Tuesday, May 23, 2017


Memaksimalkan Pendidikan Anak Berbakat
Dengan Program TM dan REM 15
Penulis: Seni Asiati
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 266 Jakarta

A.  Keinginan Orangtua dan Upaya Pemerintah
Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah minimal nilai raport mendekati angka sempurna. Orangtua  ingin anaknya menjadi berpretasi dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi dan mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang besar. Masyarakat Indonesia  mempunyai keyakinan bahwa pintar dan juara kelas di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan. Anak yang memiliki prestasi akademik diyakini akan berhasil pula dalam hidupnya. Orangtua lupa akan perasaan dan keinginan anak. Rasa bangga orangtua yang memiliki anak berprestasi akademik membuat anak terbebani secara psikologis.
Namun demikian, ada juga orangtua yang cukup bangga dengan prestasi anak di luar akademik. Prestasi ini ditumbuhkan dari bakat yang dimiliki. Pemerintah menjembatani bakat siswa yang berprestasi diluar jalur akademik, melalui kegiatan lomba O2SN dan FLSN. O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) adalah suatu kegiatan yang bersifat kompetisi di bidang olahraga antara siswa dalam lingkup wilayah atau tingkat lomba tertentu. Wadah untuk menggali potensi diri di luar jalur akademik yang diadakan oleh pemerintah menjadi ajang pembuktian bahwa setiap anak pasti memiliki bakat khusus.
Pemerintah sebagai pengelola dan penyelenggara pendidikan telah berupaya keras dalam melaksanakan program-program peningkatan mutu pendidikan. Ujung tombak dari peningkatan mutu pendidikan adalah kegiatan proses pembelajaran di kelas. Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) merupakan kelanjutan dari kegiatan pertandingan yang sudah dikenal dan merupakan salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan oleh sekolah. Kegiatan ini merupakan suatu wahana bagi siswa untuk mengimplementasikan hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kesehatan jasmani, dan daya kreativitas dan mengembangkan bakat siswa.
Selain O2SN yang menyalurkan bakat siswa, pemerintah juga menyelenggarakan FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional). Penyelenggaraan FLS2N adalah upaya pemberian ruang bagi kreativitas dan potensi siswa di bidang seni, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memandang perlu untuk menyelenggarakan aktivitas kesenian untuk mewadahi ekspresi dan kreativitas siswa. Melalui arena berkesenian itu diharapkan dapat dibangkitkan potensi dan bakat siswa sebagai warga masyarakat yang memperlihatkan prestasi karya, sekaligus kebanggaan bagi dunia pendidikan khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Tujuan dari FLS2N adalah membina dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni dan sastra juga menumbuhkan bakat siswa dalam sebuah wadah yang membanggakan.
B.  Mendidik Anak Berbakat
Pendidikan anak berbakat haruslah  berbasis kemerdekaan atau kebebasan terhadap anak untuk memilih dan mengembangkan bakatnya dengan ketersediaan fasilitas yang diperlukan dan daya dukung lingkungan. Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi. Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan  karena  ia  telah  mengikatkan  diri  pada  tugas  atas  kehendaknya sendiri.
Dalam banyak hal sekolah di Indonesia masih belum mampu memfasilitasi pendidikan anak berbakat karena tidak memiliki ruang khusus untuk mengembangkan bakatnya. Anak berbakat yang orangtuanya secara finansial memadai, kemudian menyalurkan dan mengasah talentanya ke sekolah-sekolah khusus atau lembaga-lembaga yang mengasah talenta yang mereka miliki. Misalnya: kursus gitar, menyanyi, menari, dan bakat lainnya. Sekolah belum mampu menempatkan anak berbakat khusus dengan perlakuan khusus selain mengikutkan mereka dalam lomba-lomba yang diadakan. Pendidikannya sendiri belum sepenuhnya diadakan oleh sekolah. Tidak ada ruang atau kelas khusus yang disediakn oleh sekolah untuk anak berbakat.
Ekstrakurikuler yang diadakan di setiap sekolah sedikit banyak membantu menyalurkan bakat anak. Berbagai bakat anak dapat tersalurkan dengan ekstrakurikuler yang diikuti. Misalnya di sekolah SMP Negeri 266 yang memiliki siswa dengan kemampuan akademik rata-rata atau bukan yang termasuk unggulan, memiliki ekstrakurikuler beragam. Ekstrakurikuler di SMP Negeri 266 antara lain; futsal, bola basket, dayung, sepak takraw,pencak silat, tari kreasi, vokal, karya ilmiah remaja, pramuka,paskibra, PMR, marawis, dan baca tulis alquran. Semua kegiatan ini wajib diikuti siswa dengan memilih salah satu kegiatan. Harapan dari kegiatan ini tumbuh kembangnya bakat yang dimiliki siswa. Data prestasi yang berhasil yang dicapai siswa SMP Negeri 266 dari beragam kegiatan ektrakurikule itu adalah prestasi bidang olahrga dayung.  Siswa SMP Negeri 266 memiliki prestasi dalam berbagai ajang lomba dayung yang diikuti. Hal ini dimungkinkan karena tempat berlatih yang dekat dengan rumah siswa dan olahraga dayung tidak memerlukan kemampuan akademik yang baik hanya dibutuhkan kekuatan otot dan strategi.
C.  Bentuk Program Pendidikan Anak Berbakat Akademik
1.  Program Tutor Sebaya
Program ini merupakan program untuk mewadahi siswa dengan bakat akademik mata pelajaran. Tutor sebaya dilakukan dengan menjadikan siswa sebagai tutor untuk menjadi teman bagi teman lainnya yang kurang dalam nilai akademik mata pelajaran.
Tahapan program tutor sebaya:
a.    Guru mata pelajaran memilih 2-3 orang siswa dengan nilai akademik dan bakat yang lebih dibandingkan teman kelasnya untuk menjadi tutor sebaya. Misalnya siswa yang memiliki prestasi akademik lebih baik dalam mata pelajaran IPS.
b.    Guru membagi siswa tutor dalam beberapa kelompok. Jika dalam satu jenjang misalnya kelas 9 ada 8 kelas dans etiap kelas diambil 2-3 siswa maka ada 16 – 24 siswa. Bagilah menjadi 5-6 kelompok.
c.    Setiap kelompok tutor diberi pengayaan tentang mata pelajaran tersebut oleh guru dengan waktu yang khusus. Berbagai metode dan strategi digunakan guru untuk mengasah bakat siswa. Salah satunya melalui diskusi atau bedah soal. Fokus layanan untuk tutor sebaya ini adalah pada perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di kelas.
d.   Tutor sebaya akan menjadi teman dalam kegiatan belajar siswa di waktu khusus. Misalnya membantu siswa yang kesulitan dalam belajar. 
e.    Selain memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman, tutor sebaya dapat dipersiapkan untuk  lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dan sebagainya) guru hanya perlu mengarahkan saja.
2. Program Kelas Motivasi
Program ini adalah progran untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional. Program kelas motivasi hanya diperuntukan untuk kelas 9. Berbeda dengan tutor sebaya yang melibatkan semua siswa di setiap jenjang kelas, baik kelas 7, 8, dan 9, maka kelas motivasi dipersiapkan setelah semester kedua di kelas 9. Waktu yang tersedia di semester dua untuk persiapan ujian nasional selama 4 bulan.
Tahapan program kelas motivasi
a.    Wali kelas 9 memilih siswa berdasarkan rangking. Rangking yang dipilih 1 – 3.
b.    Siswa dengan rangking 1-3 ditempatkan di kelas khusus yang dinamakan eklas motivasi.
c.    Selama 4 bulan siswa di kelas motivasi mendapat bimbingan lebih banyak untuk mata pelajaran yang diujiannasionalkan. Model ini biasanya biasa disebut kelas inklusif atau kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa Jumlah anak di kelas motivasi harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Jadi kalau dalam sekolah memiliki 8 kelas di kelas 9 diambil rangking 1-3  maka kelas motivasi di sekolah tersebut 24 siswa.  
d.   Merancang rencana pembelajaran yang khusus untuk kelas motivasi sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat.Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

D.  Bentuk Program Pendidikan Anak Berbakat Non-akademik
1.    Program Latih-Tanding
Program  layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus. Di SMP Negeri 266 program pendidikan anak berbakat non-akademik selain dalam bentuk ekstrakurikuler yang diadakan, juga program latih-tanding.
Siswa yang memiliki bakat diikutsertakan dalam berbagai lomba yang diadakan. Baik yang diadakan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Latih-tanding memungkinkan siswa lebih berkembang talenta yang dimiliki. Semangat untuk berlatih akan memunculkan semangat untuk bertanding.
2.    REM 15 (Relawan Membaca 15 menit)
Sebuah wadah untuk memaksimalkan gerakan literasi nasional yang dilakukan oleh SMP Negeri 266 sebagai sekolah rujukan literasi di wilayah Jakarta Utara 2. Relawan membaca 15 menit yang digagas oleh SMP Negeri 266 terdiri dari beberapa siswa yang memiliki bakat dalam baca-tulis.
Tahapan program REM 15
a.       Sekolah menyediakan tempat-tempat yang ramah anak untuk membaca. Baik penempatan buku dan tempat membaca yang ramah anak.
b.      Siswa yang memiliki bakat dalam baca-tulis menjadi relawan membaca yang akan tampil untuk membaca pada acara pembinaan setiap hari jumat.
c.       Siswa REM 15 secara bergiliran membaca buku yang dibacakan dalam bentuk ulasan atau yang memiliki bakat mendongeng atau bercerita dapat mengasah bakatnya dalam acara pembinaan di sekolah.
d.      Siswa melatih bakat menulis dan mengumpulkan hasil tulisan untuk dibukukan sebagai karya literasi siswa.
E.  Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.    Siswa berbakat memerlukan wadah khusus untuk melatih bakatnya, karena siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa lain yang tergolong pada siswa rata-rata.
2.    Guru harus lebih proaktif dalam menjangkau talenta yang dimiliki siswa.  Guru untuk siswa berbakat harus memenuhi persyaratan lain yang sesuai dengan tuntutan kreativitas siswa berbakat.
3.    Siswa berbakat pada umumnya harus memiliki program yang didukung oleh sekolah dan seluruh ekosistem sekolah.




Daftar Pustaka
Kustawan Dedy. 2013. Bimbingan Dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta. PT Luxima Metro Media.
Semiawan, Conny. 1994. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT. Bina aksara.
Munandar, Utami. 1982. Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta: CV Rajawali.
Sholeh, Moch., Ichrom. 1996. Identifikasi dan Pendidikan Dini Anak Berbakat. Jakarta: Ditjen Dikti-PPTA.
Internet :



No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah memberikan komentar dan masukan

Back Home Pasien Covid

Good bye Wisma Atlet Hari ke-14 di Wisma Atlet "Menunggu Surat" Senin, 4 Januari 2021 Ini hari ke-14 di Wisma Atlet. Katanya kami ...