminta peserta didik untuk
memberikan alasan mengapa memilih kata atau kalimat tersebut. Ajak peserta
didik untuk menggali sebanyak-banyaknya kosakata yang dipahami siswa. Hal ini dapat melihat kemampuan
peserta didik dalam berbahasa.
Guru dapat meminta peserta didik untuk merangkai kata yang telah ditulis
di papan tulis. Kata-kata tersebut dirangkai menjadi sebuah kalimat. Peserta didik akan mengamati adakah
kesesuaian dengan apa yang mereka amati. Kalimat yang dihasilkan dari hasil pengamatan peserta
didik seperti berikut:
1)
Matahari
cerah bersinar di pinggir pantai dengan pasir yang putih.
2)
Awan
putih menghiasi langit biru muda.
3)
Ombak
tak tampak di pantai hanya terlihat awan putih di angkasa
Secara
bergantian minta peserta didik untuk merangkai kalimat dengan beberapa kata
yang didapat dari jawaban teman-temannya. Galilah pemahaman peserta didik mengenai
keadaan alam dan lingkungan. Guru dapat menanyakan hal sebagai berikut.
1)
Apakah
tempat tersebut dapat dikatakan tempat wisata?
2)
Bagaimana
keadaan lingkungan tempat tersebut?
3)
Apa
yang harus dilakukan agar tempat tersebut tetap indah.
Kegiatan ini
mengajak peserta didikuntuk memhami lingkungan tempat tinggal dan tempat wisata
sehingga pemahaman akan menjaga lingkungan terbentuk dengan baik.
Kegiatan mengomunikasikan: Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
didiskusikan dalam kelompok. Mintalah peserta didik mengemukakan pendapatnya
mengenai pertanyaan yang diajukan seputar tempat wisata dan lingkungan. Hasil
dari diskusi dapat dipaparkan di depan kelas.
2. Pembelajaran
Teks Deskripsi dengan Teks Model
Banyak
teks yang dapat dijadikan contoh dalam pembelajaran mengidentifikasikan teks
deskripsi. Peserta didik dapat mengenali teks deskripsi melalui contoh teks model
yang diberikan guru. Arahkan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok
sehingga terbentuk karakter untuk saling berbagi dan bekerja sama dengan orang
lain. Guru dapat membuat lembar aktivitas peserta didik (LK) untuk mengerjakan
tugas yang diberikan.
Kegiatan mengamati: guru dapat mengajarkan teks dengan
menyajikan beragam jenis teks kemudian peserta didik ditugaskan membandingkan dan
mengidentifikasi ciri pembeda utamanya (contractive
comparative). Misalnya; adakah objek
dalam teks? objek apa yang tampak dan ciri objek tersebut.
Kegiatan menanya: berdasarkan teks peserta didik dapat
bertanya jawab tentang isi teks meliputi ciri dan kebahasaan teks. Tanya jawab peserta
didik dalam mengidentifikasi teks dapat memaksimalkan pembelajaran dengan teks.
Kegiatan mengeksplorasi: peserta didik bekerja dalam kelompoknya dan
mengidentifikasikan teks kemudian mencatatnya untuk didiskusikan kembali dengan
teman yang bukan dalam kelompoknya. Tujuan dari pembejaran ini diharapkan peserta
didik dapat belajar mengidentifikasi sebuah teks dengan ciri pembeda pada
teks. Berikut beberapa teks model
sebagai contoh.
Teks
ke-1
Wisata Klasik Malioboro
Malioboro
merupakan simbol utama wisata Yogyakarta. Malioboro adalah sebuah jalan di
pusat kota Yogyakarta. Walaupun hanya sebuah jalan Malioboro mempunyai banyak
makna dan daya tarik sepanjang pinggir jalan Malioboro menjadi destinasi wisata
pilihan para turis lokal ataupun mancanegara. Tidak syah rasanya ke Yogjakarta
kalau tidak singgah di Malioboro. Walaupun hanya jalan, Malioboro memberi kesan
mendalam bagi para pelancong.
Malioboro
merupakan jalan utama menuju berbagai destinasi wisata di Yogyakarta. Destinasi
tersebut adalah Keraton Yogyakarta, Titik Nol, dan Pasar Beringharjo. Jalan
Malioboro cukup besar. Jalan itu dapat dilewati oleh dua mobil dan beberapa
motor secara bersamaan. Pada pinggir jalan Malioboro terdapat berbagai
pertokoan tua, pusat perbelanjaan, hotel, dan beberapa kantor kedinasan. Tepat
di ujung Jalan Malioboro ada tiang bertuliskan nama Malioboro lengkap dengan
tulisan Jawa Kuno. Tiang nama Jalan Malioboro menjadi daya tarik tersendiri
bagi turis untuk berfoto yang menandakan mereka telah sampai di ikon Kota
Yogjakarta. Wisatawan harus rela antri untuk untuk berfoto di tiang jalan
tersebut. Tiang itu sendiri tidak ada keistimewaan apa-apa. Hanya sebuah tiang
berwarna hijau setinggi 1 meter dan dihiasi ukiran yang diberi warna kuning
selain warna dasar hijau.
Sebagai
salah satu destinasi wisata, pinggiran Jalan Malioboro dibuat cukup lebar untuk
para pejalan kaki. Terdapat berbagai fasilitas seperti bangku untuk duduk
menunggu kerabat yang berkeliling Malioboro. Halte bus dengan dominasi warna
putih berdiri tegak tempat warga yang menunggu bus. Trotoar juga menjadi tempat
persinggahan bagi para pejalan kaki untuk sekadar duduk menikmati suasana Kota
Yogyakarta. Selain itu banyak pedagang kaki lima yang menjual cinderamata khas
Yogyakarta dan juga berbagai macam kuliner untuk dinikmati para wisatawan.
Wisatawan dapat berbelanja oleh-oleh di seputaran Malioboro. Bukan itu saja
wisatawan dapat berkeliling kota Yogjakarta dengan naik andong atau delman
angkutan wisatawan dengan kuda sebagai penariknya. Pengemudi andong berbaris
rapi di sepanjang jalan Malioboro. Namun, tidak tampak kotoran kuda yang di
sepanjang jalan Malioboro. Hal itu karena pengemudi andong memberikan alas atau
tempat penampung kotoran di bawah ekor kuda. Pengemudi andong tahu bagaimana
menjaga kebersihan tempat wisata mereka.
Malioboro menjual suasana lama kota Yogyakarta. Dengan berbagai bangunan
lama yang belum banyak dirombak membuat para wisatawan merasakan kesan
Yogyakarta sebagai kota tua yang sarat akan budaya. Tidak hanya itu, berbagai
objek foto dan penampilan seni juga tersedia pada sudut-sudut jalan. Memberikan
hiburan dan spot terbaik untuk mencari suasana. Malioboro icon kota Yogjakarta
dengan sejuta pesona klasik budaya Jawa. Sayangnya beberepa tepi jalan masih
banyak berserakan sampah bekas bungkus makanan yang dibuang dengan seenaknya.
Hal itu menganggu pemandangan. (Bunda NaRa, http://www.bundaseni.blogspot.com, diunduh tanggal 10 Agustus 2019).
Teks ke-2
Jejak Rasa dari Yogjakarta
Sobat, apakah kalian pernah mencoba makanan yang satu ini? Jika
mendengar dari namanya, kalian pasti merasa sudah tidak asing lagi, bukan?
Gudeg adalah olahan makanan dengan bahan dasar buah nangka. Gudeg berasal dari
istilah bahasa Jawa hangudek atau proses mengaduk. Gudeg merupakan masakan khas
Yogyakarta yang sudah terkenal di seluruh wilayah Nusantara, bahkan hingga
mancanegara. Untuk menikmati makanan gudeg, sobat semua akan mudah
mendapatkannya. Penjual yang menjajakan gudeg bertebaran di seluruh pelosok
Yogyakarta.
Biasanya gudeg yang sudah terkenal dan legendaris akan diwariskan secara
turun-temurun agar keberlangsungan warung gudegnya tetap terjaga. Apakah sobat
semua tahu di mana tempat-tempat gudeg yang legendaris? Pastinya mana yang
paling favorit bergantung pada lidah kita masing-masing, ya. Setiap penjual
gudeg memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Ayo, coba Ajeng sebutkan di mana
saja warung-warung gudeg tersebut!
Namun, nama-nama penjual gudeg di bawah ini hanya beberapa saja lho,
masih ada banyak lagi penjual gudeg yang ada di Yogyakarta antara lain: 1) Gudeg Bu Hj. Ahmad, yang terletak di daerah
Jalan Kaliurang KM 4,5 (Utara UGM). 2)
Gudeg Yu Djum, di Jalan Wijilan No. 167, Panembahan, Kraton, Kota
Yogyakarta dan di Jalan Adisutjipto. 3)
Gudeg Pawon, di Jalan Janturan UH/IV No. 36 Warungboto, Umbulharjo. 4)
Gudeg Permata Bu Pujo, di Jalan Gadjah Mada Yogyakarta (sebelah barat bioskop
Permata). 5) Gudeg Bu Djuminten, di Jalan Asem Gede 14/Jalan Kranggan No. 69.
6) Gudeg Cukupan Batas Kota, di Jalan Laksda Adisutjipto (seberang Saphir
Square). 7) Gudeg Bu Tjitro, di Jalan Janti No. 330. 8) Gudeg Sagan, di Jalan
Prof. Dr. Yohannes Yogyakarta. 9) Gudeg Ceker Sedep Raos Seturan, di Jalan
Seturan No. 15.
Sobat, tahukah mengapa rasa gudeg begitu legit dan enak? Semua itu
terletak dari rahasia bumbu dan cara pengolahan bahan baku makanannya lho.
Nangka yang digunakan adalah nangka yang tingkat kematangannya cukup. Bumbu
yang digunakan pun lengkap. Gudeg dimasak dengan cita rasa yang manis disertai
dengan aneka lauk, seperti ayam, telur, tempe, tahu, dan sayur krecek pedas.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah gudeg dimasak dengan menggunakan
kuali atau kendil yang dipanasi di atas tungku api berbahan bakar kayu kering.
Proses memasaknya membutuhkan waktu yang cukup lama agar bumbu dapat merasuk ke
dalam potongan nangkanya. Wah … sudah pasti enak sekali lho rasanya! Gudeg yang
ada di Yogyakarta dibedakan menjadi dua macam, yaitu gudeg kering dan gudeg
basah. Ayo gudeg yang mana yang kalian suka? Perbedaannya terletak pada kuah
areh yang dituangkan di atas sajian gudeg. Areh adalah kuah santan. Untuk gudeg basah biasanya kuah
arehnya lebih encer dan relatif tidak tahan lama, sedangkan gudeg kering akan
memiliki daya tahan lebih lama dan memiliki rasa yang lebih manis.Jika sobat
semua ingin membawa oleh-oleh berupa makanan gudeg, pilihlah gudeg kering ya
karena akan lebih tahan lama, bisa sampai dua hari. ( Agustina Dwi Rahayu:
2018)
Teks ke-3
Berwisata Religi di Mesjid Darussalam
Belawa
Jika anda menyukai wisata
religi, mengunjungi Masjid Besar Darussalam dapat menjadi tujuan alternatif
wisata anda. Masjid terbesar di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo ini terletak
sekitar 50 kilometer arah barat dari Kota Sengkang. Masjid ini memiliki
kekhasan sehingga setiap tahunnya ramai didatangi pengunjung dari luar
kabupaten dan kota terutama pada Bulan Suci Ramadhan dan puncaknya pada malam
17 Ramadhan (Malam Nuzul Quraan),hari raya idul fitri dan idul adha.Salah satu
kekhasannya adalah konon jika jamaah shalat dan berdoa di dekat mimbar masjid
maka Insya Allah doa tersebut terkabul.
Menurut infomasi dari masyarakat, dahulu sewaktu dibangun mesjid ini tidak memiliki rancang bangun seperti layaknya bangunan-bangunan besar lainnya.sehingga material-material seperti balok kayu yang akan dipasang ada yang tidak sesuai dengan ukuran. Nah jika hal semacam itu terjadi misalnya kayunya kependekan bukannya disambung akan tetapi oleh tukang kayu yang mengerjakan, balok-balok kayu tersebut hanya dibungkus kain putih dan esok harinya semua balok kayu dapat terpasang dengan sempurna.Bahkan campuran bahan bangunan masjid ini tidak menggunakan semen sebagai zat perekat melainkan menggunakan batu bata yang ditumbuk halus dan dicampur air.
Menurut infomasi dari masyarakat, dahulu sewaktu dibangun mesjid ini tidak memiliki rancang bangun seperti layaknya bangunan-bangunan besar lainnya.sehingga material-material seperti balok kayu yang akan dipasang ada yang tidak sesuai dengan ukuran. Nah jika hal semacam itu terjadi misalnya kayunya kependekan bukannya disambung akan tetapi oleh tukang kayu yang mengerjakan, balok-balok kayu tersebut hanya dibungkus kain putih dan esok harinya semua balok kayu dapat terpasang dengan sempurna.Bahkan campuran bahan bangunan masjid ini tidak menggunakan semen sebagai zat perekat melainkan menggunakan batu bata yang ditumbuk halus dan dicampur air.
Keunikan lainnya adalah
pada areal samping kanan mesjid tersebut terdapat sumur tua yang dahulu
ditempati para jamaah untuk mengambil air wudhu. Sumur tersebut menurut
informasi dari mulut ke mulut yang berkembang ternyata merupakan sumur
sakti yang dipercaya airnya memiliki kekuatan gaib sehingga tidak mengherankan
jika setiap bulan Ramadhan dan saat hari raya Idul fitri banyak pengunjung
mengambil airnya untuk dijadikan obat dan konon telah terbukti dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan ada sebagian masyarakat yang
percaya bahwa bagi perempuan yang susah jodohnya maka barang siapa perempuan
yang mandi air sumur itu akan enteng jodoh. Namun karena kekhwawatiran para
ulama di Belawa akan terjadinya kemusyrikan serta penyimpangan aqidah sehingga
sumur itu terpaksa di tutup.Wallahu A'lam Bissawab
(Akbar, diambil dari http://kibarbelawa.blogspot.com/2013/06/berwisata-religi-di-mesjid-darussalam.html)
Teks ke-4
Pesona Hati Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat
gugusan pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala Burung(Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi,
gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Raja Ampat adalah salah satu tempat populer di Papua
di Indonesia yang memiliki banyak gugusan pulau. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut
empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. Tempat-tempat ini akan menunjukkan pada pemandangan
Indonesia Timur yang eksotis dengan pesona alami pepohonan yang hijau.
Raja Ampat adalah tempat terkenal untuk kegiatan laut
seperti menyelam gratis dan snorkeling. Pesona Raja Ampat menawarkan
pemandangan bawah laut yang indah dan menggemaskan. Di sisi lain, tempat itu
menjadi habitat setengah dari spesies ikan dunia. Kelestarian alam bawah laun
dengan terumbu karang dan spesies ikan yang ada di Raja Ampat menjadi perhatian
warga dan wisatawan yang berkunjung untuk ikut menjaga dan melestarikan dengan
tidak melakukan kegiatan yang membuat habitat tersebut terancam kelangsungan
hidupnya.
Di sisi lain, tempat itu menjadi
habitat setengah dari spesies ikan dunia. Kelestarian alam bawah laun dengan
terumbu karang dan spesies ikan yang indah perlu dijaga kelangsungan hidupnya. Sejauh mata memandang mata akan dibuai oleh
pemandangan alam yang indah layaknya surga. Mata kita akan melihat lautan kristal yang indah dengan ribuan ikan,
terumbu karang, dan pulau-pulau kecil. Berkunjung ke raja Ampat jangan lupa
untuk mengambil gambar saat datang ke Raja. Beberapa pulau yang ada di Raja
Ampat dapat menjadi destinasi yang wajib dikunjungi.
Pianemo atau sering
disebut Painemu adalah kawasan karst berupa gugusan pulau karang yang
membentang di lautan. Bahkan disebut, gugusan pulau karang tercantik ketiga di
Raja Ampat, setelah Wayag dan Kabui. Pemandangan karang-karang yang eksostis
membuat kita terpukau dan takjub. Selain Pianemo ada Laguna Bintang, Seperti namanya, tempat ini
memiliki laguna berwarna hijau toska yang berbentuk seperti bintang. Bukan
buatan, ini terbentuk secara alami! Untuk melihat laguna ini, kita harus naik
ke ke puncak bukit dan melihat bentuk laguna secara utuh. Dari atas puncak,
pengunjung dapat melihat jernihnya
laguna yang dikelilingi dengan tebing. Cantik sekali! Laguna Bintang hanya
berjarak 10 menit dari Pianemo dengan menggunakan boat.
Destinasi selanjutnya dari Raja Ampat adalah
Arborek. Menjelajahi Raja Ampat rasanya kurang lengkap
tanpa menginjakkan kaki di Arborek. Kenapa Arborek? Bayangan liburan sempurna
rasanya menjadi kehidupan sehari-hari di pulau ini. Coba bayangkan, pantai
landai berarus tenang, air laut yang biru dan jernih, hamparan pasir putih yang
bersih, dan lambaian pohon kelapa. Semua terasa nyata di Arborek. Itu baru
daratan. Kalau bicara bawah laut, rasanya Arborek memang juara. Mendapat gelar
sebagai salah satu spot diving terbaik di Raja Ampat, bawah laut Arborek cantik
tiada tara. Terumbu karang, ikan-ikan cantik dan pari menjadi keunggulan
Arborek. Masyarakat setempat dahulu banyak yang tidak tahu apa manfaat
terumbu karang bagi ekosistem laut. Kini sejalan dengan pemahaman masyarakat
tentang lingkungan mereka turut serta menjaga kelangsungan biota laut. Satu
contoh, mereka tidak akan mengambil ikan-ikan yang masih kecil.
Tempat yang tak kalah indahnya di Raja Ampat
adalah Sawing Rai.
Bicara pantai dan bawah laut Raja Ampat memang tak ada habisnya. Tak hanya itu,
pengunjung yang ingin merasakan kehidupan di Raja Ampat bisa datang ke Desa
Sawing Rai. Di desa ini pengunjung dapat snorkeling
dengan ikan-ikan cantik, bird watching,
dan melihat budaya-budaya yang ada. Snorkeling
menjadi kegiatan favorit di desa ini. Lautnya yang jernih membuat siapa pun
bisa melihat ikan-ikan dari permukaan. Pemahaman tentang pentingnya menjaga
kebersihan laut dan juga pantai tak putus diberikan oleh pemerintah
daerah. Raja Ampat terkenal dengan
burung surganya, cenderawasih. Desa ini juga menyediakan atraksi bird watching. Tanpa bantuan teropong,
pengunjung dapat melihat cenderawasih di atas pohon setinggi 2 meter. Namun,
hanya waktu-waktu tertentu saja pengunjung dapat melihat burung ini, yaitu
pukul 7-9 pagi, dan pukul 4-5 sore.
Pengunjung juga dapat mengunjungi Misool, pulau cantik Raja Ampat yang punya
banyak kejutan bagi pengunjung. Seperti pulau-pulau lainnya di Raja Ampat,
Misool pun tak kalah cantik dari pianemo, arborek dan lainnya.Selain pamndangan
dan bawah laut yang super cantik Misool punya atraksi lain. Di bawah laut
Misool pengunjung tak hanya bertemu dengan karang dan ikan-ikan cantik, tapi
juga hiu berjalan atau kalabia. Kalabia adalah hewan endemik Raja Ampat yang
tak bisa kamu temui selain di sini. Ada pula hiu tanpa sengat seperti yang ada
di Pulau Kakaban, Kaltim. 3 di antara 40 danaunya jadi 'rumah' bagi ubur-ubur
tanpa sengat. Batuan karst dan lukisan purba misterius juga akan kamu temukan
di Misool. Kamu bisa melihat langsung lukisan telapal tangan, ikan, perahu dan
bentuk lain yang unik di Pulau Sunmalele Atsa.
Wayag menyuguhkan
pemandangan pulau karang dan laut yang biru. Gugusan pulau karangnya menjadi
daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Pulau karang di Raja Ampat yang
mempesona haruslah terus dijaga sehingga keasrian dan keberlangsungan
karang-karang di sepanjang pulau tetap hidup dan terjaga. Berkunjung ke Pulau
Wayag, wajib hukumnya untuk mendaki Pulau Karang. Mendaki Pulau Karang
menghabiskan waktu selama 30 menit. Begitu sampai, rasa lelah setelah mendaki
akan terbayar dengan cantiknya pemandangan. Saking cantiknya, sayang kalau
berkedip! Raja Ampat memang pesona
nusantara yang tak pernah habis dinikmati. (https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3820189/keindahan-keindahan-raja-ampat-yang-bikin-mata-tak-berkedip)dengan perubahan diunduh Sabtu, 25 Mei 2019
pukul 22.00 WIB.
Teks tersebut
dapat diidentifikasi termasuk teks deskripsi atau bukan teks deskripsi.
Gunakan lembar aktivitas peserta didik dan bentuk kelompok sehingga peserta
didikdapat bekerja sama dalam mengidentifikasi beberapa teks. Ajak peserta
didik untuk membaca dengan saksama teks tersebut. Beri waktu peserta didikuntuk
membaca teks tersebut. Kemudian minta mereka untuk memberi penanda objek pada
teks tentang benda, tempat, dan lain-lain.
Kegiatan mengasosiasikan: beberapa pertanyaan dapat diajukan yang
jawabannya terdapat dalam teks. Jika peserta didik dapat menceritakan letak
tempat, objek, atau ruang dan waktu, mereka sudah belajar memahami teks
deskripsi. Guru dapat membaca lebih lanjut mengenai teks deskripsi dalam buku
referensi teks deskripsi.
Contoh
hasil identifikasi teks.
Lembar
aktivitas peserta didik ( LK) mengidentifikasi teks deskripsi
Teks
ke-1
Tabel
4 Lembar Kerja Identifikasi Teks ke-1
No
|
Objek
yang tampak
|
Kalimat
pendukung dalam teks
|
Penanda
Utama/rincian objek
|
1
|
Jalan
Malioboro
|
1)
Malioboro merupakan jalan utama menuju
berbagai destinasi wisata di Yogyakarta.
2)
Destinasi tersebut adalah Keraton
Yogyakarta, Titik nol, dan Pasar Beringharjo.
3)
Jalan Malioboro cukup besar. Jalan itu
dapat dilewati oleh dua mobil dan beberapa motor secara bersamaan.
4)
Pada pinggir jalan Malioboro terdapat
berbagai pertokoan tua, pisat perbelanjaan, hotel, dan beberapa kantor
kedinasan.
5)
Tepat di ujung jalan Malioboro ada tiang
bertuliskan nama Malioboro lengkap dengan tulisan Jawa kuno.
|
Lengkap
dan terperinci
|
2
|
Tiang
jalan
|
Tiang
itu sendiri tidak ada keistimewaan apa-apa. Hanya sebuah tiang berwarna hijau
setinggi 1 meter dan dihiasi ukiran yang diberi warna kuning selain warna
dasar hijau.
|
Lengkap
kurang terperinci
|
Teks ke-2
Tabel
5 Lembar Kerja Identifikasi Teks ke-2
No
|
Objek
yang tampak
|
Kalimat
pendukung dalam teks
|
Penanda
Utama/rincian objek
|
1
|
Gudeg
|
Gudeg dimasak dengan cita rasa yang manis
disertai dengan aneka lauk, seperti ayam, telur, tempe, tahu, dan sayur
krecek pedas.
|
Tidak lengkap dan obejk terperinci tentang
gudeg mengenai rasa, dan warna gudeg
|
Teks
ke-3
Tabel
6 Lembar Kerja Identifikasi Teks ke-3
No
|
Objek
yang tampak
|
Kalimat
pendukung dalam teks
|
Penanda
Utama/rincian objek
|
1
|
Masjid
Darusalam
|
Masjid
terbesar di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo ini terletak sekitar 50 kilometer
arah barat dari Kota Sengkang
|
Kurang
lengkap dan tidak terperinci tentang objek
|
Teks ke-4
Tabel
7 Lembar Kerja Identifikasi Teks ke-4
No
|
Objek
yang tampak
|
Kalimat
pendukung dalam teks
|
Penanda
Utama/rincian objek
|
1
|
Raja
Ampat
|
1) Kepulauan
Raja Ampat merupakan
rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala Burung(Vogelkoop) Pulau Papua.
3) Raja Ampat adalah salah satu tempat populer di Papua
di Indonesia yang memiliki banyak gugusan pulau.
4) Empat gugusan pulau yang
menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
5) Tempat-tempat ini akan menunjukkan pada pemandangan
Indonesia Timur yang eksotis dengan pesona alami pepohonan yang hijau.
6) Pesona Raja Ampat menawarkan pemandangan bawah laut
yang indah dan menggemaskan.
7) Di sisi lain, tempat itu menjadi habitat setengah
dari spesies ikan dunia.
8) Kelestarian alam bawah laut dengan terumbu karang
dan spesies ikan yang ada di Raja Ampat menjadi perhatian warga dan wisatawan
yang berkunjung untuk ikut menjaga dan melestarikan dengan tidak melakukan
kegiatan yang membuat habitat tersebut terancam kelangsungan hidupnya.
9)
Pianemo
atau sering disebut Painemu adalah kawasan karst berupa gugusan pulau karang
yang membentang di lautan.
10)
Bahkan
disebut, gugusan pulau karang tercantik ketiga di Raja Ampat, setelah Wayag
dan Kabui.
|
Lengkap
dan terperinci
|
2
|
Pemandangan
bawah laut di Raja Ampat
|
1)
Pemandangan
karang-karang yang eksostis membuat kita terpukau dan takjub. Selain Pianemo
ada Laguna Bintang, Seperti namanya, tempat ini
memiliki laguna berwarna hijau toska yang berbentuk seperti bintang. Bukan
buatan, ini terbentuk secara alami!
2)
Untuk
melihat laguna ini, kita harus naik ke ke puncak bukit dan melihat bentuk
laguna secara utuh.
3)
Dari
atas puncak, pengunjung dapat melihat
jernihnya laguna yang dikelilingi dengan tebing. Cantik sekali! Laguna
Bintang hanya berjarak 10 menit dari Pianemo dengan menggunakan boat.
|
Lengkap dan terperinci
|
Kegiatan mengomunikasikan: hasil identifikasi yang dilakukan peserta
didikdapat ditukarkan kepada kelompok lain dan dibahas bersama di kelas. Peserta
didikdapat nenentukan manakah teks yang termasuk dalam teks deskripsi. Pembelajaran
ini dapat mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu ciri sebuah teks.
Pengetahuan peserta didiktentang teks akan terus tergali sejalan dengan apa
yang dibacanya. Sajikan pendapat tiap kelompok di depan kelas boleh dengan
karton yang bertuliskan hasil identifikasi atau pemanfaatan teknologi dengan
presentasi menggunakan power point.
3.
Pembelajaran Teks Deskripsi di Luar Kelas
Pembelajaran di luar kelas dapat
menjadi salah satu cara dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar di luar kelas
dengan memaksimalkan keadaan lingkungan sekolah menjadi salah satu alteratif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 3 Belajar di luar kelas kegiatan
mengamati.
Kegiatan mengamati: teks deskripsi yang diajarkan pada peserta
didikdapat diawali dengan mengamati keadaan sekitar. Peserta didikdiberikan
Lembar Aktivitas Peserta didik (LK) yang berisi objek yang diamati dan
menuliskan secara rinci mengacu pada pandangan mata (indera penglihatan).
Rincian objek yang diamati peserta didikdapat berupa apa yang dirasakan, apa
yang pikirkan tentang objek dan suasana lingkungan.
Kegiatan menanya: peserta didik secara berkelompok saling bertanya jawab mengenai pengamatan yang
dilakukan dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar kertas. Hasil
pengamatan mungkin saja berbeda pada setiap siswa. Guru mengarahkan pada objek
yang dekat dan dituliskan ciri objek tersebut secara terperinci.
Kegiatan mengeskplorasi: hasil dari pengamatan didiskusikan lagi
dengan kalimat yang lebih terperinci tentang objek. Beri waktu pada peserta
didikuntuk mengeksplore keadaan sekitar dengan baik. Semakin banyak peserta
didik mencari tahu, teks deskrpsi yang dihasilkan semakin baik. Peserta didikdapat
bertanya pada orang di sekitarnya. Misalnya; ketika peserta didik mengamati
sebuah pohon, peserta didikyang tidak tahu nama pohon, khasiatnya, dan
bagaimana tumbuh. Peserta didik dapat bertanya pada warga sekitar yang ada di
lokasi.
Kegiatan mengasosiasikan: pada kegiatan ini peserta didik dibimbing
dalam memberikan informasi kepada peserta didik lain dan saling memberikan
masukan dalam tanya jawab.
Kegiatan mengomunikasikan: kegiatan ini dapat dilakukan tetap di luar
kelas secara bergantian. Peserta didik melaporkan apa yang diamati tentang
objek dan lingkungan dan peserta didiklain mengamati jika objek yang
dideskripsikan kurang terperinci.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 4 Belajar di luar kelas kegiatan mengasosiasikan.
D. Sintak
Model Pembelajaran Penemuan pada Teks deskripsi
Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga)
model pembelajaran utama (Permendikbud No. 22 Tahun 2016) yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mengembangkan rasa ingin tahu.
Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning), dan model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning). Disamping model pembelajaran di atas
dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based
Education (PBE) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah
kejuruan. Model pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
Model pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendibud
Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan
kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa,
otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan peserta didiksehari-hari.
Model pembelajaran Penemuan dapat digunakan untuk pembelajaran
teks deskripsi selain model-model pembelajaran lainnya. Model ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu
permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan
solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya
sendiri, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya
dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
teks deskripsi yang menggunakan model Penemuan ini misalnya dapat digunakan
untuk mengidentifikasi teks deskripsi. Peserta didik menyingkap apa yang menjadi
ciri teks deskripsi dibandingkan dengan teks lain.
Guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran lain yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Guru perlu
mengembangkan model pembelajaran yang menjadi rujukan dalam kurikulum 2013
dengan sintaks yang sesuai.
Tabel
8 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan pada
Teks Deskripsi
Tahapan
|
Aktivitas
peserta didik
|
Aktivitas/Kegiatan Guru
|
Pemberian rangsangan (stimulation)
|
menemukan
apa yang dapat didiskusikan
Berikan
bereberapa rangsangan pada peserta didik untuk membangun konteks
|
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, atau aktivitas lainnya yang mengarah pada pemecahan masalah
|
Identifikasi masalah (problem statement)
|
mengidentifikasi
hal apa saja yang dapat membedakan teks deskripsi.
|
menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didikdalam
mengeksplorasi bahan
|
Pengumpulan data (data collection)
|
Peserta didik diajak untuk membaca
literatur, mengamati objek, wawancara, atau eksperimen untuk menguji hipotesis
|
memfasilitasi
peserta didikdengan menyediakan bahan bacaan dapat berupa teks tentang
masalah yang dihadapi.
|
Pengolahan data
|
peserta
didik mengolah data yang ada, peserta didik memilih data yang akan
dikembangkan menjadi tulisan
|
mengamati
dan membimbing peserta didikdalam mengolah data.
|
Pembuktian
(verification)
|
peserta
didikmembuktikan hal-hal yang diidentifikasi
|
mengarahkan
peserta didikdalam pengerjaan lembar aktivitas siswa
|
Menarik
simpulan/generalisasi (generalization)
|
menyimpulkan
hasil dari diskusi dan dan menyajikannya dalam bentuk lisan atau tertulis.
|
membimbing
peserta didikdalam menyajikan hasil kerja siswa
|
Pembelajaran teks deskripsi dapat menggunakan model
pembelajaran lain. Guru dapat mengunakan metode dan strategi yang beragam
sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat maksimal.
E. Tujuan
Penerapan Pembelajaran dengan Muatan Lingkungan Hidup
Pembelajaran teks deskripsi pada buku ini memuat lingkungan hidup
sebagai penanaman karakter siswa. Pendidikan dan pembelajarannya tentu saja membangun
karakter peserta didik untuk dapat mencintai lingkungan hidup. Peserta didik juga dididik dan diajarkan agar terbangun karakter
cinta lingkungan hidup melalui teks-teks yang dibacanya. Proses pengajaran dan
pendidikan dilakukan secara teoritis maupun praktik.
Muatan lingkungan sebagai salah satu muatan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada materi teks deskripsi bertujuan lebih memperkaya teks dan mengarahkan
peserta didik dalam kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu
menanamkan pendidikan karkater untuk menjaga lingkungan serta mencintai
lingkungan dengan cara yang sederhana sesuai perkembangan anak dan kearifan
lokal daerah tempat peserta didik bersekolah. Selain itu muatan lingkungan
dapat memberi pengetahuan lain pada peserta didik dan berimbas pada
kehidupannya sehari-hari.
Pemahaman peserta didik tentang lingkungan saat ini
masih kurang. Teks deskripsi yang berwawasan lingkungan dalam pembelajaran
dapat membangkitkan minat dan motivasi peserta didik untuk turut menjaga
lingkungan. Penerapan wawasan lingkungan dapat melalui teks atau dengan mengenalkan peduli
lingkungan dalam kegiatan pembelajaran.
Berbagai isu tentang lingkungan, misalnya banjir, longsor, serta
pemanasan global dapat menjadi bahan untuk belajar. Pengembangan model
pembelajaran berwawasan lingkungan disusun sesuai indikator pencapaian
kompetensi. Guru dapat
mengembangkan dengan metode, strategi, teknik, dan model pembelajaran lain.
Contoh teks berwawasan lingkungan
dapat diidentifikasi peserta didik dengan pola pengidentifikasian seperti
mengidentifikasi teks deskripsi yang dicontohkan sebelumnya. Berikut beberapa
contoh teks yang dapat diidentifikasi dengan muatan lingkungan hidup. Jika teks
yang dimaksud sulit ditemukan, guru dapat membuat teks sendiri untuk tujuan
mengidentifikasi muatan lingkungan hidup pada peserta didik.
Teks ke-1
Pesona
Alam Ciater Subang
Satu
lagi tempat wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan yang terletak di
daerah Subang adalah Ciater atau sering di sebut juga Sari Ater. Tempat ini
adalah tempat wisata pemandian air panas, yang dapat digunakan untuk rekreasi
keluarga atau sekedar bersantai dan refleksi. Tempat wisata alam memang
selalu membuat rasa tenang dan damai.
Ciater
atau Sari Ater ini air panasnya bersumber dari kawah aktif gunung Tangkuban
Parahu yang letaknya tidak jauh dari objek wisata ini. Air panas yg mengandung
belerang ini selain mengalir ke Ciater, air ini juga mengalir melalui
sungai sepanjang 2.000 meter yang menjadi dingin untuk mengairi pesawahan yang
ada disekitar wilayah Ciater, menurut para petani di daerah itu, kualitas panen
jauh lebih baik dibanding dengan air irigasi biasanya. Air yang mengalir
benar-benar dimanfaatkan dengan bijak oleh warga sekitar.
Objek
wisata Ciater ini sungguh sangat indah, selain udara pegunungannya yang tentu
saja sejuk. Tempat ini sangat memesona dengan suguhan sejauh mata memandang
wisatawan akan disuguhkan hamparan kebun teh yang hijau dan luas. Selain itu
wisatawan dapat memanfaatkan air yang mengalir untuk terapi kesehatan bagi yang
memiliki penyakit. Kandungan belerangnya sangat bermanfaat untuk mengobati
penyakit seperti rematik, penyakit kulit, gangguan syaraf, tulang, lumpuh dan
yang lainnya jika dilakukan secara rutin.
Sejak
dalam perjalanan menuju objek wisata
ini, wisatawan sudah disuguhi dan dimanjakan oleh hamparan perkebunan teh yang
sangat luas. Jalan menuju Ciater yang berkelak-kelok tak akan terasa karena
keindahan alam yang disuguhkan. Di sekitar kolam renang, wisatawan dapat
menyaksikan air terjun yang tidak kalah cantik dan menakjubkan, dengan
berselimutkan kepulan uap air hangat di kawasan pemandian air panas Ciater ini.
Jika kita berendam di air panas ini, akan membuat aliran darah diseluruh tubuh
terasa lancar, dan akan membuat badan lebih segar dan bugar. Sayangnya banyak
sampah berserakan di sekitar kolam dan jalan. Padahal pengelola kawasan wisata
sudah menempatkan tempat sampah di sekitar objek wisata.
Air
panas di Ciater sudah teruji secara klinis. Berdasarkan hasil pengkajian
tentang manfaat dan khasiat air panas jika kita mandi, air ciater mengandung
kalsium, chloride, magnesium, kalsium, sulfar,thermo, mineral serta hypertherma
dengan kadar aluminium yang sangat tinggi yaitu 38,5 equiv %. Dan kesamaannya
juga sangat tinggi yaitu sekitar ph 2,45. Air panas yang langsung berasal dari
mata air Ciater berkisar kira-kira 43-46 drajat celcius, sedangkan air yang
sudah dialirkan ke kolam renang, berubah menjadi 37-42 derajat celcius. Dan
jika air yang berasal dari gunung Tangkuban Parahu yang sudah mengalir ke
pesawahan masyarakat sekitar yang sudah dingin suhu menjadi sekitar 8-10
derajat celcius.
Selain
khasiat diatas yang sudah dipaparkan ternyata air panas ciater bermanfaat juga
untuk terapi yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi, gangguan syaraf dan
tulang serta kelumpuhan yang diakibatkan oleh stroke. Karena hal ini disebabkan
air panas di Ciater mengandung belerang dengan komposisi yang pas untuk
kesehatan. Tentu saja terapi ini akan cepat memulihkan penyakit jika kita
melakukan terapi secara rutin dan teratur.
Pesona
wisata alami dan terapi kesehatan yang didapatkan di tempat tujuan wisata
Ciater tak dapat dijumpai di tempat wisata lainnya. Banyak kegiatan
menyenangkan yang dapat wisatawan lakukan di tempat ini, seperti bersepeda,
berenang, memancing, berperahu dan mendayung, arung jeram, berkuda, tenis
lapangan, basket, voli, mini golf, gokart, berkemah, outbond, wahana permainan
anak-anak, jalan-jalan di perkebunan teh, hingga mengunjungi kerajinan
keramik.
(http://cakrawalanegeriku.blogspot.co.id/2015/05/objek-wisata-pemandian-air-panas-ciater.html,
dengan perubahan, diunduh Sabtu, 25 Mei 2019).
Teks ke-2
Wisata
Kota Tua
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 5 Wisata Kota Tua
Berkunjung ke kota tua
Beos atau Musium Fatahillah, memang bernostalgia tentang sejarah Jakarta. Kota
Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Old Batavia), adalah sebuah wilayah
kecil di Jakarta. Museum Fatahillah, yang terletak di
Kawasan Kota Tua, atau tepatnya di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat.
Di sini kita dapat menelusuri berbagai peninggalan sejarah kota Jakarta sejak
zaman prasejarah, masa kejayaan pelabuhan Sunda Kelapa, era penjajahan, hingga
ke masa setelah kemerdekaan. Pengunjung dapat belajar bagaimana pemerintah
kolonial Belanja membangun gedung dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
Gedung yang kini menjadi museum sangat memperhatikan penggunaan ruang dengan
pemanfaatan sinar matahari.
Wilayah Museum
Fatahillah ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara
dan Jakarta Barat. Sensasi Kota tua dengan bangunan tua dan suasana sekitar
membawa kita ke masa kolonial Belanda. Sejarah memang tak luput dari bangunan
pendukungnya. Bentuk bangunan dan ornamen yang menandakan tahun bangunan
menjadi magnit bagi pengunjung. Bangunan ini masih terjaga keasliannya.
Sudut-sudut bangunan kota tua mampu mengajak wisatawan untuk belajar sejarah
peradapan kota Jakarta.
Museum dengan nama populer 'Museum
Fatahillah' ini menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk
benda asli maupun replika. Koleksi ini berasal dari Museum Jakarta Lama (Old
Batavia Museum) yang sebelumnya terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.
27, yang saat ini ditempati Museum Wayang. Diantara koleksi yang penting untuk
diketahui masyarakat adalah Prasasti Ciaruteun peninggalan Tarumanagara, Meriam
Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan
Pangeran Diponegoro (1830). Ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia
Belanda dari 1602-1942, alat pertukangan zaman prasejarah dan koleksi
persenjataan. Selain itu, terdapat koleksi mebel antik peninggalan abad ke-17
hingga abad ke-19, sejumlah keramik, gerabah dan prasasti.
Berkunjung ke kota tua Jakarta Kota yang berdekatan
dengan stasiun kereta api Beos juga Museum Fatahillah, seperti bernostalgia
tentang sejarah Jakarta. Pengunjung biasanya berkumpul di Museum Fatahillah
atau Museum Sejarah Jakarta sebuah ikon bagi warga Jakarta bila ingin menikmati
Jakarta tempo dulu. Sensasi Kota tua menjadi salah satu daya tarik pengunjung
untuk melakukan aktivitas bersama keluarga.
Museum Sejarah Jakarta
Arsitektur bangunannya bergaya Neoklasik dengan tiga lantai dengan cat
putih, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap
utama memiliki penunjuk arah mata angin. Halaman museum banyak pengunjung yang
menikmati pagi maupun senja dengan keluarga. Banyak pedagang makanan yang
memenuhi areal pinggir di halaman museum, ada penjaja es minuman, makanan. Para
pedagang ini membantu pengunjung yang kehausan atau lapar. Akan tetapi tidak
diimbangi dengan kebersihan. Pengunjung maupun pedagang meninggalkan bekas
bungkus makanan atau minuman di areal lingkungan kota tua. Keelokkan kota tua
menjadi tidak sedap dipandang jika terus menerus rasa peduli lingkungan tidak
ditanamkan.
Di kota tua ini kita
dapat menemukan makanan khas Jakarta ‘kerak telor’. Selain itu ada penjual jasa
tikar yang sudah dibentangkan di pelataran. Uniknya tikar yang dibentangkan
adalah hasil dari menganyam limbah dari plastik bungkus deterjen dan permen.
Benar-benar pemanfaatan limbah yang luar biasa. Selain itu mengajarkan
masyarakat untuk berkreasi dengan bahan daur ulang.
Ketika kita menikmati
keindahan senja di kota tua kadang diusik oleh pengamen yang menganggu kenikmatan
pengunjung. Kadang wilayah kota tua mengadakan acara yang diperuntukan bagi
pengunjung. Pengunjung memanfaatkan suasan kota tua dengan berfoto atau
melakukan aktivitas fisik, seperti bermain sepeda ataupun bermain papan
seluncur. Beberapa pengunjung memanfaatkan eksotis kota tua dengan kegiatan
fotografi. (http://www.bundaseni.blogspot.com.
Diunduh 28 Mei 2019).
Berdasarkan kedua teks
tersebut, peserta didikdapat mengidentifikasi muatan lingkungan hidup yang terdapat
dalam teks. Tujuan dari identifikasi ini peserta didikd apat mengetahui tentang
pemeliharan dan ikut menjaga lingkungan ditempat wisata yang dikunjungi.
Tabel 9 Contoh Identifikasi dengan muatan Lingkungan
Hidup dalam Teks Deskripsi
Teks
|
Objek yang tergambar
|
Identifikasi objek
|
Wawasan Lingkungan Hidup
|
Teks ke-1
|
Wisata
pemandian air panas Ciater
|
Lokasi
wisata pemandian air panas
|
Air
yang mengalir benar-benar dimanfaatkan dengan bijak oleh warga sekitar.
Sayangnya
banyak sampah berserakan di sekitar kolam dan jalan. Padahal pengelola
kawasan wisata sudah menempatkan tempat sampah di sekitar objek wisata.
|
Teks ke-2
|
Musium Fatahillah kota tua
|
Wilayah Musium Fatahillah memiliki luas 1,3 kilometer persegi
melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
|
Gedung yang kini
menjadi museum sangat memperhatikan penggunaan ruang dengan pemanfaatan sinar
matahari.
Uniknya tikar yang dibentangkan adalah
hasil dari menganyam limbah dari plastik bungkus deterjen dan permen.
Benar-benar pemanfaatan limbah yang luar biasa. Selain itu mengajarkan
masyarakat untuk berkreasi dengan bahan daur ulang.
Para pedagang ini
membantu pengunjung yang kehausan atau lapar. Akan tetapi tidak diimbangi
dengan kebersihan. Pengunjung maupun pedagang meninggalkan bekas bungkus
makanan atau minuman di areal lingkungan kota tua. Keelokkan kota tua menjadi
tidak sedap dipandang jika terus menerus rasa peduli lingkungan tidak
ditanamkan.
|
Teks karya peserta didikdapat
juga menjadi bahan pembelajaran. Hasil pembahasan teks tersebut disikusikan dan
lakukan identifikasi mengenai lingkungan. Peserta didikdapat menuliskan
pengalamannya mengunjungi tempat wisata dan menjelaskan dengan terperinci apa
yang dirasakan dan dilihat tentang keadaan lingkungan dan alam sekitanya.
F.
Implementasi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada Teks Deskripsi dengan Muatan Lingkungan Hidup
Model
pembelajaran yang dibahas adalah model pembelajaran penemuan (discovery Learning) pada materi teks
deskripsi dengan muatan lingkungan hidup sesuai dengan Kompetensi Dasar yang
terjabar dalam kurikulum. Guru harus memahami Kompetensi Dasar dan mampu
membuat Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Indikator yang dibuat guru
menjadi ciri ketercapaian pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi daerah,
budaya, dan kearifan lokal yang tersedia.
Model
pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan teks yang menjadi sumber belajar
dan dijabarkan sesuai dengan sintak pembelajaran. Pengembangan bahan ajar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi juga memengaruhi pembelajaran Bahasa
Indonesia. Banyak istilah baru dan padanan baru. Pembelajaran
bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk
menuju pemahaman tersebut. Model pembelajaran yang dicontohkan dengan
materi teks deskripsi tempat wisata adalah model pembelajaran penemuan (discovery learning).
Lampiran III Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 58 tahun 2014 tentang Kurkulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Bab IV tentang desain
pembelajaran poin /a/ pada Rancangan Pembelajaran disebutkan
bahwa pada implementasi Kurikulum 2013 sangat disarankan menggunakan
model-model pembelajaran menemukan (inquiry
based learning), model pembelajaran Penyingkapan (discovery learning), model
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning), dan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learnin)g. Teks
deskripsi pada pembahasan ini sebagai
contoh menggunakan model pembelajaran
penyingkapan (discovery learning).
Kegiatan
pembelajaran materi teks deskripsi ini
dengan model pembelajaran Penemuan (discovery
learning) dicontohkan untuk satu pertemuan dan dapat dikembangkan
dalam beberapa pertemuan sesuai dengan alokasi waktu yang telah disusun. Guru
diharapkan dapat mengembangkan dengan model pembelajaran yang lain.
Berikut ini adalah contoh
pengembangan model pembelajaran penemuan (discovery
learning) pada teks deskripsi berwawasan lingkungan hidup. Guru dapat menggunakan model
pembelajaran lainnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kearifan
lokal daerah sekitar tempat mengajar.
Menggali potensi lokal daerah mendekatkan peserta didikpada tatanan daerahnya.
Contoh Model Pembelajaran Penemuan (discovery learning) Materi Teks
Deskripsi
Dengan Muatan Lingkungan Hidup
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Identifikasi Teks Deskripsi (tempat wisata) dengan muatan lingkungan
hidup
Alokasi Waktu : 4 pertemuan (8 x 40 menit)
A. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi
informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
4.1 Menentukan isi teks
deskripsi objek (tempat wisata,
tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1
Menentukan ciri umum teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup dari segi isi dan
tujuan komunikasi pada teks yang dibaca/didengar.
3.1.2 Mengidentifikasi ciri teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup dari aspek kebahasaan
pada teks yang dibaca/didengar.
3.1.3 Menentukan jenis teks
deskripsi tempat wisata dengan
muatan lingkungan hidup pada teks yang dibaca/didengar.
4.1.2
Mengidentifikasikan teks yang termasuk dalam teks deskripsi dengan
muatan lingkungan hidup.
4.1.2 Memperbaiki pilihan kata dan istilah yang tidak sesuai dalam teks deskripsi.
4.1.3 Merancang teks deskripsi dengan muatan lingkungan hidup sesuai
dengan struktur.
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan dan diskusi
kelompok terhadap teks deskripsi dengan muatan lingkungan hidup peserta didik dapat
:
1.
Menentukan ciri umum teks deskripsi tempat wisata dengan muatan lingkungan hidup dari segi isi dan tujuan komunikasi pada teks yang dibaca/didengar dengan
tepat.
2.
Mengidentifikasi ciri teks deskripsi tempat wisata dengan muatan
lingkungan hidup dari aspek kebahasaan pada teks
yang dibaca/didengar dengan tepat.
3.
Menentukan jenis teks deskripsi
tempat wisata berwawasan lingkungan hidup pada teks yang dibaca/didengar dengan tepat.
4.
Mengidentifikasikan teks yang termasuk dalam teks deskripsi dengan
muatan lingkungan hidup dengan tepat.
5.
Memperbaiki pilihan kata dan
istilah yang tidak sesuai dalam teks
deskripsi.
D.
Materi Pembelajaran
Faktual:
- Pengertian
teks deskripsi
- Jenis
teks deskripsi
Konseptual
- Tujuan
komunikasi teks deskripsi dengan muatan lingkungan hidup
- Ciri
umum teks deskripsi
Prosedural
- Pola
pengembangan isi pada teks deskripsi dengan muatan lingkungan hidup
Metakognitif
Menganalisis isi teks
deskripsi dengan muatan lingkungan
hidup
E.
Metode
Pembelajaran
Pendekatan :
Scientific Learning
Model Pembelajaran : Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
F. Sumber Belajar
1.
Titik
Harsiati, Dkk. Buku Teks Pelajaran untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia edisi Revisi 2017
2.
Kosasih,
Engkosh dan Restuti. 2016. Mandiri Bahasa
Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII Berdasarkan Kurikulum 2013 (Edisi Revisi
2016). Jakarta: Erlangga.
3.
Tim
Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Luar Jaringan (Luring) KBBI Offline 1.5 Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
G. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran/ Sintaks Model Pembelajaran Penyingkapan (Discovery Learning)
v Kegiatan
Inti : Model Penemuan (Discovery
Learning)
|
H. Penilaian
1.
Penilaian Sikap
a.
Teknik :
Pengamatan Sikap
b.
Bentuk :
Lembar Pengamatan
c.
Instrumen
No
|
Nama Peserta didik
|
Religius
|
Jujur
|
Percaya Diri
|
skor
|
Nilai
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||||
1.
|
||||||||||||||||||
2.
|
||||||||||||||||||
3.
|
||||||||||||||||||
….
|
||||||||||||||||||
Rubrik
Rubrik
|
Skor
|
sama sekali tidak menunjukkan usaha
sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan
|
1
|
menunjukkan sudah ada
usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
|
2
|
menunjukkan ada
usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan yang cukup sering
dan mulai ajeg/konsisten
|
3
|
menunjukkan adanya
usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
|
4
|
Pedoman penilaian sikap:
Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh X 100
skor maksimal
2.
Penilaian Pengetahuan
a.
Teknik :
Tes Tertulis
b.
Bentuk :
uraian
c.
Instrumen :
Bacalah
kutipan teks berikut dan identifikasikan ciri teks deskripsi dan muatan lingkungan hidup yang terdapat dalam teks.
Lembah Baliem
(Dzikry
el Han)
Lembah Baliem terletak
di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Ketinggiannya sekitar 1600 meter di atas permukaan
laut. Masyarakat yang mendiami Lembah Baliem adalah Suku Hubula. Di Lembah
Baliem terdapat banyak perkampungan dan satu kota kecil, yaitu Kota Wamena. Di
antara Kampung yang aku kunjungi adalah Yaleskomo, Distrik Popugoba, Kabupaten
Jayawijaya, Papua. Pemandangan di sana sangat memukau. Barisan pegunungan
membentang, diselingi hutan pinus, ladang-ladang, padang rumput, dan padang
ilalang. Udaranya sangat sejuk tanpa polusi.
Yaleskomo, Negeri di
Awan Aku tiba di Yaleskomo pukul 14.00
Waktu Indonesia Timur. Untuk mencapai Yaleskomo ditempuh dengan jarak cukup
jauh dari Kota Wamena. Rute perjalanannya pun sangat unik. Kota Wamena pagi
hari berkabut tebal. Kendaraan yang
dapat digunakan menuju Yaleskomo adalah motor tujuannya ke arah selatan. Setelah keluar dari Kota
Wamena, kampung pertama yang dsinggahi adalah Sogokmo. Kondisinya lumayan maju.
Ada gedung sekolah dan tempat ibadah yang cukup baik di sana. Masyarakatnya
sangat menghargai tradisi dan budaya. Motor harus ditinggalkan di Kampung
Sogokmo, karena rute selanjutnya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jalan
menuju ke sana harus melewati jembatan gantung. Meski terlihat talinya cukup
kuat, tetapi tetap masih khawatir. Kekhawatiran terasa jikatali-tali jembatan itu
putus saat menyeberang, sedangkan di bawah sana Sungai Baliem sangat deras
mengalir.
Jembatan gantung di
Sungai Baliem, menghubungkan Kampung Sogokmo dengan Kampung Mikma, Yaleskomo,
dan Kampung-kampung lainnya. Sungai Baliem adalah yang terbesar di Lembah
Baliem. Alirannya berhulu di pegunungan sebelah barat, lalu mengalir ke
selatan. Langkah kaki pelan di jembatan gantung. Suara gemeretak muncul setiap
berpijak pada papan kayu. Ketika sampai di tengah-tengah jembatan, kita dapat berhenti
untuk mengamati sungai. Kadang terlihat lelaki di dalam perahu kecil. Mereka
sibuk menjala ikan. Lalu dari arah lain, dua perempuan mendayung perahu. Mereka
memuat hasil panen berupa umbi-umbian. Begitulah mata pencaharian masyarakat
Lembah Baliem. Sebagian dari mereka berkebun dan mencari ikan. Selanjutnya,
harus melewati jalan setapak di lereng-lereng gunung. Perjalanan menembus hutan
pinus selama dua jam. Betapa jauhnya Kampung Yaleskomo. Sepanjang jalan bunga-bunga
lantana bermekaran di sisi jalan setapak. Kupu-kupu beterbangan riang. Sementara
di dahan- dahan, kawanan burung bersiul saling bersahutan. Betapa damai alam di
sini di tanah Papua.
Perjalanan menyusuri
jalan setapak yang melingkar di
punggung-punggung bukit. Sepanjang jalan akan dijumpai ladang-ladang yang
ditanami ubi jalar. Masyarakat Lembah Baliem menyebutnya petatas atau hipere.
Bisa dikatakan, petatas adalah makanan pokok mereka. Selain petatas, masyarakat
juga menanam jagung. Berbagai jenis sayuran juga ada di ladang mereka.
Misalnya, wortel, kembang kol, dan juga kentang.
Masyarakat Lembah
Baliem berkebun secara organik. Mereka tidak pernah menggunakan pupuk kimia.
Lahan mereka sangat subur, sehingga hasil tanaman memiliki cita rasa yang
alamiah, dan sangat lezat. Di lembah
Baliem banyak terdapat pohon markisa. Rasanya sangat manis. Markisa termasuk
salah satu yang khas dari Lembah Baliem. Ladang penduduk dengan tanaman umbi-umbian
dan jagung.
Setelah menempuh
perjalanan yang cukup panjang . Di sebuah lereng agak landai, kita dapat
melihat gundukan-gundukan berwarna cokelat. Itulah rumah-rumah penduduk Yaleskomokah yang
disebut honai. Sekeliling hutan pinus honai menjadi objek
yang sangat indah. Udara pegunungan yang masih asri dan lingkungan sekitar yang
selalu dijaga oleh penduduk.
Honai adalah arsitektur khas dari Lembah
Baliem. Bentuknya bulat, dibuat dari papan kayu. Atapnya ilalang pilihan yang
disebut siluk. Penduduk kampung menggunakan honai sebagai rumah mereka. Honai
adalah rumah tinggal bagi laki-laki. Sementara perempuan memiliki rumah tinggal
tersendiri yang disebut ebeai. Begitulah tradisi masyarakat Lembah Baliem. di
Kampung Yaleskomo. Laki-laki tidak
tinggal satu honai dengan perempuan, meskipun mereka suami istri. Akan tetapi,
honai dan ebeai berada di satu lingkungan, yakni berdekatan. Apabila ada
keperluan, laki-laki bisa langsung datang kepada istrinya yang tinggal di
ebeai. Mengenai pengasuhan anak, perempuanlah yang bertanggung jawab penuh.
Selain itu, perempuan juga memiliki tanggung jawab memelihara ternak. Biasanya
hewan ternak masyarakat Lembah Baliem adalah babi. Nilai babi sangat tinggi di
dalam kehidupan mereka. Babi digunakan untuk membayar mas kawin. Dagingnya
dimasak sebagai makanan istimewa pada pesta adat. Babi juga digunakan untuk
membayar denda bila seseorang melanggar aturan adat. (Badan Bahasa Kemdikbud
buku GLN).
d.
Contoh
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Kriteria
|
Keterangan/
Skor
|
Judul
1)
Mengungkapkan objek khusus
2)
Bukan berupa kalimat
3)
Menggunakan huruf besar di awal kata kecuali
partikel
4)
Tidak menggunakan tanda titik
|
4
= jika ada 4 unsur
3
= jika ada 3 unsur
2
= jika ada 2 unsur
1
= jikaada 1 unsur
|
Identifikasi
1)
Terdapat pengenalan objek yang dideskripsikan
2)
Terdapat informasi umum tentang objek
3)
Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat
4)
Tidak terdapat kesalahan tanda baca
|
4
= jika ada 4 unsur
3
= jika ada 3 unsur
2
= jika ada 2 unsur
1
=jika ada 1 unsur
|
Deskripsi
1)
Terdapat penjelasan terperinci mengenai objek
2)
Terdapat beberapa bagian dari objek
3)
Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat
4)
Pilihan kata kreatif dan bervariasi
5)
Tidak terdapat kesalahan tanda baca
|
5
= jika ada 5 unsur
4
= jika ada 4 unsur
3
= jika ada 3 unsur
2
= jika ada 2 unsur
1
=jika ada 1 unsur
|
Wawasan
Lingkungan Hidup
1)
Menemukan lima kalimat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan menuliskan kalimat dengan benar.
2)
Menemukan empat kalimat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan menuliskan kalimat dengan benar.
3)
Menemukan tiga kalimat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan menuliskan kalimat dengan benar.
4)
Menemukan dua kalimat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan menuliskan kalimat dengan benar.
5)
Menemukan satu kalimat yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan menuliskan kalimat dengan benar.
|
5
= jika menuliskan 5 kalimat
4
= jika jika menuliskan 4 kalimat
3
= jika jika menuliskan 3 kalimat
2
= jika jika menuliskan 2 kalimat
1
=jika jika menuliskan 1 kalimat
|
Penutup
1)
Terdapat simpulan, tanggapan terhadap objek
2)
Terdapat kesan
terhadap objek yang dideskripsikan
3)
Pilihan kata kreatif dan bervariasi
4)
Tidak terdapat kesalahan tanda baca
|
4
= jika ada 4 unsur
3
= jika ada 3 unsur
2
= jika ada 2 unsur
1
=jika ada 1 unsur
|
Penghitungan
Skor
Skor
akhir = skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal (25)
3. Penilaian Keterampilan
No.
|
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh Butir Instrumen
|
Waktu Pelaksanaan
|
Keterangan
|
1.
|
Praktik
|
Diskusi
kelompok dan/atau presentasi
|
Diskusikan/
presentasikan
materi pembelajaran tentang teks deskripsi
|
Saat
pembelajaran berlangsung
|
Penilaian
untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment
for and of learning)
|
2.
|
Praktik
|
Tugas
(keterampilan)
|
Mengumpulkan
lima buah teks deskripsi yang terdapat
di media massa cetak dan elsktronik.
|
Setelah
pembelajaran usai
|
Penilaian
untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment
for and of learning)
|
Penilaian Keterampilan – Portofolio
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mata Pelajaran : …………………………..
Kelas/Semester : …………………………..
Peminatan : …………………………..
Tahun Ajaran : 2019/2020
Judul portofolio : Mengumpulkan
contoh-contoh teks deskripsi yang terdapat di media massa cetak dan elektronik tentang tempat-tempat
wisata di Indonesia/ daerahnya.
Tujuan : Peserta didik dapat mengumpulkan
contoh-contoh teks deskripsi yang terdapat di media massa cetak dan
elsktronik.
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan
adalah kumpulan contoh-contoh teks deskripsi tentang tempat-tempat wisata di
Indonesia/ daeranya.
Uraian tugas portofolio
1. carilah di media massa
teks dskripsi tentang tepat-tempat
wisata di Indonesia/ daerah tempat tinggalmu!
2. laporan dikumpulkan seminggu
setelah tugas diberikan guru.
|
Rubrik Penilaian
Praktik Diskusi Kelompok
No
|
Nama Peserta Didik
|
Kemampuan presentasi
(1-4)
|
Kemampuan bertanya
(1-4)
|
Kemampuan menjawab
(1-4)
|
Menjaga tata tertib
berdiskusi
(1-4)
|
Jumlah skor
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
Pedoman
perskoran dan penentuan nilai:
Skor terentang antara 1 – 4, yaitu 1 =
kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = amat baik.
Rumus nilai:
Nilai =
|
Jumlah Skor
|
x 100
|
Skor Maksimum (16)
|
Rubrik Penilaian
Praktik Presentasi
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Penyampaian
presentasi dengan lugas
|
|||||
2.
|
Kemampuan
berargumentasi
|
|||||
3.
|
Kemampuan
menjawab pertanyaan
|
|||||
4.
|
Penguasaan
materi
|
|||||
Jumlah
|
||||||
Skor
Maksimum
|
16
|
Pedoman
perskoran dan penentuan nilai:
Skor terentang antara 1 – 4, yaitu 1 =
kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = amat baik.
Rumus nilai:
Nilai =
|
Jumlah Skor
|
x 100
|
16
|
Pembelajaran Remedial
Kegiatan
pembelajaran remedial dilakukan dengan memanfaatkan tutor sebaya melalui
belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait materi
pembelajaran yang belum tuntas, yaitu sebagai berikut.
a.
Identifikasi
ciri dari teks deskripsi
b.
Ciri
kebahasaan dalam teks deskripsi
Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan
hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pembelajaran pengayaan dengan cara meringkas buku-buku
referensi, artikel di majalah atau surat kabar, dan internet tentang materi
pembelajaran sebagai berikut.
a.
Teks
deskripsi juga terdapat di dalam teks narasi.
b.
Penulisan
teks deskripsi
c.
Struktur
teks deskripsi.
Glosarium
Afektif:
berkenaan dengan perasaan.
Akhlak:
budi pekerti; kelakuan.
Alternatif
: pilihan di antara dua atau beberapa
kemungkinan.
Basis:
asas; dasar.
Deskripsi:
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci;uraian.
Dimensi:
ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya); matra.
Efisien:
tepat atau sesuai untuk
mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya).
Ejaan:
ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya); matra.
Evaluasi:
penilaian.
Faktual:
berdasarkan kenyataan;
mengandung kebenaran.
Fasilitator: orang
yang menyediakan fasilitas; penyedia.
Fenomena: hal-hal yang dapat disaksikan dengan
pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena
alam); gejala.
Gudeg:
masakan yang dibuat dari buah nangka muda diberi bumbu
bersantan (masakan khas Yogyakarta).
Identifikasi: tanda kenal diri; bukti diri.
Implementasi:
pelaksanaan;
penerapan.
Indikator:
sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) pe-tunjuk atau
keterangan.
Inovatif
: bersifat memperkenalkan sesuatu
yang baru; bersifat pembaruan.
Kompetensi:
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).
Kontribusi:
uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya).
Kreatif:
memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan.
Kognitif:
berhubungan dengan atau melibatkan
kognisi.
Konsep:
ide atau pengertian yang
diabstrakkan dari peristiwa konkret.
Kurikulum:
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Laguna:
danau asin dekat pantai yang dahulu merupakan bagian laut
(yang dangkal), yang karena peristiwa geografi terpisah dari laut.
Lingkungan:
tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dan sebagainya).
Logis:
sesuai dengan logika; benar
menurut penalaran; masuk akal.
Media:
alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster, dan spanduk.
Mental:
bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan
bersifat badan atau tenaga.
Model:
pola (contoh, acuan, ragam, dan
sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Objek:
hal, perkara, atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan.
Objektif:
mengenai keadaan yang sebenarnya
tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Observasi:
peninjauan secara cermat.
Parsial:
berhubungan atau merupakan bagian dari keseluruhan.
Presentasi:
penyajian atau pertunjukan.
Psikomotor:
berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses
mental dan psikologi.
Religi:
kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan
adanya kekuatan adikodrati di atas manusia; kepercayaan (animisme, dinamisme);
agama.
Saintifik: pengetahuan
sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba yang
mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang
diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.
Sintaks:
langkah-langkah kegiatan.
Sosial:
berkenaan dengan masyarakat.
Spiritual:
berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Teknologi:
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teks: naskah
yang berupa a kata-kata asli dari pengarang.
Verbalisme:
ajaran (pandangan) dalam dunia pendidikan (pengajaran) yang mendidik
anak untuk banyak menghafal.
Wawasan:
hasil mewawas; tinjauan; pandangan.
Daftar
Pustaka
Al-Tabany, Trianto Ibnu
Badar. 2014. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group
Bernie Trilling and Charles Fadel. 2009. 21st century skill: learning for life in our
times. Penerbit : San Francisco: Jossey-Bass
Budiningsih, C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dumiyati
dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Kosasi,
E Dkk. 2017. Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Han,
Dzikry el. Cerita dari Lembah Baliem (buku GLS). Jakarta. Badan Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa
Mahsun.
2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Permendikbud No. 37 Tahun
2018
Permendikbud No. 103 Tahun
2014
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015
Rahayu,
Agustina Dwi. 2018. Jejak Rasa dari
Yogjakarta. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Oon-Seng Tan. 2009. Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Kreativitas. Singapura : Cengage Learning Asia Pte Ltd
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005.
Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukardi, Edy. 2012. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Uhamka Press.
Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran
Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2015. Bahasa Indonesia Wahana pengetahuan untuk
SMP/MTs kelas VII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Prinsip-Prinsip
Semantik dan Prakmatik. Bandung:
Yrama Widya.
Trianto.
2009. Mendesign Model Pembelajaran Inovativ Progresif. Jakarta : Kencana.
______.
2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Biodata Penulis
Nama : Seni asiati, M.Pd
Telepon: 081399119669
Email
: seniasiati@gmail.com
Alamat
Kantor : Jln. Karang Kendal Rt 01/08 No.109 Rorotan Cilincing Jakarta Utara
Bidang
Keahlian : Penulis
Riwayat
pekerjaan/profesi (10 Tahun Terakhir):
1.
1990 – 2015 : Guru Bahasa Indonesia SMA Yappenda Jakarta Utara.
2.
1995 – 1998 : Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 120 Jakarta Utara.
3.
1998- 2018 : Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 266 Jakarta Utara.
4.
2010 – 2015: Dosen Bahasa Indonesia Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
5. 2015
– 2018 : Dosen Bahasa Indonesia STIKES Mitra Keluarga Bekasi Timur
6.
2018 - Sekarang : Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 231 Jakarta Utara.
5.
2010- 2017 : Editor Buku Teks Pelajaran Puskurbuk Kemdikbud
6.
2017-2018 : Penilai Buku Teks Puskurbuk Kemdikbud
Riwayat
Pendidikan
S1 :
Fakultas Bahasa dan Seni IKIP Muhamamdiyah Jakarta
S2 :
Pendidikan Pascasarja Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Judul
Buku dan Tahun Terbit (10 tahun terakhir):
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2015)
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks (2016)
Literasi untuk Semua (2018)
Novel NaRa (2017)
Novel Rumah (2018)
Antologi Cerpen (2018)
Judul
Penelitian dan Tahun Terbit (10 tahun terakhir):
Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi dengan Model Pembelajaran Example nonexample pada peserta
didikkelas VII (2016)
Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pocetok (2017)
Peningkatan
Keterampilan Membacakan Berita dengan Camtasia Studio (2017)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan