SOTO
BETAWI UNTUK MAWAR KESUMBAT
Pelaku:
1. Aku (Adi) : Pelajar kelas XI SMK jurusan otomotif
2. Ibnu :
Pelajar kelas XI SMA
3. Tasha :
teman SMP Adi dan Ibnu
4. Ines :
Pelajar SMA teman Tasha
5. Pelayan warung soto
PROLOG
Latar
cerita di
depan sebuah warung soto Betawi di
daerah Buncit Raya yang tentu saja ramai dengan lalu lalang kendaraan apalagi
hari itu masih pagi baru pukul 9. Warung tersebut masih belum sepenuhnya buka
biasanya pukul 10 sudah buka walau baru pintu pagarnya saja perabotan bahan
soto masih dibenahi para pelayan warung yang berjumlah empat orang semuanya
laki-laki.
Pagi itu cukup cerah Aku ingin
sekali makan soto betawi yang terkenal hingga ke pelosok kota Jakarta. Ketika aku datang belum banyak pelanggan yang
makan, maklum baru buka pukul 10. Namun, ada saja pelanggan yang nekat duduk
dan menunggu hingga semua pelayan siap untuk memulai aksi racikannya.termasuk
Aku yang sengaja datang untuk menyantap soto Betawi apalagi aku belum sarapan.
Biasanya aksi nekat pelanggan cukup dihargai oleh pelayan, mereka akan meladeni
pesanan walau masih belum buka. Kisahku ini terjadi sewaktu aku menyantap soto. Pertemuan tak
terduga dengan seorang teman SMP yang cukup lama tidak aku jumpai.
ADEGAN I
ADI :
akhirnya bisa juga sarapan soto betawi. (duduk di pojok dekat dengan lemari
pendingin minuman)
PELAYAN 1 : makan Mas? (sambil membersihkan meja tempat di depan Adi duduk)
ADI :
soto satu yah lengkap (kali ini Adi menjawab dengan semangat) terbayang
nikmatnya sarapan pagi dengan soto Betawi.
Warung soto mulai agak ramai ada
beberapa pelanggan yang juga nekat duduk dan memesan seperti Adi.
IBNU :
Hey, Adi! (seorang pemuda sebaya Adi
menyapa ) wah mimpi apa yah bertemu juragan bengkel.
ADI :
mimpi digigit ular piton ( Adi balas menyapa dan memeluk pemuda itu yang
ternyata teman SMP yang sudah lama tak
berjumpa dan sekarang sekolah di SMA swasta)
IBNU :
pagi-pagi dah di sini, wah bolos yah (menepuk pundak Adi)
ADI :
(tertawa) eh, orang seperti aku mana pernah sih bolos. Sudah duduk di sini
(menunjuk bangku kosong di depan mejanya)
IBNU :
kalau bukan bolos kok pagi sudah disini? kalau aku memang sekolah siang
ADI :
tinggal di mana sekarang Nu ( tersenyum)
IBNU :
masih di Cijantung. Kata teman-teman SMP kamu pindah rumah yah?
ADI :
kata siapa? (perbincangan mereka terhenti karena soto yang dipesan Adi sudah
datang) loh kamu tidak makan Nu?
IBNU :
kebiasan kamu tuh masih saja yah, ditanya tidak pernah beres jawabannya. Pantas
saja guru-guru kaget nilai ujian nasional kamu bagus ajaib bisa jawab padahal
kalau ditanya tidak pernah jelas jawabannya (Ibnu sedikit menggerutu karena dua
pertanyaannya tak dijawab Adi)
ADI :
wah ini yang salah, aku juga tanya kamu
tidak jawab
Ibnu menggaruk-garuk kepalanya yang jadi
gatal dengan perkataan Adi. Sementara
Ibnu masih bingung, Adi sudah melahap habis soto betawi tanpa sisa .
IBNU :
hehehehehe iya yah sama dong kita. Aku beli dibungkus untuk guruku. Kemarin
pesan kalau lewat warung soto tolong dibelikan.
Kami ngobrol ke sana ke mari sambil
makan. Adi yang lebih dahulu menuntaskan
tugasnya menghabiskan semangkok soto. menawarkan Ibnu untuk makan soto ternyata
satu mangkuk belum cukup buat Adi. Ia memesan satu mangkuk tanpa nasi.
ADI :
Nu, belum sarapan kan? Pesan sana satu mangkok biar aku yang bayar.
Mendengar janji Adi yang akan
mentraktirnya Ibnu jadi semangat. Kebetulan perutnya sudah keroncongan walau
tadi sudah sarapan nasi goreng di rumah. Tawaran manis yang tak mungkin ditolak..
IBNU :
Mas, soto lengkap satu lagi yah. Jangan lupa nasinya yah.
ADI :
bagaimana kabar Tasha pacarmu? Adi mengusik keasyikan Ibnu yang siap tempur
dengan semangkuk soto betawi dan sepiring nasi.
IBNU :
Tasha yang mana? Mulutnya sudah penuh dengan nasi plus kuah soto
ADI :
aduh Pak, jangan pura-pura lupa yah, Tasha yang waktu itu kau kirimi bunga
mawar di hari ulang tahunnya. Masa lupa aku aja ingat (Adi menatap Ibnu penuh
selidik)
IBNU :
oh, Tasha yang aku kasih bunga mawar tiga puluh tangkai yah ( kali ini Ibnu
tertawa terbahak-bahak) soalnya ada Tasha juga di sekolahku.
ADI :
bener, yang langsung seketika itu juga mau jadi pacarmu?
IBNU :
Wah kalau ingat kejadian itu jadi lucu banget.(menghentikan makannya). Tahu gak Di, mawar itu aku ambil sehari
sebelumnya dari pesta pernikahan adik sepupu ibuku. Selesai acara pesta di
gedung, banyak bunga yang dibawa ibuku. Katanya sayang. Nah kebetulan besok
ulang tahun Tasha jadilah mawar itu aku
kasih ke Tasha. (tawa Ibnu
memenuhi warung soto yang tidak seberapa besar)
ADI :
bagus banget tuh ide, aku yang naksir Tasha dari kelas 7 jadi minder lihat
bunga yang kamu kasih. (Adi jadi ikut tertawa membayangkan bagaimana reaksi
Tasha kalau tahu itu bunga mawar sisa).
IBNU :
eh Tasha kan rumahnya dekat warung soto ini, dia juga sekolah siang kita
telepon yuk suruh kesini, biar seru.
ADI :
boleh siapa tahu belum berangkat sekolah kan masih pukul 10.
Ibnu menelpon Tasha. Perbincangan dengan
semangkuk soto tentang masa SMP semakin seru dan hangat sehangat kuah soto yang
cepat tuntas diselesaikan Adi dan Ibnu
.
ADEGAN II
TASHA : (berjalan pelan-pelan mendekati tempat duduk
Ibnu dan Adi) ayo, sedang bicarakan aku yah?
ADI :
akhinya permaisuri Ibnu datang juga hahahaha putri bunga mawar (Adi meledek
Ibnu yang untungnya sudah tuntas makan) apa kabar Tas? (menjabat tangan Tasha)
TASHA :
Alhamdulillah baik bapak Adi, kamu bagaimana kabarnya? Katanya sudah jadi
juragan yah? (menyalami Ibnu juga dengan menempelkan jarinya ditangan Ibnu)
IBNU :
wah curang gilran aku hanya nempel dikit, takut kena virus yah?
TASHA :
Iya virus bodol ( menggeser kursi dan duduk di sebelah Adi atau menghadap
Ibnu.) oh yah kenalkan temanku Ines. Untung waktu Ibnu telepon aku baru saja
mau berangkat sekolah.
IBNU :
Kamu ke sekolah naik motor Tas? Melihat ke depan warung ada motor terparkir
TASHA :
Bukan itu motor Ines, aku nebeng aja kok.
INES :
apa sih kok nebeng, yang beli bensin siapa? ( Ines mengambil posisi duduk di sebelah Ibnu dan Tasha
di sebelah Adi)
TASHA : Eh mau dong sotonya, bayarin yah Di? Lapar nih berdua dengan Ines (melirik Adi yang tentu saja jadi merah
mukanya, Ibnu saja makan soto karena ditraktir Adi eh Tasha dengan polosnya
meminta dari Adi)
ADI : (gengsiku tentu saja muncul Tasha adalag gadis yang aku taksir sejak SMP)
Bolehlah, makan aja pesan (memanggil pelayan soto) dua yah mas, Tas pakai nasi
gak? (berharap Tasha dan Ines tidak pakai nasi, Aku sudah memperkirakan berapa yang
harus dibayar soto plus nasi)
IBNU : iyalah pakai nasi sekalian makan
siang. (melirik Adi
yang mulai gelisah)
TASHA :
benar sekali pak juragan, berhubung ini makan siang buat stamina di sekolah
INES :
Mas, saya pesan es jeruk yah.
TASHA :
sama mas, saya juga jadi es jeruknya dua yah
Aku
yang mendengar pesanan Ines dan Tasha semakin gelisah keringat dingin
mulai muncul dan rasanya matahari pagi semakin panas saja.
sementara Ibnu
sibuk bertanya perkembangan sekolah dan teman-teman SMP mereka yang lain.
ADI :
jadi hubunganmu dengan Ibnu bagaimana Tas? Masih lanjut yah? (aku memandang Ibnu dengan rasa penasaran)
TASHA :
yah gak lah, masa itukan aku masih lugu, polos, dan gampang dibohongi. Hanya
gara-gara teman-teman bersorak karena aku terima bunga, dengan polosnya aku
didaulat jadi pacar Ibnu.
ADI :
oh jadi kamu tahu cerita tentang mawar itu?
INES :
aku yang tahu
ADI :
loh kok kamu tahu, kan kamu tidak satu sekolah dengan kami?
INES : iya aku memang tidak satu sekolah, Tasha teman aku
bimbel. Malamnya aku ke rumah Tasha
dengan teman-teman disitulah Tasha cerita dikasih mawar banyak sekali. Aku
lihat mawarnya trus aku bilang kalau kemarin aku lihat mawar ini di pesta.
TASHA :
saat itu aku langsung marah dan buang mawar itu (sambil tertawa) aku tahulah
darimana anak SMP bisa membeli mawar sebanyak itu kalau tidak dapat secara
gratis.
IBNU :
(suaranya pelan dan terdengar pasrah) yah namanya usaha Tas, buktinya kamu
langsung klepek-klepek hanya gara-gara mawar. Hehehehe (aku kagum pada Ibnu yang selalu jujur apa
adanya dan percaya diri )
Adi, Ines, dan Tasha tertawa bersama
mendengar ucapan Ibnu.
TASHA :
(sambil menyantap soto) masa SMP yang lucu yah. Kalau ingat aku suka tertawa
sendiri nih.
Wajahku semakin memerah gelisah aduh berapa harus aku bayar yah,
bagaimana membayar soto dan minuman yang dipesan tasha dan temannya. Kalau hanya membayar untuk Ibnu aku masih ada uang. Cerita
mawar itu hanya untuk
mengalihkan hatiku yang mulai tak karuan..
IBNU : jangan tegang gitu kenapa Di, santai saja itukan masa lalu. Masih berharap dengan Tasha? (ucapan Ibnu membuatku
sedikit jengah dan malu)
Ibnu
tidak tahu apa yang berkecamuk di dada Adi, gara-gara gengsiku akhirnya begini ini, mau cari muka
di hadapan wanita yang pernah aku
taksir
dulu, malah sekarang aku
jadi
bingung sendiri. Pikiranku
melayang ke mana-mana apa telepon teman saja pinjam uang yah..
aku
ingat
cerita yang sudah melegenda dan sering dia tonton di sinetron bahwa ada kartu sakti yang bisa menyelamatkan muka
bila tak ada uang untuk membayar: “KTP”. Untungnya dua bulan yang lalu usianya
sudah layak dapat KTP.
ADI : Nu, aku ke depan sebentar yah mau
tanya pesanan soto guruku sekalian bayar. (sedikit berbohong)
IBNU :
oke Di,
kami tunggu di sini
atau ikut? Punyaku
jadikan Di
(Ibnu
mengingatkanku
bahwa sesuai janji soto yang dimakan Ibnu, aku yang bayar. (aku tunjukkan jempol tanda setuju)
ADI : sip, aku balik kok hanya sebentar (bisa gawat kalau Ibnu dan Tasha tahu KTP mau aku
gadaikan bisa turun nih gengsi. Lagi pula kenapa tadi aku setuju mengajak Tasha)
Adegan III
TASHA :
terima kasih bapak Adi juragan
bengken, sering-sering yah traktir ( naik ke boncengan motor)
ADI : (aku tersenyum) Oke Tas, nanti kumpul
dengan teman kelas yah. Tentukan tempat dan tanggal
TASHA : Wah pak Adi
mau traktir lagi nih. Eh Ibnu
mana? ( Ibnu
tak ada di depan warung soto tempat Ines parkir motornya)
ADI : biasa anak itu kalau habis
makan suka beser, (sedikit menjatuhkan
sih ucapan Ibnu)
IBNU : ( setengah berlari sambil
melambaikan tangan minta ditunggu) sori tadi ke toilet dulu hehehe
ADI : tuh benerkan apa kataku itu si
raja beser ( meninju perut Ibnu)
INES : (menurunkan kaca helm) aku kira
mencari bunga lagi mau gombal sama Tasha (tertawa)
Rasanya Adi bangga bisa menunjukkan pada Tasha
dan temannya bahwa dia adalah laki-laki yang bertanggung jawab karena bisa
mentraktir temannya. Tidak seperti Ibnu yang tidak peduli.
TASHA :
Yuk kami duluan yah takut terlambat sekolah.
INES :
senang berkenalan sambil ditraktir nih sambil tersenyum ke arah Adi.
Hatiku semakin berbunga-bunga karena
teman Tasha pun akhirnya menyadari bagaimana tanggungjawabku pada mereka. Pertemuan yang tidak sia-sia, sampai di rumah akan aku
telepon Tasha. Nomor teleponnya siudah aku minta tadi.
ADI :
Nu, mau ke sekolah bareng aku. Gak? (tawaran Adi jadi surga buat Ibnu)
IBNU : wah iya dong masa rezeki ditolak sih daripada naik
angkot. Tapi gak apa-apa kamu antar aku rumahmu kan tidak searah. (langsung
naik ke boncengan motor Adi)
Sebenarnya rumahku tidak melewati rute sekolah Ibnu,
tapi aku ingin
membuktikan pada Ibnu kalau aku juga perhatian padanya bukan hanya pada Tasha.
Selain
itu aku
juga punya misi khusus,
aku ingin Ibnu menemaniku mendekati Tasha.
ADI :
sudah sampai Nu, gak perlukan aku antar ke depan kelas hahahahaha
IBNU : (suaranya seperti waria yang sering ngamen di jalan
) idih mas bisa aja deh, emang aku tuh laki-laki LGBT githu.
ADI :
ihhhh jijik deh Nu, persis banget sih hahahahaha.
IBNU : makasih yah sayang sudah mengantarkan aku tanpa
cacat. (telapak tangannya ditempelkan di bibir dan meniupnya ke arah Adi)
ADI :
Ibnuuuuuu parah juga nih anak. Udah ah aku mau pulang. (menstater motornya) sudah yah aku pulang.
IBNU : Eh lupa,Di ini tadi ketinggalan di warung
soto. (Ibnu
menyerahkan amplop padaku.
ADI : Apa nih? (tanya Adi)
IBNU : tadi waktu aku ke toilet tertinggal
kata pelayan (sambil menepuk pundak Adi)
ADI : (membuka amplop isinya
KTP dan uang ongkos sekolah
yang tadi aku bayarkan sebagai jaminan di warung soto) Ibnu ini apa?
IBNU : lain kali kalau meninggalkan
sesuatu jangan yang berharga yah fren (Ibnu tersenyum padaku)
ADI : jadi tadi, bukan beser? (Ibnu hanya tersenyum)
IBNU : aduh apa sih kenapa jadi melo
gini Di,
gara-gara KTP. Makanya jujur aja lain kali. Untung aja aku bawa duit kalau gak bisa digadai juga
nih motor ( menepuk motor
Adi)
ADI : paling tidak harga diriku
sudah terselamatkan Di, terima kasih yah. Suatu saat aku balas deh, makan soto
sepuluh mangkok. (wajah Ibnu tersenyum)
IBNU : yuk di, aku dah ditunggu nih, selamat
menuntut ilmu yah.
ADI : idih salah apa tuh ilmu sampai dituntut hahahahaha
ADI : dasar Ibnu masih saja bisa jadi canda.
IBNU :
lain kali kalau mau ditaksir perempuan pakai bunga aja
tuh , tapi bunga BANK. Hahahaha
Hari ini aku mendapat pelajaran yang berharga tentang arti sebuah kejujuran. bukan hanya itu aku mengerti mengapa menjalin sebuah persahabatan itu susah.Aku tahu jujur
itu memang indah, dan yang lebih indah adalah persahabatan.
END
(Bunda Nara
September 2016)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan