Memaksimalkan
Pendidikan Anak Berbakat
Dengan Program TM dan
REM 15
Penulis: Seni Asiati
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 266 Jakarta
A.
Keinginan Orangtua dan Upaya Pemerintah
Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak
berprestasi secara akademik di sekolah minimal nilai raport mendekati angka
sempurna. Orangtua ingin anaknya menjadi
berpretasi dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi
yang bergengsi dan mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang besar. Masyarakat
Indonesia mempunyai keyakinan bahwa pintar
dan juara kelas di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan. Anak yang memiliki prestasi akademik diyakini
akan berhasil pula dalam hidupnya. Orangtua lupa akan perasaan dan keinginan
anak. Rasa bangga orangtua yang memiliki anak berprestasi akademik membuat anak
terbebani secara psikologis.
Namun demikian, ada juga
orangtua yang cukup bangga dengan prestasi anak di luar akademik. Prestasi ini
ditumbuhkan dari bakat yang dimiliki. Pemerintah menjembatani bakat siswa yang
berprestasi diluar jalur akademik, melalui kegiatan lomba O2SN dan FLSN. O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) adalah
suatu kegiatan yang bersifat kompetisi di bidang olahraga antara siswa dalam
lingkup wilayah atau tingkat lomba tertentu. Wadah untuk menggali potensi
diri di luar jalur akademik yang diadakan oleh pemerintah menjadi ajang
pembuktian bahwa setiap anak pasti memiliki bakat khusus.
Pemerintah sebagai pengelola dan penyelenggara
pendidikan telah berupaya keras dalam melaksanakan program-program peningkatan
mutu pendidikan. Ujung tombak dari peningkatan mutu pendidikan adalah kegiatan
proses pembelajaran di kelas. Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)
merupakan kelanjutan dari kegiatan pertandingan yang sudah dikenal dan
merupakan salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan oleh sekolah. Kegiatan
ini merupakan suatu wahana bagi siswa untuk mengimplementasikan hasil kegiatan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kesehatan jasmani, dan daya kreativitas
dan mengembangkan bakat siswa.
Selain O2SN yang menyalurkan
bakat siswa, pemerintah juga menyelenggarakan FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional). Penyelenggaraan FLS2N adalah upaya pemberian
ruang bagi kreativitas dan potensi siswa di bidang seni, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan memandang perlu untuk menyelenggarakan aktivitas kesenian untuk
mewadahi ekspresi dan kreativitas siswa. Melalui arena berkesenian itu
diharapkan dapat dibangkitkan potensi dan bakat siswa sebagai warga masyarakat
yang memperlihatkan prestasi karya, sekaligus kebanggaan bagi dunia pendidikan
khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Tujuan dari FLS2N adalah membina dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni dan sastra
juga menumbuhkan bakat siswa dalam sebuah wadah yang membanggakan.
B.
Mendidik Anak Berbakat
Pendidikan anak berbakat haruslah berbasis kemerdekaan atau kebebasan terhadap
anak untuk memilih dan mengembangkan bakatnya dengan ketersediaan fasilitas
yang diperlukan dan daya dukung lingkungan. Seseorang
dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi. Sedangkan
kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru
antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri
terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet
meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan karena ia telah mengikatkan diri pada tugas atas kehendaknya sendiri.
Dalam banyak hal sekolah di Indonesia masih belum mampu memfasilitasi
pendidikan anak berbakat karena tidak memiliki ruang khusus untuk mengembangkan
bakatnya. Anak berbakat yang orangtuanya secara finansial memadai, kemudian
menyalurkan dan mengasah talentanya ke sekolah-sekolah khusus atau
lembaga-lembaga yang mengasah talenta yang mereka miliki. Misalnya: kursus
gitar, menyanyi, menari, dan bakat lainnya. Sekolah
belum mampu menempatkan anak berbakat khusus dengan perlakuan khusus selain
mengikutkan mereka dalam lomba-lomba yang diadakan. Pendidikannya sendiri belum
sepenuhnya diadakan oleh sekolah. Tidak ada ruang atau kelas khusus yang
disediakn oleh sekolah untuk anak berbakat.
Ekstrakurikuler yang diadakan di setiap sekolah sedikit banyak
membantu menyalurkan bakat anak. Berbagai bakat anak dapat tersalurkan dengan
ekstrakurikuler yang diikuti. Misalnya di sekolah SMP Negeri 266 yang memiliki
siswa dengan kemampuan akademik rata-rata atau bukan yang termasuk unggulan,
memiliki ekstrakurikuler beragam. Ekstrakurikuler di SMP Negeri 266 antara
lain; futsal, bola basket, dayung, sepak takraw,pencak silat, tari kreasi,
vokal, karya ilmiah remaja, pramuka,paskibra, PMR, marawis, dan baca tulis
alquran. Semua kegiatan ini wajib diikuti siswa dengan memilih salah satu
kegiatan. Harapan dari kegiatan ini tumbuh kembangnya bakat yang dimiliki
siswa. Data prestasi yang berhasil yang dicapai siswa SMP Negeri 266 dari
beragam kegiatan ektrakurikule itu adalah prestasi bidang olahrga dayung. Siswa SMP Negeri 266 memiliki prestasi dalam
berbagai ajang lomba dayung yang diikuti. Hal ini dimungkinkan karena tempat
berlatih yang dekat dengan rumah siswa dan olahraga dayung tidak memerlukan
kemampuan akademik yang baik hanya dibutuhkan kekuatan otot dan strategi.
C. Bentuk Program Pendidikan Anak Berbakat Akademik
1. Program
Tutor Sebaya
Program ini
merupakan program untuk mewadahi siswa dengan bakat akademik mata pelajaran.
Tutor sebaya dilakukan dengan menjadikan siswa sebagai tutor untuk menjadi
teman bagi teman lainnya yang kurang dalam nilai akademik mata pelajaran.
Tahapan program tutor
sebaya:
a. Guru mata pelajaran memilih 2-3 orang siswa dengan nilai akademik
dan bakat yang lebih dibandingkan teman kelasnya untuk menjadi tutor sebaya.
Misalnya siswa yang memiliki prestasi akademik lebih baik dalam mata pelajaran
IPS.
b. Guru membagi siswa tutor dalam beberapa kelompok. Jika dalam satu
jenjang misalnya kelas 9 ada 8 kelas dans etiap kelas diambil 2-3 siswa maka
ada 16 – 24 siswa. Bagilah menjadi 5-6 kelompok.
c. Setiap kelompok tutor diberi pengayaan tentang mata pelajaran
tersebut oleh guru dengan waktu yang khusus. Berbagai metode dan strategi
digunakan guru untuk mengasah bakat siswa. Salah satunya melalui diskusi atau
bedah soal. Fokus layanan untuk tutor sebaya ini adalah pada
perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu
belajar di kelas.
d. Tutor sebaya akan menjadi teman dalam kegiatan belajar siswa di
waktu khusus. Misalnya membantu siswa yang kesulitan dalam belajar.
e. Selain memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan dan atau
mendapat pengayaan dengan pendalaman, tutor sebaya dapat dipersiapkan untuk lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu
(contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dan
sebagainya) guru hanya perlu mengarahkan saja.
2. Program
Kelas Motivasi
Program ini adalah progran
untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional. Program kelas motivasi
hanya diperuntukan untuk kelas 9. Berbeda dengan tutor sebaya yang melibatkan
semua siswa di setiap jenjang kelas, baik kelas 7, 8, dan 9, maka kelas
motivasi dipersiapkan setelah semester kedua di kelas 9. Waktu yang tersedia di
semester dua untuk persiapan ujian nasional selama 4 bulan.
Tahapan program kelas
motivasi
a. Wali kelas 9 memilih siswa berdasarkan rangking. Rangking yang
dipilih 1 – 3.
b. Siswa dengan rangking 1-3 ditempatkan di kelas khusus yang
dinamakan eklas motivasi.
c. Selama 4 bulan siswa di kelas motivasi mendapat bimbingan lebih
banyak untuk mata pelajaran yang diujiannasionalkan. Model ini biasanya biasa
disebut kelas inklusif atau kelas
yang memberikan layanan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan
istimewa Jumlah anak di kelas motivasi harus sangat terbatas sehingga perhatian
guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum
20 anak. Jadi kalau dalam sekolah memiliki 8 kelas di kelas 9 diambil rangking
1-3 maka kelas motivasi di sekolah
tersebut 24 siswa.
d. Merancang rencana pembelajaran yang khusus untuk kelas motivasi
sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat.Sistem evaluasi dan
pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
D. Bentuk Program Pendidikan Anak Berbakat Non-akademik
1. Program Latih-Tanding
Program layanan yang biasa diberikan pada anak
berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral,
kreativitas dan bidang khusus. Di SMP Negeri 266 program pendidikan anak
berbakat non-akademik selain dalam bentuk ekstrakurikuler yang diadakan, juga
program latih-tanding.
Siswa yang
memiliki bakat diikutsertakan dalam berbagai lomba yang diadakan. Baik yang
diadakan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Latih-tanding memungkinkan siswa
lebih berkembang talenta yang dimiliki. Semangat untuk berlatih akan
memunculkan semangat untuk bertanding.
2.
REM 15 (Relawan Membaca 15 menit)
Sebuah wadah untuk memaksimalkan gerakan literasi nasional yang
dilakukan oleh SMP Negeri 266 sebagai sekolah rujukan literasi di wilayah
Jakarta Utara 2. Relawan membaca 15 menit yang digagas oleh SMP Negeri 266
terdiri dari beberapa siswa yang memiliki bakat dalam baca-tulis.
Tahapan program REM 15
a.
Sekolah menyediakan
tempat-tempat yang ramah anak untuk membaca. Baik penempatan buku dan tempat
membaca yang ramah anak.
b.
Siswa yang memiliki bakat
dalam baca-tulis menjadi relawan membaca yang akan tampil untuk membaca pada
acara pembinaan setiap hari jumat.
c.
Siswa REM 15 secara
bergiliran membaca buku yang dibacakan dalam bentuk ulasan atau yang memiliki
bakat mendongeng atau bercerita dapat mengasah bakatnya dalam acara pembinaan
di sekolah.
d.
Siswa melatih bakat menulis
dan mengumpulkan hasil tulisan untuk dibukukan sebagai karya literasi siswa.
E.
Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian di atas penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Siswa berbakat memerlukan wadah khusus untuk melatih bakatnya,
karena siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa lain
yang tergolong pada siswa rata-rata.
2. Guru harus lebih proaktif dalam menjangkau talenta yang dimiliki
siswa. Guru untuk siswa berbakat harus
memenuhi persyaratan lain yang sesuai dengan tuntutan kreativitas siswa
berbakat.
3. Siswa berbakat pada umumnya harus memiliki program yang didukung
oleh sekolah dan seluruh ekosistem sekolah.
Daftar Pustaka
Kustawan Dedy. 2013. Bimbingan Dan Konseling Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta. PT Luxima Metro Media.
Semiawan, Conny. 1994. Perspektif
Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Anak
Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT. Bina aksara.
Munandar, Utami. 1982. Pemanduan
Anak Berbakat. Jakarta: CV Rajawali.
Sholeh, Moch., Ichrom.
1996. Identifikasi dan Pendidikan Dini Anak Berbakat. Jakarta: Ditjen
Dikti-PPTA.
Internet :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/rochmat-wahab-mpd-ma-dr-prof/mengenal-anak-berbakat-akademik-dan-mengidentifikasikannya.pdf
(diunduh hari Selasa, 9 Mei 2017)
http://www.kompasiana.com/zuni0008/kenali-anak-berbakat-disekitar-kita_552878c6f17e6183538b4595
(diunduh hari Selasa, 9 Mei 2017)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan