Friday, September 30, 2016

SKENARIO FILM REMAJA


Alhamdulillah akhirnya selesai juga skenario film remaja. Awalnya minta pertolongan anandaku Natasha Anissa yang biasa membuat skrip film, maklumlah lulusan Komunikasi yang biasa bekerja di belakang kamera. Aku sendiri belum pernah menulis skenario, kali ini terpaksa dan dipaksa menulis untuk ikutan dalam ajang Teacher Supercamp 2016. Keinginan sih bisa menulis skenario yang benar dan bisa pergi ek BALI. AAmin.



                                       
 KENARIO FILM PENDEK REMAJA
Diajukan untuk
Anti-Corruption Teacher Supercamp 2016
Guru Menulis Antikorupsi”
Ditulis oleh
Dra. Hj. Seni Asiati,M.Pd
Guru SMP Negeri 266 Jakarta
Jalan Cilincing Bhakti VI/29 Jakarta Utara
Telepon 021-4402745
September 2016






Skenario Film Pendek
Diajukan untuk
Teacher Supercamp

Ketika Harus Jujur

Karya  Dra. Seni Asiati, M.Pd
Guru SMP Negeri 266 Jakarta Utara


SINOPSIS
Film berdurasi 30 menit ini menceritakan tentang seorang siswa SMP yang duduk kelas IX SMP swasta Harapan Nara di Jakarta. Siswa bernama Ilham memiliki tiga orang sahabat yang bernama Bagas, Meiza dan Siaga yang juga satu kelas dengannya. Di usianya yang masih terbilang belia Ilham tergiur dengan kecurangan-kecurangan yang ia lakukan demi mendapatkan keuntungan. Mulai dari membohongi orang tuanya tentang harga bukumemanipulasi nilai yang diberikan guru, hingga membohongi teman-temannya demi mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.
Di usianya yang remaja Ilham sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya, walau hanya sebatas mencari perhatian. Anita gadis teman sekolah Ilham. Berbagai cara dilakukan Ilham untuk mencari perhatian Anita. Ilham sering mentraktir Anita dan sahabatnya makan di kantin. Awalnya Anita tidak curiga pada Ilham yang selalu memiliki uang untuk mentraktirnya. Sikap Ilham ini lama kelamaan membuat Anita  mencurigai ilham. Apalagi teman-teman di sekolah membicarakan Ilham yang selalu mencari keuntungan.
Perlahan kecurangan ilham diketahui Anita. Tindakan Ilham yang mencari uang dari hasil menaikkan harga barang demi keuntungan sendiri sudah melewati batas anak usia sekolah. Anita mengajak sahabat-sahabat  Ilham untuk membuka kebohongan Ilham.  Apalagi telah ada korban dari ketidakjujuran Ilham, yaitu Mia. Sebagai teman Anita tak ingin Ilham makin jauh terperosok ke dalam lubang KORUPSI. Usia muda perlu ditanamkan intergritas yang terpuji. Ilham yang berusaha membuat temannya belajar seperti dia untuk mencari keuntungan dengan tidak jujur. ternyata tak bisa memainkan peran sekehendak hatinya. Pertaruhan antara pesahabatan dan kejujuran merupakan tantangan bagi Ilham.
Karakter 1 (tokoh utama)
Ilham Syahroni : pelajar kelas IX  wajah tampan dengan kulit putih dan alis tebal. Ramah dan suka menolong tentu saja dengan pamrih. Anak seorang karyawan. Ibunya seorang ibu rumah tangga.
Tempat:  SMP swasta bernama Harapan Nara yang terletak di Jakarta. Harapan Nara adalah  sekolah dengan kualitas terbaik walaupun sekolah swasta. Beberapa siswanya menjurai berbagai lomba.
Kepribadian karakter: memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu. Merasa antusias dengan sesuatu yang baru dan berani mengambil resiko.
Tujuan karakter: karakter protagonis yang baru saja mengalami pubertas mencoba keluar dari karakter aslinya yang berkpribadian jujur menjadi membohongi orang tuanya dan memanipulasi nilai ujian, dari sikapnya itu ia mendapat hukuman dari sekolah dan kehilangan kepercayaan dari orang tuanya. Akibatnya ia pun berusaha memperbaiki kesalahannya itu.
Mengapa karakter utama melakukan itu: karena rasa penasarannya dan ingin mencari perhatian lawan jenis sehingga tak memikirkan akibatnya.
Kekuatan karakter: dipercaya orang tua dan sahabat-sahabatnya. Pintar karena termasuk sepuluh besar di kelas. Karena ingin mempertahankan reputasinya maka ia bertindak tidak jujur.
Kelemahan karakter: mengambil resiko tanpa memikirkan akibatnya dan akhirnya menyesal sendiri.
Karakter 2  (pendamping tokoh utama)
Nama: Anita Salsabila, siswi kelas 9, usia 15 tahun
Hubungan dengan karakter utama: teman Ilham sejak kelas 8. Mengenal Ilham karena sama-sama terlibat dalam organisasi di sekolah. Kepercayaannya terhadap ilham yang begitu besar harus diwarnai dengan kecurigaan yang mengarahkannya untuk mencari tahu bagaimana Ilham sesuangguhnya.
Hubungan dengan cameo: cukup dekat dengan Bagas, Meiza dan Siaga. Meminta bantuan mereka untuk mengungkap permasalahan ilham.
Kekuatan: mudah membuat Ilham percaya.
Kekurangan: tergiur dengan ajakan ilham yang selalu mentraktirnya makan.
Karakter 3 (cameo)
Nama: Bagas Santiko, Alda Meiza,  dan Siaga Pratama
Jenis kelamin dan usia: laki-laki, 16 tahun
Bagas  : perawakan tubuhnya kurus berkaca mata, kulitnya lebih gelap dari ketiga temannya, dan tinggi badannya terbilang pendek dibandingkan teman-temannya. Bagas berwatak keras tapi bijak.
Meiza  : biasa dipanggil zaza, perawakan gendut, berkulit putih, dan suka ngemil gorengan kantin. Selalu ingin tahu apa yang dilakukan temannya.
Siaga   : panggilannya Gaga. Hobinya otak atik teka teki silang. Sehingga kadang acuh dengan sekelilingnya/
Pendidikan: siswa kelas 9. Sahabat-sahabat Ilham. Berteman sejak kelas 7. satu kelas dengan Ilham. Memiliki rangking di kelas pas-pasan.
Kekuatan tokoh pembantu (cameo): setia kawan dan berani berkorban demi teman.
Kelemahan tokoh pembantu (cameo): mudah tergiur ajakan dan omongan ilham.
Tujuan karakter: membantu karakter kedua (Anita) dan karakter pertama untuk menguak kebohongan Ilham
Outline
LATAR TEMPAT
Indoor 1
Rumah: pagi hari. pukul 6.00. Ilham  sarapan pagi di meja makan sambil mengobrol dengan Mamah  dan pamitan pergi ke sekolah. Tak lupa Ilham meminta uang jajan dan uang untuk beli buku pada Mamah. Pergi ke sekolah.
Indoor 2
Di ruang kelas: pagi hari.pukul 6.30. jam pelajaran pertama belum ada guru sehingga suasana kelas gaduh. Ilham mengambil tempat duduk bersama ketiga temannya.
Outdoor 1
Di kantin: jam istirahat. Pukul 12.30  bersama Anita untuk makan siang. Bertemu pak Budi  guru IPA yang memintanya untuk meletakkan kertas ulangan ke mejanya di ruang guru.
Outdoor 2
Di lorong sekolah: jam istirahat menuju ruang guru. Ilham mengganti nilai ujian IPAnya di kertas ulangan yang dititip pak Budi. Tiba-tiba Mia datang dan mengetahui ilham sedang mengganti nilai ujiannya. Untuk bekerjasama Ilham pun ikut mengubah nilai ujian Mia. Mia mengetahui nilainya sudah diganti ikut menjaga rahasia Ilham.
Outdoor 3
Di kantin: jam istirahat. Bertemu kembali dengan Anita untuk makan di kantin. Anita belum mencurigai darimana asal duit Ilham yang mentraktirnya makan hari itu.
Indoor 3:
Diruang kelas: jam pelajaran terakhir pak Budi mengakhiri pelajaran dengan menyebutkan nama siswa yang mendapatkan remedial ujian IPA. Bagas, Meiza dan Siaga mendapat remedial sedangkan ilham tidak. Merekapun mulai mencurigai darimana nilai ilham berasal. Karena mereka tahu Ilham tak mengerjakan beberapa soal.
Outdoor 4
Di halaman parkir sekolah: berkumpul bersama (Ilham, Bagas, Meiza dan Siaga), Meiza mencoba mengajak Nissa  adik kelasnya untuk pergi bersama lalu di tolak dan merekapun memutuskan untuk makan di restoran cepat saji.
Indoor 4
Restoran cepat saji: Ilham memesan makanan untuk teman-temannya. Kasir memberitahu kalau ada diskon khusus pelajar sebesar 50%. Ilham memanfaatkan diskon untuk mengelabui temannya sehingga dia bisa mendapatkan sisa uangnya. Teman-temannya tidak mencurigai sikapnya itu karena tidak mengetahui info diskon pelajar tersebut.
Outdoor 5
Luar ruang kelas sambil memandangi isi sms yang berisi ancaman dari Mia yang akan melaporkan Ilham jika dia tidak mengakui kesalahannya.
Outdoor  5
Di sungai dekat rumah Ilham sambil membagi dua kelompok untuk lomba membersihkan sungai.
Outdoor 6
Di tepi jalan dekat pinggiran sungai Bagas menerima telpon dari Anita yang meminta bantuan Bagas untuk membantunya menguak rahasia Ilham yang mengubah nilai ujian IPA. Bagas juga menemukan struk makan mereka di restoran siap saji yang terbukti ada diskon pelajar tapi Ilham tidak jujur.
Indoor 6
Di dalam ruang tamu rumah Ilham. Ilham ditanya oleh keempat sahabatnya tentang kesalahannya dan membujuknya untuk mengakui kesalahannya di sekolah besok. Tanpa sepengetahuan mereka mamah ilham mendengar pembicaraan mereka secara diam-diam .
Indoor 7
Di ruang keluarga rumah Ilham. Mamah menceritakan semuanya yang mendengar obrolan Ilham dan kawan-kawan dan mamah mengetahui kebohongan Ilham soal harga buku. Karena tak sengaja Bayu  adik kelas Ilham sekaligus tetangga yang mengantarkan kue ke rumah. Mamah tidak marah karena mengerti kondisi anak laki-lakinya. Mamah pun ikut memberi nasihat pada Ilham agar dapat menyelesaikan masalahnya besok. Tanpa sepengetahuan mereka papah sudah berdiri di depan pintu dan mendengar obrolan mereka dengan tatapan tak percaya dan kecewa dengan sikap Ilham.
Outdoor 7
Di halaman sekolah Ilham dan teman-temannya juga ada Anita dan Mia. Mereka memberi dukungan untuk Ilham dan Mia untuk melewati masalahnya nanti di dalam ruang BP.
Indoor 8
Didalam ruang BP. Ada tiga guru yang sudah ada di dalam ruang BP yaitu wali kelas, guru BP,  dan pak Budi. Bagas, Siaga, dan Meiza serta Anita berusaha membujuk para guru supaya tidak menghukum  Ilham dan Mia.

SKENARIO FILM
KETIKA HARUS JUJUR
Karya Seni Asiati

Durasi: 30 menit
Segmentasi penonton: 13+
-
FADE IN

Int. di dalam rumah - pagi hari
Cast: Ilham dan Mamah

Pagi hari yang sejuk, suasana rumah yang sepi karena hanya Ilham dan mamahnya yang sudah terbangun. Papah ilham masih tidur karena baru pulang tadi subuh dari luar kota. Ilham yang hendak berangkat sekolah sudah lengkap dengan seragam dan topi sekolah yang dikenakan terbalik.  Berdiri di depan sebuah rak sepatu yang dipenuhi berbagai bentuk sepatu mulai dari sepatu olahraga sampai sepatu perempuan berhak tinggi. Ilham Menarik satu buah sepatu berwarna hitam dengan tali sepatu putih dan kaos kaki putih.
Mamah Ilham berjalan menghampiri sambil membawa sebuah tempat makan, lalu memasukkan ke dalam tas sekolah Ilham bekal sarapan yang tak sempat dimakan Ilham. Ilham meminta uang jajan dan meminta uang untuk membeli buku,  namun dengan harga yang  sudah dilebihkan dari harga yang ditetapkan sekolah.

ILHAM
“Mah, aku berangkat sekolah dulu”
(sambil memasang tali sepatunya)
MAMAH
Sarapannya kok gak dimakan?"
(sambil memasukkan kotak makan  ke dalam tas yang tergeletak di sofa ruang tamu untuk dibawa ke sekolah)
ILHAM
"Oia mah, aku disuruh beli buku nih hanya aku yang belum bayar Mah, malu  harga 1 buku 50 ribu, kalo gak salah ada 5 buku deh"
(berdiri menghadap mamah sambil menadahkan tangan)
MAMAH
"oh gitu, ya sudah nih 250 ribu nanti kembalinya kembalikan ke mamah yah"
(sambil menyerahkan tiga lembar uang seratus ribuan)
CUT TO
EXT. halaman depan rumah - pagi
CAST: ILHAM & MAMAH
Ilham memakai jaket.  Mengeluarkan sepedanya dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
ILHAM
“Makasih Mah, aku berangkat dulu"
(sambil cium tangan dan pergi dengan sepedanya)
MAMAH
"Hati-hati Nak"
(sambil berteriak memandangi anaknya yang pergi lalu masuk ke dalam rumah)
Mamah masuk rumah lalu menutup pintu.
CUT TO

EXT. halaman sekolah. PAGI HARI jam pelajaran pertama
SMP Swasta HARAPAN NARA Jakarta. Bangunan bertingkat 3 dengan halaman parkir yang tidak begitu luas namun memiliki taman luas yang dipenuhi pepohonan yang rindang untuk menyejukkan halaman sekolah.
CUT TO
INT. Di dalam kelas - pagi hari
Suasana kelas yang sudah mulai ramai. Dibangku paling depan terdapat siswi berkumpul secara bergerombol sambil menggosipkan sesuatu sambil terkadang tertawa. Di pojok kelas ada siswa yang sedang tidur di atas tas punggungnya yang diletakkan di atas meja. Bel berbunyi namun seisi kelas menghiraukannya dan masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tiga orang siswa di tengah kelas sedang asik mengobrol yaitu Siaga, Bagas dan Meiza. Melihat Ilham memasuki kelas Siaga pun memanggil.

SIAGA
"Woi Am, sini duduk bareng, kita lagi ngomongin adik kelas yang cantik itu si  Nissa
(sambil memberikan tempat duduk di sebelahnya)
ILHAM
"Ah gak deh, gue udah mau deket nih sama Anita kan, buat gue dia yang paling cantik hahaha"
(sambil meletakkan tasnya dan ikut ngobrol dengan yang lain)
MEIZA
"Kali ini beda bro, kita taruhan siapa yang bisa ngajak jalan Nissa sekali aja nanti dapat seratus ribu, nih baru dapat dari Omku"
(sambil menunjukkan uang seratus ribuan)
ILHAM
"Wah boleh juga tuh, tapi kalo sampai ketahuan jalan sama Nissa bisa-bisa si Anita gak mau lagi gue ajak, kalian aja deh"
(masih teguh dengan pendiriannya dan berusaha tidak tergoda)
BAGAS
"Ah gak seru lu Am, hari gini dapetin duit seratus ribu susah tahu"
(dengan ekspresi wajah meyakinkan)
ILHAM
"Hahaha buat gue mah gampang dong, liat nih"
(sambil menunjukkan uang yang diberikan ibunya dan mengibas-ibaskan ke hadapan ketiga temannya  yang bengong)
SIAGA
"Wah gila, banyak duit lu Am, nyolong darimana lu?"
(Dengan ekspresi wajah takjub dan mencium duit ilham untuk membuktikan bahwa duit itu asli)
ILHAM
"Hahaha enak aja lu, ini duit buat beli buku tahu, sengaja gue minta lebih biar sisanya buat gue, kan beli buku kudu pake ongkos bro" (sambil mengambil duit yang dipegang Siaga dan memasukkannya kembali ke dalam dompet)
BAGAS
"Wah gila lu bukukan harganya cuma tiga puluh ribu, buku yang disuruh juga cuma tiga, ngambil untung banyak lu hahaha, parah sama ortu aja masih korupsi"
(dengan ekspresi bingung dengan tingkah Ilham yang tega membohongi orangtua)
ILHAM
"Hahaha ya lumayan lah dua ratus sepuluh ribu buat nonton sama Anita, makanya itu taruhan buat kalian aja deh yang susah dapat duit"
(dengan ekspresi wajah bangga)
MEIZA
"Boleh juga taktik lu bro, gue coba ah entar hahaha"
(sambil menunjukkan jempolnya mendapat inspirasi untuk mencari uang tambahan)

CUT TO
*ibu guru datang seisi kelas mulai gaduh untuk kembali ke tempat duduk masing-masing*
CUT TO
EXT. Kantin sekolah. Siang. jam istirahat

Suasana kantin yang sudah di penuhi para murid. Beberapa bangku kantin dipenuhi murid yang memakai baju olahraga karena baru saja selesai jam pelajaran olahraga. Beberapa warung makan yang dipenuhi murid-murid untuk memesan makanan dan beberapa bangku dipenuhi pegawai sekolah yang ikut makan.
Ilham dengan Anita berdiri memperhatikan menu yang terpampang di papan atas kantin.

ILHAM
"Kamu mau makan apa Nit?"
(Sambil melihat menu yang ada di kantin)
ANITA
"Aku mau nasi goreng special yah, minumnya teh manis, aku duduk disana yah Am
(sambil menunjuk bangku yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri)
ILHAM
"Oke aku pesan dulu yah"
(sambil mengangguk dan memberi isyarat untuk menyuruh Anita duduk)

CUT TO
Anita berjalan menuju tempat duduk yang hanya diduduki oleh tiga orang siswa yang memakai baju olahraga,  Anita mulai memainkan game di telepon selularnya. Ketika ingin memesan makanan pak Budi guru IPA mendatangi Ilham.

PAK BUDI
"Ilham! Tolong bawakan kertas-kertas ulangan ini ke meja saya di ruang guru yah, ada di dekat loker  paling kiri mejanya"
(sambil menyerahkan setumpuk kertas ulangan)

ILHAM
"Tapi pak, saya mau makan dulu, lapar nih lagian saya ditunggu teman yang juga kelaperan tuh"
(sambil menunjukkan ekspresi kelaparan dan menunjuk Anita yang masih sibuk dengan telepon selularnya)

PAK BUDI
"Ah sudah nanti saja makannya, bapak juga lapar nih ribet kalo bawa kertas sebanyak itu, cepat nanti keburu tambah ngantri nih katanya kamu lapar"
(sambil menyuruh Ilham pergi, Ilham menengok Anita ke bangkunya)

CUT TO
Ilham berjalan dan memberi isyarat kepada Anita yang melihatnya saat itu untuk pamitan pergi sambil menunjukkan tumpukkan kertas dan menunjuk pak Budi yang sedang memesan makanan.

CUT TO
INT. Koridor sekolah. Siang.  jam istirahat

Koridor sekolah yang ramai oleh lalu lalang siswa-siswi yang hendak ke kantin atau yang baru saja pulang dari kantin. Beberapa siswi berhijab berjalan menuju mushola yang tidak terlalu ramai, beberapa siswi lainnya baru saja selesai menunaikan solat dhuha.
Ilham berjalan sambil melihat-lihat tumpukan kertas yang diberikan pak Budi menyusuri koridor sekolah menuju ruang guru.

ILHAM
"Loh ini kan lembar ulangan IPA kemaren, nilai gue berapa yah?”
(Sambil mencari-cari namanya di beberapa kertas yang langsung ia temukan di kertas yang paling bawah)
Hah nilai gue 5? Perasaan gue yang gue isi benar  deh, ah gue ubah aja kali yah bisa jatuh reputasi gue kalo dapat segitu nih" (sambil mengeluarkan sebuah pulpen dari kantong baju yang selalu dibawanya dan memberi tambahan angka 8 di depan angka 5 dan memberi tanda koma sehingga menjadi 8,5)

MIA
"Ilham! Lu ngapain? Nyoret-nyoret kertas nilai?"
(Seorang siswi muncul tiba-tiba dari belakang Ilham yang memergoki Ilham sedang berbuat curang dengan kertas nilai yang dipegangnya)

ILHAM
"Ah lu ngagetin aja, eh awas lo jangan aduin ke pak Budi yah, nih gue gantiin juga nilai lu, lu anak kelas B kan?" (Sambil berusaha mencari nama siswi tersebut dan setelah menemukannya Ilham langsung mengganti nilai Mia yang awalnya angka 5 menjadi 7,5)

MIA
"Korupsi nilai lu Am itu namanya"
(dengan ekspresi terkejut dan mengecilkan suaranya agar tidak ada yang mendengar, Mia senang juga melihat nilainya berubah)
ILHAM
"Yah gak apa-apa, sekali-kali bolelah habis ulangannya kan susah banget kemarin, lu juga udah gue ubah nih nilainya jadi jangan ngadu ke siapa-siapa lu ya!"
(Dengan ekspresi mengancam dan ikut mengecilkan suaranya agar tidak ada yang mendengar)
MIA
"Iya juga sih, apalagi tuh IPA pelajaran ujian nasional, oke deal deh, udah diganti kan?"
(dengan wajah meyakinkan dan mengintip nilainya untuk memastikan sudah diubah atau belum, setelah memastikan nilai sudah diganti Mia berjalan meninggalkan Ilham sendirian mematung ditempatnya berdiri tadi)
ILHAM
"Sial ketahuan deh gue, mudah-mudahan tuh cewe gak ngaduin gue, kalo dia ngadu, gue aduin balik dah" (sambil berbicara pada diri sendiri dan melanjutkan jalan menuju ruang guru sambil memastikan tidak ada yg melihatnya lagi kecuali Mia)

CUT TO
Int. ruang guru.siang hari. Jam istirahat
Ruang guru yang ramai oleh beberapa guru yang memutuskan untuk makan di ruangannya. Beberapa guru melihat Ilham memasuki ruangan dan meletakkan kertas ulangan di meja pak Budi. Tanpa mencurigai Ilham mereka membiarkannya keluar dari ruang guru. Ilham berjalan kembali menuju ke kantin yang sudah terlihat ramai daripada sebelumnya. Ilham langsung memesan makanan dan membawanya ke meja tempat Anita duduk. 

CUT TO
EXT. kantin. jam istirahat
Meja makan yang sudah mulai di penuhi siswa hingga Ilham dan Anita harus duduk lebih sempit lagi. Melihat Ilham datang Anita langsung meletakkan telepon selularnya dan tersenyum ke arah Ilham.

ANITA
"Kamu disuruh apa tadi sama pak Budi ?"
(sambil menerima piring makanan yang dibawa Ilham dan diletakkan di atas meja)

ILHAM
"Tadi disuruh taruhkertas apaan tau tuh di meja pak Budi"
(sambil menyendok nasi ke dalam mulutnya)

ANITA
"Oh gitu, ngomong-ngomong kamu dapat arisan yah ini sampai traktir aku? Biasanya kan kita beli makan sendiri-sendiri minumnya baru kamu yang bayarin hehehe"
(dengan wajah curiga dan sedikit meledek ilham yang sedang mengunyah nasi)

ILHAM
"Heheh aku baru dapet rejeki aja makanya bisa traktir kamu"
(menjawab setelah menyelesaikan kunyahannya)

ANITA
"Sering-sering yah dapet rejekinya hehehe"
(sambil memasukkan kerupuk ke mulutnya)

ILHAM
"Insyaallah yah, doakan aja deh hehe"
(menjawab sambil meneguk air minuman teh manis)


CUT TO
Int. ruang kelas - sore hari tepat jam pelajaran terakhir
Pak Budi mengakhiri kelasnya dengan informasi remedial kepada siswa. Siswa yang mendengar informasi tersebut langsung diam seribu bahasa seolah berdoa agar nama mereka tidak termasuk yang remedial.


PAK BUDI
"Nama yang saya sebutkan tidak usah ikut remedial IPA , yang tidak saya sebutkan berarti yang remedial"
(sambil membolak-balikkan kertas di meja)

PAK BUDI
"Ilham, Suga, Ojin, Reza,Prita, Sebah, dan Ayu. Sisanya remedial besok"
(sambil memperhatikan kertas ditangannya dengan wajah serius menyebutkan nama siswa yang ikut remedial dan disambut sorakan dari isi kelas)

BAGAS
"Bro kok bisa sih lu ga remedial? Setau gue kemarin lu gak selesai tuh sepuluh soal, kan gue lihat belum lo hitamkan tuh lembar jawaban"
(dengan wajah tidak percaya)

ILHAM
"Rejeki anak soleh bro, Tuhan sayang sama gue hahaha"
(dengan wajah bangga dengan senyum lebar)

BAGAS
 "Woh anak soleh apaan lu, solat jumat aja datang pas-pasan waktunya"
(dengan wajah meledek)

CUT TO
INT.Di lorong sekolah - saat bel pulang sekolah.
Siswa mulai berhamburan keluar kelas sambil berteriak kegirangan. Beberapa siswa ada yang berwajah mengantuk karena sudah suntuk belajar seharian di sekolah. Beberapa siswa sedang bercanda dengan temannya yang lain. Beberapa siswa lainnya sibuk merapihkan meja di dalam kelas karena mendapatkan jadwal piket kelas  hari itu.

CUT TO
EXT.Di luar ruangan - di halaman parkir sepeda- sore hari
Siaga, Ilham, Bagas, dan Meiza berjalan bergerombol menuju sepeda mereka masing-masing. Langkah Meiza terhenti saat melihat Nissa berdiri sendirian tidak jauh dari parkir sepeda. Melihat Meiza berhenti yang lain pun ikut berhenti dan memperhatikan objek yang diperhatikan Meiza.

MEIZA
"Eh eh liat nih gue godain Nissa, kalo berhasil siapin uang seratus ribunya yah!"
(sambil merapihkan rambut dan bajunya)

SIAGA
"Dari tadi juga duitnya kan lu yang pegang Za gimana mau nyiapin"
(dengan wajah datar)

MEIZA
"Eh iya ya lupa hehe, oke gue siap"
(berjalan menghampiri Nissa)

MEIZA
"Hai Nis, mau pulang bareng gue? Kebetulan gue bawa sepeda  nih hehe"
(sambil terus merapihkan rambut dan menunjukkan wajah sekeren mungkin dan menunjuk sebuah sepeda yang terparkir tidak jauh dari mereka berdiri)

NISSA
"Sorry tapi gue ga biasa naik sepeda
(dengan wajah sedikit angkuh)
Terdengar suara klakson motor
Tuh dia cowok gue udah sampe, udah dulu yah"
(sambil berjalan menuju motor yang berhenti di depan sepeda Meiza)

CUT TO
Meiza berdiri diam mematung sambil melihat Nissa berjalan menghampiri seorang pria di motor keluaran terbaru  dan langsung naik mobil.

ILHAM, BAGAS, DAN SIAGA
"Hahahahahahahahaha"
(tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut berbarengan)



MEIZA
(dengan ekspresi malu tapi kesal)
"Gak usah tertawa kalian, kenapa gak bilang sih dia udah gebetan? Tajir pula!"
(dengan wajah kesal)

SIAGA
"Gue juga baru tahu dia punya gebetan Za anak SMA sebelah tuh"
(berusaha berhenti tertawa)

BAGAS
"Hahaha iya gue juga baru tahu,ya udah taruhannya berarti kita batalin yah.
(sambil menyeka air di pinggiran matanya)

MEIZA
"Iyalah batalin aja, jadi duitnya ini kita buat makan ajalah yuk!"
(sambil menunjukkan uang seratus ribuan)

ILHAM
"Setuju"
(sambil mengangguk dan diikuti oleh Bagas, Meiza, dan Siaga)

CUT TO
INT.Di dalam ruangan - restoran siap saji - sore hari
Cuaca panas yang menusuk kulit memaksakan keempat anak muda ini untuk mencari tempat ber-ac untuk menghilangkan panas di kulit. Restoran siap saji itu tidak terlalu ramai karena karena sudah lewat jam makan siang. Ilham dan kawan-kawan memasuki restoran sambil bercanda dan meledek satu sama lain.
BAGAS
“Menu yang paket ayam 6 aja yah, jangan pake nasi, tuh harganya pas 99 ribu sudah sama minum tuh”
(melihat papan menu di depan kasir tanpa meminta persetujuan temannya



ILHAM
"Sini gue yang beli, kalian cari tempat duduk yang ada colokannya yah, ponsel gue low bat nih takut Anita nge chat"
(sambil meminta duit dari Meiza dan memberikan tasnya)

MEIZA
"Woo Anita mulu luh pikirannya! Pikirin tuh UN bentar lagi tahuu"
(Menyerahkan duit seratus ribunya dan menyerahkan tas Ilham ke Siaga)
(Ilham menjawab dengan tertawa)
CUT TO
Ilham mengantri sambil melihat-lihat sekeliling restoran dan menu yang terpampang di papan atas restoran.

KASIR
"Silakan Mas, ada diskon untuk pelajar dengan kartu siswa"
(sambil menyerahkan poster yang bertuliskan promo diskon 50% untuk pelajar)
(Ilham berpikir sebentar melihat sekeliling ada atau tidaknya pemberitahuan diskon pelajar, lumayanlah gak usah bilang karena tak ada pemberitahuan diskon pelajar tandanya aman)

ILHAM
"Oke Mba,  pesan paket 1 yang ayam isi 6, sudah sama minumkan? Dan diskon 50 persen?"
(sambil menunjuk menu yang ada di papan atas kasir)

KASIR
“Iya Mas, hari ini terakhir diskon pelajar, juga gratis kentang goreng”
(menyiapkan pesanan Ilham)

ILHAM
"Ini duitnya dan ini kartu siswanya"
(sambil menyerahkan duit seratus ribuan dan selembar kartu siswa)


KASIR
"Totalnya seratus  delapan  ribu  dengan ppn diskon 50% jadi lima puluh empat ribu ya Mas, ini nomornya nanti makanannya diantar"
(sambil menyerahkan duit empat puluh enam ribu dan sebuah akrilik bertuliskan 10 untuk nomor meja)

CUT TO
Kembali ke meja bersama teman-temannya yang sedang asyik bercanda satu sama lain. Ilham langsung mengambil tempat duduk dekat dengan jendela.

SIAGA
"Eh baca chat group kelas deh, masa katanya ada anak B  namanya masih dirahasiakan, ketahuan kalau nilai ujian IPAnya dipalsuin karena waktu ujian dipertengahan dia sakit jadi gak ikut full ujian tapi dapet nilai 85 jadi ga perlu remedial, kira-kira siapa yah? Parah banget  tuh cewe yah hahaha"
(sambil membaca chat di poenselnya)

BAGAS
"Bukan parah sih, lebih ke bego kayaknya, udah tahu dia sakit yah tapi masih nekat ganti nilai sendiri, tapi kok bisa yah?"
(sambil ikutan membaca chat room di ponselya)

ILHAM
(terdiam mematung, berwajah pucat dan tidak membuka ponselnya)

PELAYAN RESTORAN
“Silakan Mas”
(meletakkan nampan makanan)

BAGAS, SIAGA, MEIZA
"Sialan lu, kaget!"
(Berkata berbarengan sambil melihat pelayan yang tersenyum)


PELAYAN RESTORAN
"Maaf Mas, serius semua jadi merasa kaget yah"
(sambil meletakan piring berisi ayam di atas meja)

SIAGA
"Wah lu mesen kentang juga? Padahal gue tadi berharap duitnya kurang biar lu bisa nambahin hahaha"
(berkata sambil menyomot kentang dan memasukkannya kedalam mulut)

ILHAM
"Yee justru uangnya ngepas, tapi karena gue baik hati dan baru dapet rezeki tadi pagi jadi gue traktir dah buat kalian, makasih dong hahaha"
(sambil mencomot ayam  dan kentang memindahkannya kedalam piring yang kosong, padahal kentang itu hadiah bila beli paket ayam)

SIAGA
"Seriusan?  Bohongin ortu lo bilang rezeki Hahaha  kualat lo itu namanya korupsi bukan rezeki kelesss. Tapi sering-sering lu ngibulin emak lu biar makan enak terus hahaha"
(berkata sambil memasukkan ayam ke dalam mulut)

MEIZA
"Makan baru ngomong Ga! Awas lu muncrat ke gue gara-gara makan sambil ngomong" (sambil menjauhkan letak kursinya dari Siaga)

BAGAS
"Hati-hati durhaka lu ngibulin emak terus nanti ujian gak lulus loh!"
(dengan ekspresi serius ke arah Ilham dan mencomot ayam yang tinggal 1)

ILHAM
"Jangan ngomong gitu kek, kan kalian juga dapat cipratannya"
(dengan ekspresi serius ke arah Bagas)

SIAGA
"Iya lu Gas, biarin aja yang penting kita jadi sering makan enak hahaha"
(sambil memasukkan potongan ayam ke dalam mulut)
(disambut anggukan oleh Meiza yang masih sibuk dengan makanannya)

CUT TO
EXT.di luar ruangan - di halaman rumah - sore menjelang malam
Suasana lingkungan rumah yang terbilang sepi. Cuaca sore hari yang sejuk dengan rona matahari yang hendak tenggelam. Dari pintu rumah keluar seorang anak laki-laki yang terlihat lebih muda dari Ilham.

BAYU
"Woi Am baru pulang sekolah lu?"
(berjalan keluar rumah Ilham dengan piring kosong)

ILHAM
"Eh lu Bay, ngapain lu dari rumah gue sambil bawa-bawa piring segala lagi, numpang makan lu? Hahaha"
(sambil memarkirkan sepedanya)

BAYU
"Itu tadi nyokap gue masak kue trus disuruh anter ke rumah lu, lu abis ngelayap yah pulang udah mau magrib"
(dengan wajah datar dan mamasukkan piring ke dalam plastik)

ILHAM
"Hahaha kepo aja lu kayak cewe! Udah sana pulang thanks yah kuenya nanti gue makan"
(dengan ekspresi meledek dan mengibas-ibaskan tangannya menyuruh Bayu pulang)

BAYU
"Woo dasar! mentang-mentang kakak kelas ngusir-ngusir gue lagi lu"
(dengan wajah datar dan berjalan menjauhi Ilham)


CUT TO
INT.dalam rumah Ilham.sore
Suasana rumah terbilang sepi hanya ada mamah yang sibuk dengan piring-piringnya di dapur.

ILHAM
"Assalamualaikum, aku pulang Mah"
(sambil melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu)

MAMAH
"Waalaikumsalam, sore banget nak pulangnya, lapar gak? Tadi mamanya Bayu bawa kue nih enak loh”
(sambil mengambil tas sekolah anaknya dan menunjuk meja makan untuk letak kuenya)

ILHAM
"Tadi aku udah makan Mah sama teman-teman, oh ya ini uang kembalian buku Mah"
(sambil mengelap keringetnya dengan tisu dan memberikan selembar lima puluh ribuan )

MAMAH
"Am, tadi kata Bayu , harga buku itu  tiga puluh ribu satu buku, kok kamu bilang lima puluh ribu ?"
(bertanya dengan ekspresi heran dan berjalan menuju ruang makan untuk mempersiapkan piring untuk makan malam)

ILHAM
(diam seribu bahasa sambil memikirkan alasan yang bagus)
"Oh itu Mah, ya iyalah Bayu kan baru kelas 7 jadi bukunya masih yang biasa, aku kan udah mau kelas 9 jadi bukunya agak mahal dikit"
(dengan nada suara meyakinkan supaya Mamah tidak curiga berlebih)

MAMAH
"Iya yah mamah lupa kalo Bayu itu adik kelas kamu, ya sudah sana mandi sebentar lagi Papah pulang"
(berkata sambil mempersiapkan makan di meja makan)


ILHAM
(berjalan menuju kamar tanpa menjawab perkataan Mamah, sebenarnya sedih harus membohongi mamah)

CUT TO
Int.di dalam ruangan -  di kamar - habis magrib (jam setengah 7 malam)

ILHAM
"Ah,  yang penting hari ini gue untung banyak yah uang segitu pasti mamah gak susah kan anak mamah hanya gue, sisa makan sama Anita tadi  masih ada, trus tadi makan sama anak-anak gue dapet empat puluh lima ribu karena diskonan. Kalo sering-sering gue begini bisa sering-sering gue ngajak jalan si Anita hahaha"
(berkata kepada diri sendiri sambil merapihkan uang lalu dimasukkan kedalam dompet. Melihat jam dinding menunjukkan angka 6.10, Ilham lalu mengambil handuk  lalu berjalan menuju kamar mandi bergegas karena waktu magrib hampir habis)

CUT TO
INT.Di dalam ruangan - rumah - malam hari

Berjalan menuruni anak tangga menuju ruang keluarga. Papah duduk sambil bersantai menyantap buah sambil menonton tv. Mamah sibuk merapihkan meja makan bekas makan malam papah dan mamah. Suara lawakan terdengar dari suara tv yang sengaja di atur kencang volumenya karena itu adalah acara kesukaan papah. Ilham berjalan menghampiri papah dan duduk di sebelahnya sambil memasukkan buah ke dalam mulutnya.

PAPAH
“Wah jagoan papah!”
(sambil menepuk pundak ilham tidak terlalu keras)

MAMAH
"Anaknya tuh Pah, baru pulang sekolah hampir magrib”
(mamah berteriak dari arah dapur sambil mencuci piring)


PAPAH
“Kemana tadi?”
(sambil melihat wajah Ilham dan ekspresi wajah papah pun berubah serius)

ILHAM
"Maaf pah tadi teman  ada yang ultah, uang jajannya buat traktir  jadi tadi aku diajak makan dulu eh ternyata kelewatan sampai magrib"
(dengan ekspresi wajah bersalah mencoba meyakinkan papah agar tidak marah)

PAPAH
"Oh jadi jagoan papah ini ngasih kode supaya uang jajannya di tambahin gitu? Hahaha"
(sambil mengelus rambut ilham dan tertawa. Ilham terkejut karena tingkah papahnya yang tidak memarahinya)
ILHAM
"Papah gak marah sama aku?"
(dengan ekspresi wajah heran masih tidak percaya, padahal Ilham sudah berkeringat harus menyusun kata-kata yang tepat)

Papah
"Ya nggak lah, buat apa papah marah. Itu kan udah kebiasaan remaja main sama temannya. Ya sudah besok papah tambah jajan kamu lima ribu yah jadi jajan kamu sepuluh ribu yah sehari"
(dengan tersenyum dan kembali menyandarkan badannya ke sofa)

ILHAM
"yaaah pah, cuma goceng aja?"
(dengan ekspresi disedih-sedihkan)

PAPAH
"Iya jangan banyak-banyak cukup itu untuk seumuran kamu.  Ntar kalau SMA lain lagi. Satu lagi lain kali kalau mau pergi sama teman bilang mamah atau papah dulu biar kami gak khawatir, kan kamu ada telepon"
(Tanpa mengalihkan pandangannya dari tv dan mengunyah buah yang sudah disiapkan mamah)


ILHAM
"Iya deh, belajar dulu baru jajan kan pah?"
(sambil ikut merebahkan tubuh ke sofa mengikuti papah)

PAPAH
"Itu baru jagoan papah"
(sambil mengacak-acak rambut ilham dengan sayang)

CUT TO
INT. Pagi hari di halaman sekolah
Suasana sekolah yang ramai karena sudah hampir bel masuk sekolah. Guru piket terlihat sudah siap di tempatnya untuk segera menutup pintu sekolah agar anak-anak yang terlambat tidak bisa masuk sekolah.

ANITA
“Pagi Ilham, kok lesu banget hari ini? Gak kayak biasanya”
(Anita menghampiri Ilham yang baru saja memarkirkan sepedanya dan berjalan bersama memasuki sekolah)

ILHAM
“Ah nggak apa-apa kok, aku cuma ga mood aja”
(dengan wajah lesu berjalan bersama Anita memasuki sekolah dengan ekspresi wajah kesal)

CUT TO
EXT. di luar kelas. Pagi
Ilham memandangi telepon selularnya dengan wajah serius dan tampak kesal.

ILHAM
“Sialan, kenapa si Mia pake acara ketahuan lagi  nilainya yang gue ganti kemarin, trus berani-beraninya dia ngancem gue lewat sms begini”
(berkata dengan diri sendiri sambil memandang telepon selularnya)



MIA
“Ilham!”
(Berteriak dari arah ruang kelas yang berjarak 300 meter, ilham menengok dan kaget melihat Mia memanggilnya. Ekspresi wajahnya berubah menjadi kesal)
“Lu harus tanggung jawab, karena lu ganti nilai kemarin gue jadi dipanggil guru BP, kalau lu gak ngaku ke guru gue bakal aduin lu juga ngeganti nilai ujian lu kemarin!”
(berkata dengan wajah marah dan nada suara kesal, dari kejauhan Anita memperhatikan mereka berdua, ekspresi wajah Anita terlihat bingung karena wajah Ilham yang terlihat kesal  sedangkan Mia berkata sambil berteriak-teriak ke arah Ilham. Takut ketahuan ilham,  Anita pun bersembunyi di balik tiang depan kelas sambil memikirkan kemungkinan yang terjadi)

SIAGA
“Ilham! Gue liat PR lu dong, gue ketiduran semalem kelupaan ngerjain jadinya, eh Mia? Lu siswi yang diomongin di grup angkatan kan yah? Yang ngeganti nilai ujian IPA bukan?”
(berlari keluar kelas langsung berbicara kearah ilham dan terkaget saat melihat Mia sedang berbicara dengan ilham, Mia tertunduk sudah banyak hari ini ejekan yang Mia terima)

ILHAM
“Berisik lu, itu PR gue ada di dalam tas tuh!”
(berkata dengan wajah marah dan mendorong Siaga menjauh dari mereka)

SIAGA
(dengan wajah kaget dan heran siaga berjalan masuk ke dalam kelas)

CUT TO
INT.ruang BP. Siang hari

GURU BP
“Ilham, benar kamu yang mengubah nilai ulangan Mia? Apa kamu juga mengubah nilai ulangan kamu?”
(berkata dengan wajah serius dengan nada marah)



ILHAM
(berkeringat dingin, diam seribu bahasa sambil mencoba berpikir  untuk menemukan alasan yang tepat)
“Bukan saya Bu, gimana caranya saya bisa mengganti nilai ulangannya coba Bu?”
(dengan suara diyakinkan dan ekspresi wajah kesal karena tidak terima tuduhan guru BP)

GURU BP
“Pak Budi bilang kemarin dia menitipkan lembar ulangan ke kamu waktu di kantin untuk dibawa ke ruang guru”
(sambil bersandar ke sofa dengan wajah masih mencurigai ilham dengan kedua tangan ditelungkupkan di dada)

ILHAM
(kaget dengan jawaban guru  BP dan berpikir mencari jawaban dan alasan yang tepat)
“Iya benar saya yang membawa kertas itu, tapi waktu pak Budi menyuruh saya bawa ke ruang guru saya langsung bawa bu, Tanya aja guru-guru yang ada di ruang guru karena mereka melihat saya menaruh kertas itu di meja pak Budi trus keluar ruangan langsung”
(berbicara dengan yakin dan wajah yang terlihat ketakutan)

GURU BP
“Baiklah kalau begitu, kalau menurut kamu, tidakbersalah kita pakai cara lain lagi, tapi kalau terbukti kamu bersalah kamu harus siap untuk di skors  dan terancam dikeluarkan”
(dengan wajah berwibawa dan menyerahkan selembar kertas perjanjian)

ILHAM
“Masa cuma gara-gara nilai begitu doang bu bisa sampai dikeluarkan, lebay baget!”
(dengan suara kesal dan ekspresi kesal)

GURU BP
“Kamu tidak usah takut kalau kamu merasa tidak bersalah, kecuali kalau kamu salah baru bisa complain dengan perkataan saya tadi”
(berkata dengan nada yakin karena merasa benar dan sudah berhasil memojokkan Ilham)


ILHAM
(salah tingkah dengan ekspresi wajah ketakutan)
“Baiklah Bu, saya akan buktikan kalau saya tidak bersalah”
(berkata sedikit takut dan menandatangani surat perjanjian yang ada di atas meja dengan tangan kemetaran)
Ilham berdiri dan mencium tangan guru BP,  lalu pamit keluar ruang BK berjalan menuju kelasnya. Koridor sekolah yang sepi membuat ilham melampiaskan kemarahannya sambil menendang-nendang di udara.

CUT TO
INT.ruang kelas.siang
Seorang ketua kelas dengan langkah riang berjalan memasuki ruangan sambil berteriak

KETUA KELAS
“Kita boleh pulang nih, karena ada rapat guru”
(berteriak dengan girang sambil memukul meja. Seisi kelas (berteriak kegirangan dan berhamburan keluar kelas)

CUT TO
EXT.luar ruang kelas.siang

ANITA
“Ilham! Tunggu ”
(berteriak sambil berlari menghampiri ilham yang sedang bersama ketiga temannya (Bagas, Siaga dan Meiza)

ILHAM
(menengok ke sumber suara, dan menghampiri Anita yang berjalan mendekat kearahnya)

ANITA
“Aku pinjam telepon kamu dong, mau nelpon papah untuk jemput aku sekarang, aku kehabisan pulsa”
(dengan wajah meminta dan tangan menengadah)

ILHAM
(memberikan telepon selular kepada Anita dan bergabung kembali dengan teman-temannya)

ANITA
(memeriksa isi telepon selular  Ilham, melihat isi SMS dan menemukan SMS dari Mia, isi SMS tersebut di screenshot dan dikirimkan ke telepon selular Anita, seketika itu juga tak lupa screenshot yang ada di gallery handphone Ilham di hapus agar tidak ketahuan, lalu tidak lupa mengirim SMS papah Anita agar Ilham percaya Anita benar menggunakan telepon selularnya untuk SMS)

ANITA
“Makasih ya  Am. Gas, Za, Ga, gue pulang duluan yah. Bye!”
(berpamitan pada Ilham, Bagas, Meiza dan Siaga karena harus pulan duluan, sambil melambai Anita berjalan menjauhi mereka)

MEIZA
(sambil membalas lambaian tangan Anita ia merangkul ketiga sahabatnya untuk pulang juga)
“Kita langsung aja yah ke kali yuk udah banyak sampah nih
(disambut anggukan ketiga temannya)

CUT TO
EXT.lapangan parkir. Siang

SISWA 1
“Gengs kita makan di Bachins friend chicken yuk! Katanya hari ini ini ada  lagi nih promo pelajar 50% diperpanjang dapat kentang goreng gratis lagi”
(berbicara dengan beberapa temannya yang berdiri tidak jauh dari sepeda ilham dan teman-temannya)

SIAGA
“Kemarin kan kita makan disitu yah? Lu kok gak dapet promo Am?”
(dengan ekspresi heran dan bertanya kepada Ilham)



ILHAM
(ekspresi kaget dan mencoba menjawab pertanyaan Siaga dengan yakin)
“Kemarin belum promo guys”
(berusaha dengan suara yakin)

SIAGA
“Emang yah? Perasaan tadi kata tuh anak promo diperpanjang, berarti dari kemarin tuh promo”
(masih tidak percaya dengan perkataan Ilham)

MEIZA
“Udah ribet lu, udah jadi kotoran tuh makanan, lagian lu gak inget kemarin Ilham bilang dia ikutan belikan kita kentang goreng karena uangnya pas berarti ga ada promokan”
(sambil menjitak kepala Siaga, Meiza menaiki sepedanya)

ILHAM
(merasa lega karena omongan Meiza dan ikut menaiki sepedanya)

Jalanan siang itu cukup ramai karena mereka pulang tepat saat orang kantor hendak makan siang. Ilham dan kawan-kawan melajukan sepedanya menuju kali  yang tidak seberapa jauh dari sekolah agak dekat dengan rumah Ilham.sebenarnya kali itu kotor banyak sampah. Ilham dan sahabat-sahabatnya senang main di kali memancing dan main perahuan dari gedebong pisang. Setiap minggu mereka membersihkan kali. Sekarang sudah jarang mereka membersihkan kali karena ada pasukan orange yang ditugaskan pemerintah dan Ilham serta sahabatnya hanya membantu membuang yang kecil-kecil saja.

CUT TO
EXT: siang

Suasana bantaran kali terbilang ramai karena beberapa orang pria sedang memancing dan beberapa anak ekcil terlihat bermain di air.


SIAGA
“Kita battle aja yuk! Lu sama Ilham, gue sama Bagas”
(Siaga membagi mereka berempat kedalam dua kelompok, Ilham, Meiza, dan Bagas pun mengikuti perkataan Siaga dan mulai bermain mencari sampah yang paling banyak menemukan sampah dia akan menjadi pimpinan selama satu minggu dan dapat menyuruh apa saja)
Mereka bermain dengan bahagia sambil sesekali meledek satu sama lain dan saling melempar daun yang bukan sampah agar permainan bertambah semakin seru

BAGAS
“Eh bentar gue ada telpon penting”
(menjauh dari teman-temannya yang berisik, sambil menerima telpon yang ternyata telepon itu dari Anita)

BAGAS
“Halo Nit, ada apa?”
(sambil mengangkat telepon menjauhi kali)

ANITA
“Gas lagi pada dimana? Am gak disana? Ada hal gawat nih Gas”
(suara Anita sedikit resah dan khawatir, Bagas yang mendengar langsung menunjukkan ekspresi kaget)

BAGAS
“Hah? Maksud lu gimana? Coba jelasin ke gue”
(dengan nada heran dan tidak mengerti ucapan Anita)

ANITA
“Jadi ternyata benar Gas,Ilham yang mengganti nilai ujian IPA Mia, dan dia juga yang mengubah nilai ujian IPAnya”
(dengan nada khawatir berbicara dengan sedih)
BAGAS
“Hah serius lu? Pantes  Ilham gak ikut remedial padahal kan dia waktu itu gak jawab sepuluh soal deh, lu tahu darimana Nit?”
(dengan ekspresi wajah mencoba mencerna omongan Anita)

ANITA
“Tadi gue ngecek hp nya dia dan benar saja ada SMS dari Mia yang mengancam bakal ngadu kalau Ilham yang ubah nilai dia, dia gak terima karena hanya Mia yang dihukum sedangkan Ilham nggak, belum lagi Mia yang dibuly oleh teman-teman sekelasnya. Sekarang Mia sakit, aku baru menengoknya
(dengan nada suara masih terdengar khawatir)

BAGAS
“ Oh gitu gawat juga yah Ilham. Ya udah Nit, gak usah khawatir, kita minta Ilham mengaku, lu tenang aja yah, ntar aku ajak Ilham menengok Mia
(berkata dengan tenang berusaha membuat Anita ikutan tenang juga dan menutup telponnya)

CUT TO
Int.Tepi sungai.siang

BAGAS
“Am, duit lo kan masih ada, beli air mineral 4 botol dong, ntar gantian deh”

ILHAM
“Ambil sendiri tuh di dompet gue tapi benar yang gantian, masa gue terus”
(sambil menunjuk tasnya tanpa bergeming dari permainan yang semakin seru karena belm banyak sampah yang didapat kelompok Ilham)

BAGAS
“Yah benarlah, ntar gue deh yang ganti”
 (mengambil dompet Ilham dan membukanya, tiba-tiba ada selembar kertas putih jatuh ke lantai. Bagas memunggutnya dan melihat kertas itu)

BAGAS
“Apa nih?”
“BACHINS FRIED CHICKEN total 100 ribu diskon pelajar 50 ribu total jadi 54 ribu”
(tulisan yang tertera di kertas tersebut, ekspresi wajah Bagas berubah menjadi kaget dan sedikit kesal karena tingkah sahabatnya itu dan beranjak ke penjual minuman dengan perasaan jengkel)

CUT TO
EXT.tepi kali. Siang

Bagas menghampiri ketiga sahabatnya dengan ekspresi wajah kesal dan hanya berdiri mematung memandangi ketiga sahabatnya yang masih asik bermain. Siaga yang menyadari kehadiran Bagas kebingungan dengan ekspresi wajahnya.

SIAGA
“Muka lu kenapa Bro? siapa yang telepon lu sampe bikin muka lu begini?”
(Siaga menatap wajah temannya itu sambil memegangnya dan memiringkan kekiri dan ke kanan berusaha mencari ada yang salah dari mukanya Bagas)

(Ilham dan Meiza yang mendengar Siaga berkata seperti itu ikut memperhatikan wajah Bagas yang terlihat kesal dan seperti hendak meledak)

ILHAM
“Kenapa lu? Kesel banget keliatannya”
(dengan wajah kebingungan)

BAGAS
“Gue mau ngomong serius sama kalian, tapi gak disini. Kita pindah tempat”
(berkata dengan serius dan berjalan yang diikuti ketiga temannya dengan ekspresi heran dan kebingungan)

CUT TO
EXT. Tepi sungai di parkiran sepeda

ILHAM
“Ke rumah gue aja, nyokap gue lagi pergi. Keliatannya yang mau lu omongin serius soalnya muka lu berubah aneh”
(sambil memasukkan botol air mineral ke tasnya dengan ekspresi wajah ikut serius mereka semua bersepeda ke rumah Ilham yang terletak tidak jauh dari kali)


CUT TO
INT.rumah Ilham. Sore

Suasana rumah Ilham yang sepi membantu mereka semua untuk berbicara serius. Sesampainya di ruang tamu mereka berempat terdiam menunggu Bagas mulai bicara. Melihat ketiga sahabatnya itu sudah mulai serius Bagas mulai berbicara.

BAGAS
“Ada yang mau lu bilang ke kita, Am?”
(menatap lurus ke mata Ilham yang duduk di depannya dengan wajah serius dan suara sedikit kesal)

ILHAM
(salah tingkah akibat sorotan mata Bagas)
“Maksud lu apa? Bilang  apa sih gak jelas lu”
(tidak terima dipandang seperti itu Ilham menunjukkan ekspresi marah)

BAGAS
(mengeluarkan kertas dari balik kantong jaketnya dan membantingnya ke meja)
“Apa ini! Lu bohong kan sama kita tentang promo makan yang lu bilang? Tuhan tuh gak tidur, ini kertas jatuh dari dompet lu?  Kenapa lu harus bohong sama kita sih, tega banget sama teman lo bisa korupsi gitu?”
(dengan wajah kesal nada suara bagas terdengar kencang dan lantang diakhir kalimatnya)

ILHAM
“Apaan sih”
(kaget saat melihat kertas yang ditunjukan Bagas sehingga membuatnya diam seribu kata)
(Siaga dan Meiza ikut melihat kertas yang dikeluarkan Bagas, mereka menunjukkan ekspresi kaget dan tidak percaya dengan sikap temannya ini yang sudah mulai berubah)
(Meiza dan Siaga terdiam menunggu penjelasan dari Ilham yang masih terdiam)



SIAGA
 “Wah parah deh, bukan hanya ortu yang lu korupsi yah teman juga yang uangnya pas-pasan tega lo tilep duitnya
ILHAM
“Maafin gue”
(dengan suara menyesal sambil menundukkan wajahnya ke  lantai)

BAGAS
“Sudah seharusnya lu minta maaf sebab lo salah! Yang gue heran kok lu tega yang sama teman sendiri? Gue sih oke aja waktu lu bilang ngibulin mamah lu tentang buku. Karena gue pikir itu nyokab lu, duit nyokab lu sendiri. Tapi kenapa lu kibulin kita juga, lu ambil keuntungan sendiri?”
(berbicara sambil berdiri dengan suara lantang dan marah-marah dengan mata melotot, melihat Bagas yang marah besar seperti itu Siaga mencoba menenangkannya)
SIAGA
“Iya Am kenapa sih lu tega banget sama kita? Salah kita apa emang sama lu? Kalau aja lu gak ngambil uang kembalian kemarin kan kita bisa pake lagi buat makan-makan bareng lagi, buat kita juga!”
(ikut marah karena sikap Ilham)
(Meiza yang terdiam, masih menunggu Ilham menjelaskan alasannya)

ILHAM
“Maafin gue, gue gak sengaja, karena sukses bohongi nyokap, trus ada promo makan yang kalian gak tahu, ya udah gue coba bohongi lo semua yang lagi sibuk dengan telepon ternyata suskes. duitnya belum gue pake kok karena jujur aja gue masih merasa bersalah karena udah bohong sama kalian tapi gue bingung ngomongnya kayak gimana ke kalian”
(dengan wajah benar-benar menyesal dan dengan suara sedih berharap jawabannya bisa menenangkan Bagas yang masih terlihat kesal)
BAGAS
“Dan satu lagi, kenapa lu ubah nilai ujian IPA Mia? Jujur lu juga ubah nilai ujian lu kan? Masa di antara kita hanya lu doang yang gak remedial padahal jelas banget waktu itu soal IPA banyak yang gak lo isi, akibat perbuatan lu sekarang Mia sakit karena tidak tahan dengan ejekan teman-teman
(walaupun sudah merasa sedikit tenang tapi masih kesal dengan Ilham)
SIAGA dan MEIZA
“Apaaaa!!”
(Meiza dan Siaga ikut kaget mendengar ucapan Bagas yang tidak terduga-duga)

ILHAM
“Apa Mia yang bilang itu semua Gas? Tahu darimana lu berita itu?
(dengan wajah kaget dan kesal mendengar pertanyaan Bagas yang tiba-tiba)

BAGAS
“Ternyata benar lu yang ganti. Tadi Anita telepon gue, dia tahu perbuatan lu. Anita khawatir Am, dia baca ancaman Mia ke lu, tadi Anita sudah bezuk Mia, Anita kasihan lihat Mia yang gak bersalah dibuly oleh teman-teman?”
(dengan wajah serius dan nada suara masih kesal)

MEIZA
“Jadi benerAm? Lu bacakan ocehan-ocehan anak angkatan yang ngejek Mia di chat group angkatan kita? Semua kata-katanya kasar! Lu gak tega apa cewek ga salah apa-apa dibuly sekasar itu di grup? Parah lu!”
(dengan wajah tidak percaya dengan sikap temannya itu dan menunjukkan bukti perkataan anak-anak sekolah mereka di grup chat angkatan mereka)
(Ilham masih tertunduk merasa bersalah, otaknya masih berpikir karena tidak percaya Anita sudah mengetahui itu semua lebih dulu dari para sahabatnya)

ILHAM
“Benar Anita yang bilang kayak gitu? Huh”
(dengan wajah tidak percaya)
“Gue harus gimana? Gak mungkin gue tiba-tiba ngaku gitu ajakan? Dan… tadi di ruang BP  Guru BP bilang kalau sampai ketahuan siapa yang mengubah nilai dia akan diskor dan terancam dikeluarkan”
(air mata mulai mengalir di pipinya, dengan suara sesak berusaha meminta masukan dengan teman-temannya)



SIAGA
“Lu harus minta maaf, sesegera mungkin. Ajak Mia ke ruang BP dan lu harus mengaku semua kesalahan itu, kita pasti bantu lu supaya lu gak dikeluarkan, lu harus sungguh-sungguh minta maaf ke guru BP”
(dengan ekspresi yakin dan menepuk pundak Ilham mencoba memberi kekuatan)

BAGAS
“Gue setuju sama Gaga, dan satu lagi. Lu harus minta maaf sama nyokap lu karena sudah ngebohongin  kayak gitu, gue yakin pasti lu sering gak jujur sama ortu lu!”
(dengan nada suara tenang, Bagas ikut memberi kekuatan kepada Ilham)

MEIZA
“Besok lu dateng pagi-pagi nanti kita atur strategi bareng sebelum lu ngaku ke ruang BP”
(dengan wajah dan nada suara meyakinkan Ilham, Bagas dan Siaga menyetujui saran darinya)

CUT TO
INT.Rumah Ilham. Malam

Ilham terduduk sendiri di depan tv sambil memikirkan hal apa yang akan terjadi esok hari di sekolah. Mamah yang melihat anaknya bengong sendiri di depan tv mencoba menghampirinya dan mematikan tv yang sedari tadi hanya menampilkan semut-semut.

MAMAH
“Mamah setuju dengan saran teman-teman kamu itu”
(duduk disebelah Ilham sambil merangkul punggungnya, kaget dengan kehadiran mamah, Ilhampun tersadar dari lamunannya)

ILHAM
“Eh mamah, kenapa mah?”
(dengan ekspresi kaget, tak mengira Mamah tahu permasalahannya)




MAMAH
“Ilham, kamu itu anak mamah satu-satunya, mamah mungkin gak tahu alasan kamu berbohong masalah harga buku sama mamah, tapi yang pasti mamah sudah memaafkan kamu karena mamah yakin kamu tidak sengaja melakukan itu”
(dengan wajah tenang mencoba berbicara dari hati ke hati dengan anak laki-laki semata wayangnya itu)

ILHAM
(ekspresi tertunduk malu mendengar ucapan mamah)
“Mamah tahu darimana aku bohong soal harga buku? Maafkan aku yah mah, aku janji gak akan mengulangi lagi”
(dengan wajah menyesal sudah membohongi mamahnya)

MAMAH
“Tadi waktu teman-teman kamu kerumah, sebenarnya mamah sudah pulang tapi kamu dan yang lain tidak ada yang menyadari kedatangan mamah dan mamah denger teman kamu bilang kalau kamu bohong soal harga buku itu”
(mamah menjelaskan dengan hati-hati agar anaknya itu tidak terus-terusan bersedih)

ILHAM
“Maafkan aku yah Mah, aku menyesal, aku berjanji gak akan mengulangi lagi mah”
(sambil berjongkok di hadapan mamahnya, menundukkan kepalanya di paha ibunya dan menangis menyesal karena sudah membohongi mamahnya)

MAMAH
“Mamah maafkan kamu sayang, papah kamu juga pasti akan melakukan hal yang sama kalau tahu hal ini.  Perbuatan kamu itu sudah merupakan KORUPSI . ketidakjujuran kamu akan terus berlanjut. Mamah tidak ingin anak mamah semakin terjerumus dalam korupsi. Tapi kamu harus ikuti saran teman kamu tadi, masalah mengubah nilai ulangan sekolah kamu itu, kamu harus minta maaf sama anak yang sudah kamu buat malu, tengok dia yah itu adab kita
(sambil mengelus rambut Ilham dengan sayang, mamah meyakinkan ilham untuk melakukan itu)


ILHAM
“Mamah yakin aku bisa melakukan itu, dan aku gak akan dikeluarkan dari sekolah saat aku mengakui itu semua?”
(dengan air mata yang sudah mulai reda, menatap lurus ke mata mamahnya mencoba mendapatkan kekuatan)
MAMAH
“Kamu harus yakin sama teman-teman kamu, kalau mereka akan membantu kamu melewati masalah ini”
(sambil mengelus kepala ilham dan tersenyum memberikan kekuatan)
PAPAH
“Sudah berapa kali kamu membohongi mamah seperti itu? Memang masih kurang uang jajan yang papah kasih ke kamu?!”
(papah yang sudah berdiri di depan pintu, dengan suara lantang memarahi Ilham, mamah melihat Papah datang langsung menghampirinya untuk menenangkan papah)
ILHAM
“Maafkan aku pah, aku menyesal. Aku gak akan mengulangi lagi”
(menghampiri papah dan berlutut di hadapannya)

PAPAH
“Papah tanya sudah berapa lama kamu membohongi mamah kamu Ilham!”
(nada suara papah semakin tinggi, mamah masih terus berusaha menenangkan papah)

ILHAM
“Baru ini aja Pah, sumpah baru kali ini aja kok dan aku menyesal Pah”
(dengan wajah berlinang air mata ilham berusaha meyakinkan papah)

PAPAH
Perbuatan kamu itu sudah merupakan tindakan kriminal, mencari keuntungan sendiri.Ppapah sudah tidak  percaya lagi dengan kamu Ilham, apapun masalah kamu di sekolah besok, papah Cuma berdoa supaya kamu tidak dikeluarkan, karena bagaimanapun itu kesalahan kamu sendiri dan kamu harus bertanggung jawab!”
(dengan suara masih marah dan ekspresi wajah kecewa campur lelah setelah bekerja, papah meninggalkan Ilham yang masih berlutut di depannya dan berjalan menuju kamar)

MAMAH
“Kamu tidur sana, mamah coba menenangkan papah kamu yah, sudah jangan menangis lagi. Mamah tahu kamu menyesal”
(mamah membantu Ilham bangun dari lututnya dan menghapus airmatanya lalu berjalan mengikuti papah masuk ke kamar)

CUT TO
INT..rumah Ilham. Pagi hari

Cuaca pagi hari yang cerah ternyata tidak sesuai dengan suasana hati Ilham yang ketakutan untuk menghadapi hari ini. Ilham berjalan menuju kulkas untuk mengambil susu agar menambah kekuatan untuknya hari ini. Ilham melihat papah sudah duduk di ruang tamu, tidak seperti biasa papah bangun lebih pagi. Tanpa memalingkan pandangannya ilham yakin sekali kalau papah sudah mulai reda amarahnya tetapi masih terlihat kecewa.
(Ilham memakai sepatu untuk bersiap berangkat sekolah)

PAPAH
“Apapun yang terjadi nanti di sekolah kamu harus menerimanya dengan hati yang lapang. Kamu harus ingat kalau itu kesalahan kamu, sebagai seorang anak laki-laki kamu harus bisa bertanggung jawab. Papah sudah tidak marah tapi masih sedikit kecewa, papah yakin kamu pasti bisa berubah kembali menjadi jagoan papah yang jujur seperti dulu”
(tepat setelah ilham selesai memakai sepatu papah berdiri dan mengatakan itu semua)

ILHAM
(membalikkan badannya menghadap papahnya)
“Terima kasih pah, aku akan bertanggung jawab dengan kesalahanku sendiri”
(sambil memeluk papahnya, papah membalas pelukannya untuk menyemangati ilham)

CUT TO
EXT.halaman sekolah. Pagi

Bagas, Ilham, Meiza, Siaga, Anita, dan Mia sudah berkumpul bersama di bawah pohon mangga yang ada di halaman sekolah. Suasana sekolah tidak terlalu ramai karena waktu masih terbilang pagi sehingga tidak banyak siswa yang sudah datang.

ILHAM
“Anita, maafkan aku gak jujur sama kamu, terima kasih berkat kamu aku bisa mengakui semua kesalahan aku hari ini”
(sambil memegang tangan Anita dengan wajah menyesal)
“Makasih juga bro, kalau bukan karena kalian gue gak mungkin punya keberanian buat melakukan ini semua”
(sambil memeluk ketiga temannya, mereka semua menepuk pundak Ilham memberinya kekuatan)
“Mia, maafkan gue karena lu harus jadi korban cemoohan anak-anak seangkatan, gue akan bertanggung jawab dengan kesalahan yang udah gue lakukan”
(berdiri mematung di hadapan Mia)

MIA
“Iya maafkan gue juga, harusnya gue pura-pura gak ngeliat lu waktu itu jadi ini semua gak akan terjadi, tapi Tuhan kirim gue supaya ini bisa berakhir dan kita belajar untuk jujur tidak korupsi”
(dengan tersenyum berusaha kuat menghadapi hari ini)

CUT TO
INT.ruang BP.pagi
Di dalam ruang BP sudah ada guru BP, wali kelas dan Pak Budi. Ilham dan Mia berjalan memasuki ruangan dengan perasaan tak karuan.

ILHAM
“Saya minta maaf atas kesalahan saya yang sudah mengubah nilai ujian IPA saya dan Mia, saya mohon maaf tolong jangan keluarkan saya dari sekolah ini Pak, Bu”
(sambil berlutut di hadapan ibu dan pak guru berusaha untuk membujuk mereka agar tidak mengeluarkannya dari sekolah)

GURU BP
“Sebelumnya kamu sudah menandatangani surat perjanjian itu, kamu bilang kan kalau bukan kamu yang mengubah nilai kemarin dan kamu bersedia bertanggung jawab”
(sambil mengeluarkan selembar kertas yang ada tanda tangan Ilham)
( wali kelas dan pak Budi ikut melihat surat perjanjian yang diberikan guru BP)

Tiba-tiba Bagas,Siaga,Meiza dan Anita menerobos masuk ke dalam ruang BP dan memohon kepada guru untuk tidak mengeluarkan Ilham dan Mia dari sekolah.

BAGAS
“Tolong Bu, Pak jangan keluarkan mereka dari sekolah, saya tahu Ilham memang salah dan lebih salah lagi karena sudah menjadikan Mia sebagai korban, tapi saya berani bersumpah Pak, Bu kalau Ilham tidak berniat berbuat seperti itu. Ilham itu orang paling jujur yang pernah saya kenal, dia gak mungkin berbuat seperti itu. Dia melakukan itu karena dia malu harus remedial pelajaran IPA, bapak dan ibu guru juga tahu kan kalau Ilham itu termasuk murid berprestasi di sekolah jadi dia hanya ingin  menjaga reputasinya saja sebagai siswa berprestasi”
(sambil berdiri a Bagas mencoba meyakinkan bapak dan ibu guru untuk mempertimbangkan keputusan mereka)

MEIZA
“Saya setuju pak dengan Bagas, saya juga awalnya gak percaya dia berbuat seperti itu sampai Ilham yang bilang sendiri ke kami, kami sudah menanyakannya  kemarin dan membujuknya untuk mengakui kesalahannya. Tolong hargai Ilham dan Mia, Bu yang sudah memberanikan diri mengakui kesalahannya.
(sambil berdiri diatas lututnya Meiza membujuk bapak dan ibu guru untuk mempertimbangkan keputusan mereka)

ANITA
“Saya sebagai teman Ilham dan Mia,  sudah berusaha mengajak Ilham mengakui kesalahanya, saya akan buktikan kalau ilham tidak akan mengulangi kesalahannya ini Pak, Bu. Kami semua temannya juga meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat sahabat kami Bu ,Pak, maafkan kami semua”
(sambil berdiri  di sebelah Bagas dengan air mata yang mengalir Anita berusaha membujuk para guru untuk membatalkan keputusannya itu)

WALI KELAS
(merobek kertas perjanjian)
“Saya setuju dengan mereka semua Bu, Pak Budi tentang Ilham saya akan bertanggung jawab untuk mendampinginya kembali menjadi anak baik dan membuktikan kalau ini tidak akan kembali terjadi. Bagaimanapun juga mereka sudah kelas 9 dan sudah menjadi tugas kita juga untuk membimbing anak murid kita menjadi lebih baik”
(berdiri dan meyakinkan para guru untuk menyetujui perkataannya)

(Pak Budi dan guru BP pun menyetujui hal itu dan memutuskan untuk menutup kasus itu untuk selamanya. Mereka belajar kejujuran dari peristiwa ini bahwa sekecil apapun peluang untuk korupsi harus dibasmi sehingga virus-virus korupsi tidak berkembang)

CUT TO
EXT.lapangan sekolah.siang

Ilham, Siaga, Meiza, dan Anita berkumpul bersama di lapangan sekolah sedangkan Mia sudah kembali ke kelasnya. Mereka semua menyiratkan ekspresi bahagia karena masalah ini tidak berlanjut lagi dan Ilham tidak pergi keluar dari sekolah.

ILHAM
“Terimakasih yah teman-teman, makasih banyaak sudah membuat gue percaya diri, sudah percaya sama gue”
(sambil memeluk ketiga temannya)
“terima kasih juga Nit, makasih sudah berusaha menjadi sutradara yang baik hingga para wayang bisa bergerak baik”
(sambil memeluk Anita yang langsung dilepaskan ketiga temannya dan mereka pun tertawa bersama)

FADE OUT.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...